Kehadiran panda raksasa hadiah dari Pemerintah China kepada Taiwan menjadi salah satu tonggak positif relasi China-Taiwan.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·3 menit baca
Dalam ranah politik, boleh saja Taiwan dan Beijing berseteru. Sejarah kelam konflik internal di antara mereka dan pilihan ideologis yang berseberangan membuat kedua pihak tampaknya sulit menemukan titik temu.
Taiwan berkeras terpisah dari China. Sebaliknya, Beijing berkeras, Taiwan adalah bagian dari Satu China. Dan, hingga kini, kondisi itulah yang terus berkembang. Namun, ada sisi-sisi lain yang ”mempertemukan” keduanya. Titik temu itu ada pada panda, hewan eksotik khas China.
Kebun binatang Taipei, Senin (29/6/2020), mengumumkan, seekor panda raksasa bernama Yuan Yuan, yang merupakan hadiah dari Pemerintah China, telah melahirkan seekor anak berkelamin betina. Bayi panda itu adalah anak kedua Yuan Yuan. Baik untuk yang pertama maupun kedua, kehamilan Yuan Yuan merupakan hasil dari proses inseminasi buatan.
Bayi kedua Yuan Yuan itu lahir pada Minggu (28/6/2020) dengan berat 186 gram. Proses persalinan memakan waktu sekitar lima jam.
”Kami berharap sang induk dapat merawat anaknya. Tapi, Yuan Yuan mungkin sangat lelah sejak kelahiran, jadi setelah evaluasi kami memutuskan untuk memindahkan anaknya untuk diberi makan oleh pengasuh,” kata pihak kebun binatang Taipei dalam sebuah pernyataan.
Saat ini bayi kedua Yuan Yuan itu ada dalam kondisi stabil. Sebelumnya, pada 2013, Yuan Yuan melahirkan anak panda betina yang diberi nama Yuan Zai. Ia merupakan panda raksasa pertama yang lahir di Taiwan.
Yuan Yuan dan pasangannya, Tuan Tuan, telah menjadi daya tarik utama sejak tiba dari China pada 2008 sebagai simbol hubungan yang hangat antara China dan Taiwan. Beijing biasanya hanya meminjamkan panda yang mereka miliki dan keturunannya juga harus dikirim kembali ke China.
Namun, tidak demikian dengan Yuan Yuan dan keluarga kecilnya. Kehadiran dan keberadaan mereka di Taiwan tidak sebagaimana protokol tersebut biasa diterapkan. Oleh otoritas China, Taiwan diizinkan untuk menjaga Yuan Zai karena orangtuanya adalah hadiah, menurut pejabat Taipei.
Keputusan China untuk memberikan Tuan Tuan dan Yuan Yuan ke Taiwan adalah isyarat simbolis. Kala hadiah itu diberikan, Taiwan tengah berada di bawah kendali pemerintahan yang dimenangi oleh Partai Kuomintang yang dinilai ramah kepada Beijing.
Bahkan, karakter yang membentuk nama ”Tuanyuan”— nama untuk kedua panda raksasa yang dihadiahkan China kepada Taiwan—pun merupakan kombinasi karakter China yang berarti ’reuni’ atau ’persatuan’.
Di luar isu politik, kehadiran mereka memang memicu antusiasme penggemar panda di Taiwan, terutama setelah kelahiran Yuan Zai.
Kehadirannya menjadi sebuah berkah tersendiri karena di alam liar, terutama di Provinsi Sichuan, China, jumlah panda raksasa hanya ada kurang dari 1.600 ekor. Sebanyak 300 lainnya berada di dalam penangkaran yang tersebar di sejumlah negara di seluruh dunia.
Kembali pada relasi kedua negara, sejak berakhirnya perang saudara pada 1949, Taiwan dan China berada dalam pemerintahan yang terpisah. Beijing dengan kebijakan Satu China bertekad pada satu hari akan membawa kembali Taiwan menjadi bagian integral dari negara China.
Sebaliknya, sejak 2016, ketika Tsai Ing-wen menduduki pucuk kepemimpinan Taiwan, Taipei menegaskan mereka bukan bagian dari Satu China. (AFP)