Bursa Efek Pakistan Diserang, Tujuh Orang Meninggal
Pusat aktivitas bisnis dan keuangan kerap menjadi target serangan terorisme. Kali ini, Bursa Efek Pakistan yang menjadi sasaran aksi teror kelompok separatis.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
KARACHI, SENIN — Empat pria bersenjata menyerang Bursa Efek Pakistan di Karachi menewaskan dua petugas keamanan dan seorang polisi serta melukai tujuh orang lainnya, Senin (29/6/2020). Polisi setempat menyebutkan empat penyerang juga tewas.
Dalam sebuah unggahan di Twitter, kelompok separatis dari Provinsi Balochistan, Tentara Pembebasan Baloch (BLA), mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, keaslian klaim ini belum bisa diverifikasi dan juru bicara BLA tidak bersedia memberikan tanggapan.
Kepala Kepolisian Karachi Ghulam Nabi Memon mengatakan, para penyerang turun dari mobil Corolla perak di luar gedung bursa dan melemparkan granat ke arah pos petugas keamanan sebelum kemudian melepaskan tembakan. Bursa Efek Pakistan Diserang, Tujuh MeninggalEmpat penyerang telah terbunuh,” katanya.
Juru bicara kepolisian, Shazia Jehan, menambahkan, tim gegana juga dikerahkan ke lokasi serangan untuk memeriksa kemungkinan adanya bom yang dipasang di gedung bursa oleh para pelaku.
Sementara itu, dalam jumpa pers, Direktur Bursa Efek Pakistan Abid Ali menyampaikan bahwa para penyerang tewas terbunuh oleh petugas keamanan. ”Ada empat penyerang yang datang dari tempat parkir. Mereka melemparkan granat dan mulai menembak membabi buta,” katanya seperti ditulis CNN.
”Para penyerang memakai seragam mirip polisi. Keempatnya telah terbunuh dan situasi saat ini terkendali.”
Seorang pejabat antiteror Pakistan menyebutkan, penyerang membawa amunisi dan granat dalam jumlah yang signifikan dalam tas punggungnya.
Akun Bursa Efek Pakistan menulis di Twitter,”situasi masih berlangsung dan manajemen, dengan bantuan dari petugas keamanan, sedang mengendalikan situasi”.
”Kami akan memberikan pernyataan lebih rinci jika situasi sudah terkendali dan informasi detail sudah diketahui,” tulis akun itu juga.
Pengelola bursa efek meminta para pegawai di dalam gedung untuk tetap diam di lantai yang lebih tinggi dan ”petugas keamanan akan menyisir gedung itu serta mengizinkan setiap orang meninggalkan gedung dengan tertib”.
Sementara itu, akun Twitter yang dipakai untuk mengklaim serangan dibuat beberapa saat sebelum serangan dilancarkan. Serangan itu digambarkan sebagai ”pengorbanan” yang dilakukan oleh brigade Majeed. Akun ini ditangguhkan beberapa saat setelah serangan.
Kelompok separatis BLA telah berperang bertahun-tahun di Provinsi Balochistan yang kaya sumber daya demi memisahkan diri dari Pakistan. Mereka menyebut kekayaan mineral dan gas yang ada di sana dieksploitasi secara tidak adil oleh provinsi yang lebih kaya dan berkuasa.
Bursa Efek Pakistan di Karachi terletak di kawasan bisnis kota itu di mana kantor-kantor bank dan layanan keuangan berada. Biasanya, kawasan tersebut dijaga oleh banyak petugas keamanan.
Dulu Karanchi merupakan salah satu lokasi yang rawan kriminalis serta kekerasan politis dan etnik. Sejumlah kelompok bersenjata yang terikat dengan politisi sering kali menembak mati lawan politik dan melancarkan serangan terhadap pemukiman.
Namun, situasi itu dalam beberapa tahun terakhir lebih stabil setelah operasi keamanan yang menyasar kelompok bersenjata yang terkait dengan positisi dan kelompok milisi.
Operasi itu dilakukan bersama dengan serangkaian serangan besar-besaran yang menargetkan gerilyawan di dalam negeri dan kelompok milisi yang terkait dengan Taliban dan Al Qaeda. Kelompok-kelompok ini sering kali bermarkas di wilayah perbatasan dengan Afghanistan.
Meski begitu, kelompok milisi masih memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan secara berkala di banyak wilayah Pakistan.
Insiden Senin di gedung bursa saham tersebut terjadi lebih dari seminggu setelah pelemparan granat ke arah antrean orang di kantor pemerintah yang menewaskan satu orang dan melukai delapan lainnya.
Tahun 2018, milisi separatis melancarkan serangan di siang hari terhadap Konsulat China di Karachi dan menewaskan empat orang. (AFP/REUTERS)