logo Kompas.id
InternasionalAnak Perempuan Terancam...
Iklan

Anak Perempuan Terancam ”Menghilang”

Kajian Perserikatan Bangsa-Bangsa masih menemukan hak-hak perempuan dan anak belum dihargai. Ancaman dan tekanan kepada perempuan dan anak tetap tinggi.

Oleh
Luki Aulia
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/aBbiHgirHHcAbEYVmiwPEywyPJM=/1024x1535/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_10959923_6_0.jpeg
Kompas

Demonstrasi membela Amina Filali yang bunuh diri karena dipaksa menikah dengan laki-laki yang sudah memperkosanya. Unjuk rasa digelar di depan gedung parlemen Rabat, Maroko, 17 Maret lalu. Amina Filali bunuh diri dengan meminum racun tikus setelah dipaksa menikah dengan laki-laki yang memperkosanya pada saat ia berusia 15 tahun.

NEW YORK, SELASA — Kondisi saat ini dan masa depan anak perempuan di seluruh dunia semakin mengkhawatirkan. Bahkan, dunia pada hari ini ”kehilangan” sedikitnya 140 juta perempuan hanya karena orang lebih menyukai atau lebih memilih memiliki anak laki-laki ketimbang anak perempuan. Tak hanya itu. Anak dan remaja perempuan juga banyak yang hidupnya terabaikan sehingga memiliki risiko kematian lebih tinggi.

Dana Penduduk PBB atau UN Population Fund, dahulu dikenal sebagai UNFPA, memaparkan temuan itu dalam laporan tahunan yang dipublikasikan, Selasa (30/6/2020). Laporan itu juga menemukan 1 dari 5 perkawinan yang berlangsung pada hari ini adalah perkawinan anak perempuan di bawah umur. Sekitar 4,1 juta anak perempuan berisiko disunat, praktik yang selama ini berulang kali dikecam oleh PBB.

Editor:
Bonifasius Josie Susilo H
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000