Seorang Anggota Pasukan Perdamaian Indonesia di Kongo Gugur
Duka menyelimuti pasukan perdamaian yang tergabung dalam misi MONUSCO di Kongo. Seorang anggota pasukan perdamaian asal Indonesia gugur setelah diserang oleh kelompok milisi bersenjata.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
Β·2 menit baca
PHOTO BY ALEXIS HUGUET / AFP
Sejumlah perempuan kembali ke kota Mweso di Masisi, di utara Provinsi Kivu, Kongo, sambil membawa hasil panen. Mereka berjalan di sebelah konvoi misi penjaga perdamaian di Kongo, MONUSCO, 10 April 2019.
JAKARTA, KOMPAS - Misi pasukan perdamaian Indonesia yang tergabung dalam Satgas TNI Konga XX-Q/MONUSCO atau United Nations Organization Stabilization Mission in Democratic Republic Congo dirundung duka. Melalui akun Twitter-nya, Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, Selasa (23/6/2020), mengabarkan, seorang anggota Satgas TNI itu, yaitu Serma Rama Wahyudi, gugur dalam tugas. Lebih lanjut Retno menulis, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengecam keras serangan kepada MONUSCO dan meminta otoritas Kongo melakukan investigasi dan menyeret pelakunya ke pengadilan.
Melalui layanan sosial media, Whatsapp, Retno membagikan kronologi serangan atas pasukan perjaga perdamaian itu. Serangan terjadi pada Senin (22/6/2020) setelah mereka mengisi ulang air dan perbaikan jembatan di Kamp Halulu. Saat itu anggota Kompi Zeni TNI yang tergabung dalam Konga XX-Q/MONUSCO dikawal oleh anggota pasukan perdamaian dari Malawi.
Saat kembali, di tengah perjalanan, tepatnya di kilometer 15 setelah jembatan Simuliki, yang terletak antara kota Beni dan Kasindi, mereka diserang oleh kelompok milisi Allied Democratic Forces. Serangan itu terjadi pada pukul 17.30.
Dalam serangan itu, dua anggota Kompi Zeni TNI, yaitu Serma Rama Wahyudi dan Pratu M Syafii Makbul, terkena tembakan dan segera dibawa ke klinik di Level I Malbatt, Boikene. Namun, sekitar pukul 19.30, Serma Rama Wahyudi dinyatakan gugur akibat luka tembak.
Rekannya, Pratu M Syafii Makbul, masih mendapat perawatan dan pada Selasa (23/6/2020) kondisinya membaik dan dapat berkomunikasi dengan baik. Para dokter kemudian merujuknya ke Rumah Sakit di Goma.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Personel Satgas Rapidly Deployable Battalion (RDB) Kontingen Garuda XXXIX-A/Monusco Kongo dan Marine Task Force (MTF) XXVII-K Unifil Lebanon, Jumat (31/8/2018), mengikuti upacara pemberangkatan di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI Mayor Jenderal Victor Hasudungan Simatupang mengonfirmasi tewasnya Serma Rama Wahyudi. Selain menyatakan duka, Kementerian Luar Negeri juga menyatakan penghargaan setinggi-tingginya kepada Serma Rama Wahyudi.
Rencana repatriasi jenasah Serma Rama Wahyudi tengah dikoordinasikan dengan KBRI Nairobi dengan tetap mempertimbangkan kebijakan pembatasan wilayah di Kongo dan Uganda. Sebagai catatan, saat ini terdapat 1.044 personel penjaga perdamaian asal Indonesia yang tergabung dalam misi MONUSCO. Mereka terdiri dari 1.024 tentara, 8 ahli, 7 polisi, dan 5 anggota staf. Sebanyak 50 orang di antaranya perempuan personel penjaga perdamaian. Tugas yang mereka emban antara lain pembangunan jalan dan patroli jarak jauh. (*/EDN)