China dan Korsel Laporkan Penambahan Kasus Baru Covid-19
Otoritas China, Minggu (21/6/2020), melaporkan ada penambahan 25 kasus baru yang terkonfirmasi positif Covid-19, sementara otoritas Korsel melaporkan ada penambahan 48 kasus baru positif.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·4 menit baca
BEIJING, MINGGU — China dan Korea Selatan, Minggu (21/6/2020), melaporkan kasus baru positif Covid-19 yang mengkhawatirkan. Situasi ini dapat mengancam pemulihan kembali kehidupan masyarakat dan ekonomi negara yang beranjak normal pasca-pengenduran karantina dan pembatasan sosial.
Otoritas China melaporkan ada penambahan 25 kasus baru yang terkonfirmasi positif Covid-19, sementara otoritas Korsel melaporkan ada penambahan 48 kasus baru positif.
Dari 25 kasus baru di China, 22 kasus di antaranya dilaporkan otoritas Kota Beijing, Minggu pagi, setelah uji massal. Tiga kasus baru dilaporkan Provinsi Hebei, tetangga Beijing.
China juga telah mencatat 220 kasus baru positif Covid-19 dari kluster baru Pasar Xinfadi, Beijing selatan, dalam sepuluh hari terakhir.
Pihak berewenang terus memacu tes massal di sejumlah komunitas dan kompleks permukiman di kota Beijing hingga kota-kota sekitarnya. Kantor berita resmi China, Xinhua, melaporkan, otoritas lokal telah menggelar tes di lebih dari 2.000 lokasi dan mendapatkan 2,3 juta sampel pengujian.
Kemunculan kluster baru Pasar Xinfadi dilaporkan pertama kali oleh Komisi Kesehatan Nasional China, Sabtu (13/6/2020). Saat itu, enam infeksi domestik baru ditemukan di pasar tersebut. Puluhan orang kemudian pun terkonfirmasi positif setelah berhubungan dengan satu kasus positif di Pasar Xinfadi.
Warga di 11 kompleks perumahan di Distrik Fengtai, di mana Pasar Xinfadi berada, pun dikarantina penuh. Ada kekhawatiran akan muncul gelombang kedua wabah Covid-19. Padahal, hingga saat itu China telah mengendalikan wabah dan kehidupan normal baru mulai diberlakukan.
Wabah Covid-19 di China secara umum sudah terkendali setelah otoritas setempat menutup banyak wilayahnya selama beberapa bulan. Namun, munculnya puluhan kasus baru dari kluster Pasar Xinfadi menjadi bukti bahwa virus bisa kembali ketika otoritas melonggarkan pembatasan.
China telah melonggarkan sebagian besar pengendalian pandeminya setelah Partai Komunis yang berkuasa mendeklarasikan kemenangan atas virus korona, Maret 2020. Kemunculan kembali kasus infeksi baru, yang hingga kini secara nasional menjadi 220 kasus positif, telah memicu kecemasan baru.
Seorang perawat
Infeksi baru yang dilaporkan, Minggu (21/6/2020), adalah termasuk seorang perawat–petugas kesehatan pertama–yang positif sejak kemunculan kembali penyakit itu lebih dari seminggu yang lalu. Dia termasuk di antara 22 kasus baru yang dilaporkan pada Minggu pagi.
Menurut petugas Pasar Xinfadi, pandemi virus korona baru gelombang kedua ini terdeteksi pertama kali pada talenan untuk motong ikan salmon impor di pasar itu. Pejabat Beijing, Jumat (19/6/2020), menyarankan warga untuk membuang makanan laut beku dan produk kacang yang dibeli dari Xinfadi.
Pasar Xinfadi memasok lebih dari 70 persen produk segar untuk Beijing dan pasar itu telah ditutup. Para pejabat China mengatakan, mereka telah menggencarkan kampanye nasional untuk melakukan pencegahan dengan memeriksa seluruh makanan impor.
Kantor berita Xinhua melaporkan, para petugas medis sedang menguji sampel asam nukleat dari semua karyawan restoran, supermarket, pasar, dan kurir pengiriman makanan di Beijing.
Ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengatakan, wabah baru ini telah ”dikendalikan”. Namun, kasus-kasus positif baru di Beijing masih mungkin muncul lagi.
”Orang-orang yang belum terpapar di Pasar Xinfadi antara 30 Mei dan 12 Juni kecil kemungkinan terinfeksi dan tidak harus mengikuti tes asam nukleat,” kata Liu Xiaofeng, Wakil Direktur Pusat Pengendalian Penyakit di Beijing, Sabtu.
Pejabat Kesehatan Beijing menyebutkan, kasus-kasus baru juga telah menyebar ke Tongzhou, di mana kantor-kantor pemerintah pusat berada di Beijing. Satu kasus dilaporkan di daerah itu pada Minggu ini.
China mencatat 25 kasus baru secara nasional pada hari Minggu, termasuk tiga infeksi domestik di Provinsi Hebei, yang bertetangga dengan Beijing. Salah satu pasien bekerja di Pasar Xinfadi.
Pejabat kesehatan juga mengonfirmasi kasus impor baru. Infeksi yang dibawa warga negara China yang pulang ke rumah telah menyumbang sebagian besar kasus baru-baru ini sampai kluster Beijing.
Pencegahan mengendur
Pihak berwenang Korsel melaporkan 48 kasus baru Covid-19. Separuh di antaranya di Seoul, ibu kota negara itu. Sepuluh kasus berada di Daejong, salah satu kota metropolitan di Korsel tengah. Kemunculan kasus baru di Korsel itu terjadi karena diduga kendurnya langkah-langkah pencegahan.
Hampir 200 kasus infeksi baru di Korsel diperoleh dari hasil penelusuran atau pengujian pada karyawan atau petugas perusahan yang melakukan pemasaran produk dari rumah ke rumah di Seoul.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, sebagian besar perusahaan itu mempekerjakan lebih dari 60 orang.
Para pejabat Korsel dilaporkan mulai enggan untuk memberlakukan kebijakan jaga jarak sosial, pembatasan perjalanan dan pengenduran kegiatan bisnis. Kondisi-kondisi itu telah menyebabkan munculnya kasus-kasus baru di Korsel, seperti juga di China.
Di seluruh dunia, Covid-19 telah menewaskan lebih dari 454.000 orang dan menginfeksi lebih dari 8,5 juta. Data ini dikutip kantor berita AP dengan merujuk data yang dikumpulkan Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat. (AFP/AP)