Penyebaran Covid-19 di dunia belum terbendung. Dengan masih tingginya kasus baru di banyak negara, penyebaran justru berjalan kian cepat.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
GENEVA, KAMIS — Sejalan dengan masih tingginya kasus baru Covid-19, penyakit ini tetap menyebar dengan cepat. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan pekan depan jumlah kasus Covid-19 akan menembus angka 10 juta di seluruh dunia.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada jumpa pers harian di Geneva, Swiss, Rabu (24/6/2020) malam.
Tedros mengatakan, pada bulan pertama wabah Covid-19 merebak terdapat kurang dari 10.000 kasus di seluruh dunia. Bulan Mei 2020, hampir 4 juta kasus dilaporkan. Kini, kasus Covid-19 sudah mencapai lebih dari 9,1 juta dengan kasus meninggal lebih dari 470.000 kasus.
Jika melihat data kasus lebih saksama, diperoleh data bahwa dari nol sampai satu juta kasus memerlukan waktu sekitar 100 hari. Penambahan 1 juta jadi 2 juta kasus hanya butuh waktu 12 hari. Kenaikan 5 juta jadi 6 juta kasus perlu waktu 10 hari. Penambahan 8 juta jadi 9 juta kasus hanya butuh waktu enam hari.
Penambahan kasus dan waktu yang dibutuhkannya
Penambahan Kasus
Waktu yang Dibutuhkan
0-1 juta kasus
100 hari
1 juta-2 juta kasus
12 hari
2 juta-3 juta kasus
13 hari
3 juta-4 juta kasus
12 hari
4 juta-5 juta kasus
11 hari
5 juta-6 juta kasus
10 hari
6 juta-7 juta kasus
8 hari
7 juta-8 juta kasus
8 hari
8 juta-9 juta kasus
6 hari
Sumber: Center for Health Security, Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health
Kasus Covid-19 di seluruh dunia akan terus bertambah mengingat pada 23 Juni 2020 saja WHO melaporkan ada 133.326 kasus baru muncul dan kasus meninggal baru 3.847 kasus. Mayoritas kasus baru itu berasal dari Amerika (67.425 kasus) dan Asia Tenggara (19.924 kasus).
Fakta itu, ujar Tedros, menjadi pengingat bahwa di samping upaya untuk mengembangkan vaksin dan terapi, kita harus mengerahkan semua sumber daya dan kemampuan untuk menekan penyebaran dan menyelamatkan banyak manusia.
Salah satu cara efektif untuk mencegah kematian akibat Covid-19 adalah menyediakan oksigen bagi pasien yang membutuhkan. Beberapa publikasi ilmiah menunjukkan efektivitas oksigen bagi pasien Covid-19 yang parah dan kritis. Hal ini sudah menjadi salah satu fokus WHO sejak wabah ini merebak.
Pasien Covid-19 yang parah tidak bisa mendapatkan pasokan oksigen yang cukup untuk tubuhnya dengan bernapas normal. Mereka membutuhkan oksigen murni konsentrasi tinggi bagi paru-parunya.
WHO memperkirakan untuk setiap 1 juta kasus baru Covid-19 diperlukan 620.000 meter kubik oksigen atau setara dengan 88.000 tabung besar. Namun, sekarang banyak negara kesulitan memenuhi kebutuhan oksigen medisnya. Sekitar 80 persen suplai oksigen medis hanya dikuasai oleh beberapa perusahaan saja. Permintaan pun sudah melebihi pasokan.
WHO bekerja sama dengan sejumlah mitra kemudian mengusahakan pembelian 14.000 oksigen konsentrator yang akan didistribusikan kepada 120 negara minggu depan.
Brasil
Di Amerika, Brasil masih menjadi salah satu negara yang melaporkan kasus baru harian Covid-19 yang tinggi. Pada Kamis (24/6/2020), Brasil melaporkan 42.725 kasus baru dan kasus meninggal baru 1.185 kasus dalam 24 jam terakhir. Kementerian Kesehatan Brasil mengatakan bahwa lonjakan kasus harian ini terjadi akibat adanya pelaporan yang terlambat dari beberapa negara bagian.
Namun, para ahli kesehatan menyampaikan bahwa tingginya kasus baru tersebut tidak bisa dilepaskan dari pelonggaran pembatasan yang dilakukan terlalu awal. Jumlah kasus positif yang sesungguhnya diperkirakan lebih banyak karena tes yang dilakukan masih kurang.
”Kita (seperti) mengirim warga ke rumah jagal,” kata Domingos Alves, Profesor Kedokteran dari University of Sao Paulo sekaligus anggota Komite Pengawasan Ilmiah Covid-19 Brasil.
Direktur Penyakit Menular Pan American Health Organization (PAHO) Marcos Espinal merekomendasikan Brasil untuk melakukan tes yang lebih banyak lagi untuk mendapatkan gambaran utuh penyebaran Covid-19 di negara itu.
Pada saat yang sama, di Amerika Serikat, pemerintahan Trump justru berencana mengurangi anggaran untuk tes Covid-19 di 13 lokasi tes berbasis komunitas, akhir Juni ini.
Berdasarkan laporan CNBC, kebijakan itu akan berdampak pada lokasi tes di Texas yang melaporkan 3.500 lebih kasus baru Kamis ini, kemudian Illnois, New Jersey, Colorado, dan Pennsylvania.
”Kami tidak menarik dukungan federal untuk tes Covid-19. Kami menyediakan dukungan dengan cara lain,” kata Brett Giroir dari gugus tugas tes Covid-19 pemerintah federal.(AFP)