7,7 Miliar Dollar AS Terkumpul untuk Tangani Krisis di Suriah
PBB pada tahun lalu mampu mengumpulkan 7 miliar dollar AS untuk penanganan krisis di Suriah. Tahun ini dibutuhkan 3,8 miliar dollar AS untuk wilayah yang sama, di luar kebutuhan pengungsi Suriah di luar negara itu.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
BRUSSELS, SELASA — Perserikatan Bangsa-Bangsa bersama Uni Eropa pada Selasa (30/6/2020) menggalang dana bantuan kemanusiaan hingga 7,7 miliar dollar AS bagi penanganan krisis di Suriah. Sembilan tahun kondisi perang dan konflik bersenjata telah mengakibatkan negara itu dalam kondisi krisis kemanusiaan. Keterpurukan warga Suriah telah diperburuk oleh melonjaknya harga pangan dan krisis pandemi Covid-19.
Komitmen atas dana itu terkumpul dalam Konferensi Brussels IV untuk Mendukung Masa Depan Suriah dan Kawasan Sekitarnya yang dikoordinasikan UE. Target awal dari gelaran tersebut sejatinya 10 miliar dollar AS. Namun, sejumlah sumber mengungkapkan perolehan komitmen senilai 7,7 miliar dollar AS sudah optimal. Hal itu mengingat guncangan ekonomi akibat pandemi Covid-19 pada banyak pemerintah dan relatif minimnya raihan dana untuk Yaman pada awal Juni lalu.
”Kami menyadari bahwa keadaannya sangat tidak biasa. Ini adalah momen yang sulit di setiap negara untuk menemukan sumber daya yang diperlukan guna meringankan penderitaan rakyat Suriah,” kata Kepala Bantuan PBB Mark Lowcock. Konferensi yang digelar secara virtual itu diikuti sekitar 60 wakil pemerintah dan nonpemerintah. Komitmen datang dari negara-negara, termasuk Qatar yang menjanjikan 100 juta dollar AS. Selain itu, Jerman menawarkan 1,58 miliar euro (1,78 miliar dollar AS) dalam apa yang dikatakan Berlin sebagai sumbangan terbesar negara itu.
Tahun lalu, PBB mampu mengumpulkan 7 miliar dollar AS untuk penanganan krisis di Suriah. Lembaga itu mengatakan tahun ini membutuhkan setidaknya 3,8 miliar dollar AS untuk wilayah yang sama. Diperkirakan 11 juta orang membutuhkan bantuan dan perlindungan, dengan lebih dari 9,3 juta dari mereka kekurangan makanan. Dana itu di luar kebutuhan untuk membantu 6,6 juta warga Suriah yang telah melarikan diri dan memicu apa yang disebut sebagai krisis pengungsi terbesar di dunia. Dana yang diperlukan bagi mereka diperkirakan mencapai 6,04 miliar dollar AS.
Perang di Suriah telah menewaskan lebih dari 400.000 orang dan memicu eksodus pengungsi yang telah mengguncang negara-negara tetangga dan berdampak pada Eropa. Sekitar 11 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan dan sekitar 9 juta di antaranya tidak memiliki cukup makanan.
Perang di Suriah telah menewaskan lebih dari 400.000 orang dan memicu eksodus pengungsi yang telah mengguncang negara-negara tetangga dan berdampak pada Eropa. Sekitar 11 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan dan sekitar 9 juta di antaranya tidak memiliki cukup makanan. Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan penurunan ekonomi ditambah dengan pandemi Covid-19 telah menyebabkan harga pangan naik 200 persen dalam waktu kurang dari setahun.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, kehidupan warga Suriah telah ”dihancurkan” dan orang-orang telah ”kehilangan kehidupan normal mereka” sepanjang perang saudara. ”Konferensi ini menunjukkan bahwa kita tidak melupakan konflik yang sedang berlangsung,” kata Borrell sebagaimana dikutip media Middle East Eye. ”Kami tidak melupakan penderitaan rakyat Suriah dan kami memobilisasi dukungan internasional di belakang resolusi Dewan Keamanan PBB dan proses yang dipimpin PBB untuk menyelesaikan konflik Suriah.”
Menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins, hanya ada 269 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di Suriah sejauh ini. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan situasi sebenarnya mungkin jauh lebih buruk dan jumlah infeksi Covid-19 di Suriah cenderung meningkat. Kondisi itu menuntut kewaspadaan dan penanganan lebih cepat bagi para pihak.
Borrell menambahkan, masa depan rakyat Suriah masih disandera dan Eropa tidak bisa dan tidak akan berpaling. ”Seluruh generasi anak-anak Suriah hanya mengetahui perang dan itu belum berakhir,” katanya.
Uni Eropa mengatakan, membangun kembali kota-kota yang hancur akan membutuhkan miliaran dollar AS lebih banyak dan tidak dapat dimulai sampai kekuatan yang terlibat dalam transisi damai menjauh dari pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. ”Kita akhirnya membutuhkan solusi politik untuk mengakhiri konflik,” kata Menteri Pembangunan Jerman Gerd Muller.
Menjelang konferensi kunci itu, Oxfam dan kelompok-kelompok bantuan terkemuka lainnya menyerukan peningkatan akses dan pendanaan bagi jutaan warga Suriah yang berisiko mengalami kelaparan. Marta Lorenzo, Direktur Timur Tengah Oxfam, mengatakan komitmen atas dana-dana terkait Suriah itu sama sekali tidak cukup.
”Sangat mengejutkan bahwa komunitas internasional telah gagal mengenali urgensi dari situasi meskipun ada panggilan yang jelas dari masyarakat sipil Suriah,” katanya. Konferensi donor sebelumnya untuk Suriah pada 2019 telah mengumpulkan hampir 7 miliar dollar AS dalam bentuk komitmen. (AFP/REUTERS)