Penularan Kasus Baru Terus Bertambah, China Tutup Seluruh Kota Anxin
Hanya satu orang dari setiap keluarga yang diizinkan keluar rumah, sekali dalam sehari, untuk membeli makanan dan obat-obatan. Anxin adalah kota kedua di China setelah Wuhan yang menjalani karantina total wilayah.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
BEIJING, SENIN — Pemerintah China menerapkan karantina dengan menutup wilayah kota Anxin, Provinsi Hebei, mulai Minggu (28/6/2020). Otoritas kesehatan China memperingatkan bahwa penularan Covid-19 di ibu kota Beijing dan sekitarnya masih parah dan rumit.
Keputusan ini dikeluarkan menyusul munculnya 14 kasus baru dalam 24 jam terakhir di Beijing. Dengan tambahan kasus itu, jumlah kasus baru Covid-19 di China melonjak menjadi 311 kasus terhitung sejak pertengahan bulan ini. Lonjakan kasus itu juga memicu otoritas China untuk menggelar tes dengan pengambilan sampel usap (swab) pada jutaan penduduk, khususnya di kota-kota di sekeliling Beijing.
Pejabat kota Beijing, Xu Hejian, kepada wartawan, Minggu, mengatakan bahwa situasi epidemi di ibu kota sangat parah dan rumit. Dia menyatakan, otoritas kesehatan terus melacak penyebaran penyakit ini di Beijing dan sekitarnya.
Menurut otoritas kesehatan setempat, kota Anxin yang terletak sekitar 150 kilometer barat daya Beijing itu sepenuhnya ditutup dan dikendalikan. Kebijakan seperti ini juga pernah diterapkan di Wuhan, Provinsi Hubei, tempat virus SARS-CoV-2 pertama kali ditemukan.
Kebijakan penutupan wilayah itu membuat pemerintah hanya mengizinkan satu orang dari setiap keluarga yang bisa keluar untuk membeli makanan dan obat-obatan. Otoritas kesehatan di kota Anxin menyatakan, mereka hanya diizinkan untuk keluar dari tempat tinggal sekali dalam satu hari.
Kota Anxin adalah salah satu kota di Hebei, provinsi yang wilayahnya mengelilingi ibu kota ”Negara Tirai Bambu”. Selain Hebei, sisi tenggara kota Beijing berbatasan dengan Provinsi Tianjin. Sejauh ini, otoritas masih terfokus pada penutupan wilayah Anxin dan belum ada keputusan untuk melakukan hal serupa di kota-kota lain yang mengelilingi Beijing.
Kasus di Pasar Xinfandi
Penutupan wilayah di Anxin tidak terlepas dari penemuan sejumlah kasus di Pasar Xinfandi, Beijing. Surat kabar yang terafiliasi dengan pemerintah dan Partai Komunis China, Global Times, menyebutkan bahwa 12 dari 14 kasus Covid-19 yang muncul dalam 24 jam terakhir berasal dari Anxin. Sebanyak 11 kasus terkait dengan Pasar Xinfandi.
Pasar daging dan sayuran segar di selatan kota Beijing itu menjadi kluster baru Covid-19 setelah ditemukan warga dan pedagang yang berinteraksi di sana terdeteksi positif Covid-19 pada pertengahan Juni lalu. Pasar Xinfandi memasok sekitar 80 persen kebutuhan daging dan sayuran segar bagi penduduk Beijing. Warga Anxin memasok ikan air tawar ke pasar tersebut.
Zhang Qiang, pejabat pemerintahan kota Beijing, mengatakan, mereka telah mengumpulkan sampel 8,3 juta penduduk Beijing setelah penemuan kluster baru. Sebanyak 7,7 juta sampel telah diuji.
Menurut Zhang, mereka telah mengerahkan semua laboratorium untuk melakukan pengambilan sampel warga Beijing, khususnya yang diduga memiliki keterkaitan dengan kegiatan di pasar. Pemerintah juga telah mengaktifkan fasilitas laboratorium sementara di beberapa lokasi pusat olahraga di Beijing untuk mempercepat pengujian sampel. Zhang menyatakan, kapasitas pengujian sampel di Beijing kini mencapai hampir 500.000 per hari.
Pengujian sekarang telah diperluas untuk mencakup semua karyawan salon kecantikan di Beijing. Otoritas kota Beijing juga meminta warga tidak pergi ke luar kota serta menutup kompleks perumahan sebagai langkah untuk menghadang penyebaran virus.
Kondisi Beijing pada akhir pekan lalu berbeda dengan kondisi yang pernah disampaikan WU Zunyou, Kepala Ahli Epidemologi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China. Sebelumnya, Zunyou menyebut bahwa wabah baru, gelombang kedua, bisa dikendalikan oleh Pemerintah China. Mereka juga mencabut sebagian aturan pembatasan sosial yang sempat diberlakukan sepekan sebelumnya pada Jumat (26/6/2020) lalu. (AFP/REUTERS)