Setelah pasar, kini pabrik menjadi tempat munculnya kasus Covid-19 baru di beberapa negara. Ini menjadi tantangan bagi negara yang ingin membuka kembali aktivitas ekonominya.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
BEIJING, SENIN — Perdagangan antarnegara kini berada dalam ancaman menyusul munculnya kluster baru Covid-19 di pabrik produk makanan di Jerman, Amerika Serikat, dan China, Senin (22/6/2020).
Badan Kepabeanan China mengatakan, China menghentikan sementara impor produk unggas dari Tyson Foods di Springdale, Arizona, Amerika Serikat, menyusul munculnya kasus baru Covid-19 di salah satu fasilitas produksi perusahaan itu di AS. Produk-produk Tyson Foods yang sudah sampai di China pun akan disita.
Juru bicara Tyson, Gary Mickelson, mengatakan, perusahaannya sedang menyelidiki masalah ini. Tyson juga bekerja sama dengan otoritas AS untuk memastikan produksinya telah mematuhi persyaratan keamanan.
”Penting diingat bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS, Badan Pertanian AS (USDA), dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) sepakat bahwa tidak ada bukti yang menguatkan Covid-19 menular melalui makanan,” kata Gary melalui surat elektroniknya.
Antisipasi
Perusahaan produk makanan dan minuman asal AS, PepsiCo, juga diperintahkan untuk menutup salah satu pabrik camilannya di Beijing setelah beberapa karyawan di sana positif Covid-19. Juru bicara PepsiCo China, Fan Zhimin, mengatakan, 87 kontak dari kasus positif telah dilacak dan dikarantina.
China juga menunda impor produk babi dari perusahaan Jerman, Toennies, pekan lalu menyusul banyak karyawan perusahaan itu yang diketahui positif Covid-19.
Deutsche Welle melaporkan, berdasarkan data Robert Koch Institute (RKI), angka reproduksi Covid-19 rata-rata dalam empat hari terakhir melonjak dari 1,79 menjadi 2,88. Angka reproduksi menunjukkan perkiraan berapa banyak orang yang tertular dari satu orang positif Covid-19. Para ahli menyebut diperlukan angka reproduksi di bawah satu agar pandemi terkendali.
RKI menekankan, naiknya angka reproduksi mayoritas disebabkan oleh penularan lokal di Negara Bagian North Rhine-Westphalia di mana terdapat lebih dari 1.300 pekerja di pabrik pemrosesan daging yang positif Covid-19.
Merespons munculnya kluster penularan baru di pabrik produk makanan di beberapa tempat itu membuat China mengumumkan kampanye nasional untuk memeriksa semua produk makanan yang berasal dari negara-negara berisiko tinggi.
Gao Xiaojun dari Komisi Kesehatan Kota Beijing menuturkan, pihaknya kini menargetkan karyawan restoran, supermarket, pasar, dan karyawan layanan pesan antar makanan untuk dites Covid-19. Dalam sehari, otoritas kesehatan bisa melakukan hingga 1 juta tes Covid-19.
Puluhan kawasan permukiman di Beijing juga diisolasi kembali dan sekolah ditutup untuk menekan penyebaran virus korona. Selain memiliki alasan penting, warga dilarang bepergian keluar rumah.
Minggu (21/6/2020), Beijing melaporkan 22 kasus baru dari kluster Pasar Xinfadi. Salah satu kasus adalah seorang perawat. Ini adalah kasus Covid-19 pada tenaga medis pertama sejak kluster Xinfadi muncul.
Dengan begitu, ada lebih dari 220 orang yang teridentifikasi positif Covid-19 dari kluster Pasar Xinfadi. Pasar ini memasok 70 persen kebutuhan makanan segar, seperti daging, buah, dan sayuran Ibu Kota. Kini, otoritas Beijing menyarankan warganya untuk membuang bahan makanan yang dibeli dari pasar itu.
Kasus Covid-19 di Beijing ini telah menyebar hingga ke Tongzhou, wilayah administratif tempat perkantoran pemerintah berada. Sebelum kluster Xinfadi muncul, mayoritas kasus yang muncul dibawa oleh warga China yang baru kembali dari luar negeri.
Pimpinan epidemiologi di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China menyebutkan bahwa wabah baru Covid-19 di Beijing telah terkendali. Namun, penambahan kasus masih mungkin terjadi. (AFP/REUTERS)