Ingin Jadi Agen Rahasia? CIA Sedang Buka Lowongan Mata-mata...
CIA bersaing dengan perusahaan-perusahaan teknologi dalam mencari orang-orang berbakat khusus. Mereka dibutuhkan CIA untuk pengembangan perangkat mata-mata pada era digital.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
Seharusnya, kegiatan intelijen sepenuhnya aktivitas rahasia. Walakin, hal itu tidak lagi berlaku pada proses pencarian calon karyawan Badan Pusat Intelijen Amerika Serikat (CIA).
Mulai Senin (22/6/2020), pemirsa layanan televisi berbayar asal AS bisa menyaksikan iklan pencarian calon karyawan CIA itu. ”Mulailah karier di CIA dan lakukan lebih banyak untuk negara melebihi yang mampu Anda bayangkan,” demikian kata salah satu sosok dalam iklan itu.
Ada versi 1,5 menit dan versi 1 menit serta 15 detik dari iklan itu. Semua ditayangkan di berbagai siaran melalui saluran internet. Hingga 70 persen warga AS kini mengakses model siaran itu. ”Warga AS semakin banyak mengakses layanan siaran melalui saluran internet dan kami ingin menjadi bagian dari yang mereka pirsa,” kata juru bicara CIA, Nicole de Haay.
Ia menyebut, iklan itu dibuat sebelum AS mulai menerapkan perintah jaga jarak. Karena itu, dalam iklan terlihat anak muda memenuhi ruangan kelas. Iklan tersebut terutama menyasar pemirsa berusia 18-35 tahun.
Sebenarnya, bukan kali ini saja CIA membuat pengumuman lowongan kerja secara terbuka. Selama bertahun-tahun, sudah ada siniar iklan radio dan iklan video di internet. Di media sosial pun ada iklan lowongan kerja CIA. Para pekerja industri perfilman AS sejak lama terlibat dalam pembuatan video iklan lowongan kerja CIA.
Selain itu, CIA rutin merekrut karyawan dari kampus sejak lembaga itu berdiri pada 1947. Para pejabat CIA secara rutin berceramah di berbagai perguruan tinggi untuk mengajak para mahasiswa menjadi pekerja di lembaga intelijen luar negeri AS. Direktur CIA Gina Haspel pun pernah menyampaikan kuliah umum yang bertujuan menarik calon karyawan. ”Untuk mendapat calon terbaik, kami tidak bisa mengandalkan cara perekrutan tradisional,” kata De Haay.
CIA rutin merekrut karyawan dari kampus sejak lembaga itu berdiri pada 1947.
Metode lain adalah perekrutan langsung dengan mendekati calon-calon potensial. Dengan berbagai metode lama, CIA sebenarnya tidak pernah kekurangan lamaran. Bahkan, dalam ceramah di Universitas Auburn pada 2019, Haspel menyebut 2019 sebagai tahun terbaik untuk urusan perekrutan calon karyawan. Sebab, CIA menerima banyak lamaran.
”Lamaran selalu banyak. Walakin, ada keahlian khusus yang dicari dan sulit mendapat orang dengan keterampilan itu,” kata Nicholas Dujmovic, mantan pegawai CIA yang kini menjadi dosen di Washington, kepada The New York Times.
Mantan karyawan CIA, Lisa Maddox, menyebut bahwa iklan itu mungkin bisa menarik para pekerja aras menengah. Selama ini, lembaga itu kesulitan mencari pekerja dari kelompok tersebut.
CIA terutama bersaing dengan perusahaan-perusahaan teknologi dalam mencari orang-orang berbakat khusus. Mereka dibutuhkan CIA untuk pengembangan perangkat mata-mata era digital. Sementara perusahaan teknologi membutuhkan mereka untuk mengembangkan perangkat mata-mata sekaligus penangkal perangkat itu.
Kampanye keragaman
Iklan yang mulai disiarkan pada Senin malam waktu Washington itu juga sesuai dengan semangat keragaman yang kini menjadi perhatian penting di AS. Sejak kematian George Floyd, AS diguncang unjuk rasa antidiskriminasi rasial. Rangkaian ulasan terkait insiden itu mengungkap lembaga-lembaga AS kurang menerapkan keragaman. Sebab, mayoritas pejabatnya adalah warga kulit putih.
Dalam iklan itu terlihat karyawan kulit putih dan kulit berwarna lain. Bahkan, diperlihatkan juga sosok pejabat kulit hitam. Dalam laporan 2015, diungkap bahwa CIA semakin tidak beragam dalam 20 tahun terakhir. Sebab, pejabat kulit berwarna semakin berkurang di lembaga itu. Laporan tersebut memicu Direktur CIA John O Brennan meningkatkan perekrutan karyawan dari perguruan tinggi yang mahasiswanya mayoritas dari kelompok kulit hitam.
”Sebagai pegawai (keturunan) Afrika-Amerika, saya bisa mengatakan tahun-tahun kami banyak menjangkau aneka komunitas. Walakin, untuk membuat saluran, akan butuh waktu. Tidak bisa melihat hasilnya dalam waktu dekat,” kata Preston Golson, mantan pegawai CIA, kepada The New York Times. Ia salah seorang karyawan yang direkrut dengan cara tradisional: didekati kala masih kuliah dan ditawari magang pada 2001.
Sejumlah agen dinas rahasia terkemuka mitra CIA, termasuk dinas rahasia Inggris, yakni M15 dan M16, dalam sejarahnya merekrut anggotanya melalui koneksi sosial meski belakangan ini mereka juga memanfaatkan saluran daring guna melakukan perekrutan anggota. Iklan terbaru CIA bisa memicu pertanyaan: apakah karyawan yang direkrut dengan cara itu akan mudah mengatakan, ”Saya intel”, seperti terjadi di beberapa negara Asia?”