Biden Ungguli Trump dalam Penggalangan Dana Kampanye Bulan Mei
Selain unggul dalam penggalangan dana kampanye, Biden juga mulai unggul atas Trump dalam beberapa jajak pendapat, terutama karena Trump bermasalah dalam penanganan pandemi Covid-19 dan dibelit masalah kerusuhan rasial.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan tim kampanye nasional Partai Republik, Komite Nasional Republik, menggalang dana sebesar 74 juta dollar AS pada bulan Mei lalu. Jumlah ini naik sekitar 12,3 juta dollar AS dari jumlah yang dikumpulkan pada penggalangan dana bulan April, yaitu 61,7 juta dollar AS.
Namun, jumlah dana yang dikumpulkan Trump itu lebih sedikit dibandingkan dana yang dikumpulkan oleh penantangnya dari Partai Demokrat, Joe Biden. Tim kampanye Biden mengumpulkan dana 80,8 juta dollar AS pada bulan Mei lalu.
Tidak hanya itu, Biden juga mulai unggul atas Trump dalam beberapa jajak pendapat, terutama karena Trump bermasalah dalam penanganan pandemi Covid-19 di negara tersebut. Pemerintahan Trump juga dibelit masalah kerusuhan rasial yang dipicu tewasnya George Floyd, warga Minnesota berkulit hitam oleh polisi kulit putih.
Namun, secara keseluruhan, dana kampanye yang telah dikumpulkan Trump masih lebih unggul atas Biden. Dalam kampanyenya agar terpilih kembali sebagai orang nomor satu di AS sejak sejak 2017, Trump telah memiliki dana tunai sekitar 108 juta dollar AS di tangannya. Sementara Biden, yang baru meluncurkan kampanye pada April, baru mengumpulkan dana 82,4 juta dollar AS.
Untuk memoles citranya yang buruk karena penanganan pandemi Covid-19 yang amburadul, tim kampanye Trump harus bekerja lebih keras dan mengeluarkan dana yang lebih banyak dibandingkan tim kampanye Biden. Pada bulan Mei, tim kampanye Trump mengeluarkan dana kampanye hingga 24,5 juta dollar AS. Setengah dari pengeluaran itu digunakan untuk iklan politik.
Sementara Biden hanya menghabiskan 11,7 juta dollar AS pada bulan Mei. Pada bulan ini, tim kampanye Biden mulai bergerak lagi dan mengucurkan dana sekitar 15 juta dollar AS untuk iklan politik pada platform digital dan televisi di negara bagian yang dinilai menjadi sumber kemenangan Trump, seperti Pennsylvania, Michigan, Wisconsin, Arizona, Florida, dan Carolina Utara. Dukungan di wilayah-wilayah itu merupakan salah satu penentu kemenangan Trump pada pemilu tahun 2016.
Mengerem pengetesan Covid-19
Dalam kampanyenya di Tulsa, Sabtu (20/6/2020), Trump menyatakan agar petugas kesehatan mengerem jumlah tes Covid-19 di AS. Dia menilai, pelaksanaan tes Covid-19 di negaranya seperti pedang bermata dua.
”Ini adalah bagian terburuk: ketika Anda melakukan pengujian, Anda akan menemukan lebih banyak warga (yang positif terpapar Covid-19). Jadi, saya menyampaikan kepada mereka (para pejabat kesehatan) untuk memperlambat pengujian,” kata Trump. Nada bicara Trump tidak jelas, apakah dia sedang bercanda atau benar-benar serius dengan pernyataan tersebut.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa pernyataan Trump itu hanyalah guyonan. Amerika Serikat, kata pejabat tersebut, menjadi salah satu negara yang paling baik dan tanggap dalam masalah pengujian Covid-19.
Berdasarkan data Worldometers.info, AS menempati urutan pertama jumlah kasus Covid-19 dengan 2,3 juta kasus dan juga peringkat pertama jumlah kematian, yaitu sebanyak 122.021 jiwa. Pada Sabtu lalu, otoritas kesehatan AS mengumumkan 1.515 kasus positif baru dan 41 warga yang meninggal akibat penyakit tersebut.
Pernyataan Trump yang meminta otoritas kesehatan mengerem laju pengetesan mendapat kecaman dari tim kampanye Biden. Tim kampanye Biden menilai, pernyataan agar memperlambat tes Covid-19 itu sebagai sebuah hal yang mengerikan dan sebagai upaya yang mencolok dari pemerintahan Trump untuk membuat angka-angka kasus Covid-19 agar terlihat ”lebih baik”.