Arab Saudi Akhiri Jam Malam dan Pembatasan Kegiatan Bisnis
Arab Saudi tetap belum mengizinkan digelarnya ibadah berjemaah, termasuk umrah dan ibadah haji, ziarah ke tempat-tempat suci, serta penerbangan internasional dari dan ke negara itu.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
RIYADH, MINGGU — Arab Saudi mengakhiri kebijakan jam malam secara nasional dan mencabut pembatasan kegiatan bisnis mulai Minggu (21/6/2020) pagi waktu setempat. Kebijakan itu telah berjalan selama tiga bulan sejak Maret untuk meredam penyebaran virus korona baru penyebab penyakit Covid-19.
Kantor berita resmi Arab Saudi, SPA, melaporkan, pengenduran kebijakan karantina disampaikan sumber di kementerian dalam negeri di Riyadh. Jam malam dicabut sejak Minggu pukul 06.00 waktu setempat. Sementara AFP menyebutkan, masjid-masjid di Mekkah direncanakan ikut dibuka.
Namun, Riyadh tetap masih belum mengizinkan digelarnya ibadah berjemaah di masjid, umrah dan ibadah haji, ziarah ke tempat-tempat suci, serta penerbangan internasional dari dan ke negara itu. Selain itu, otoritas kerajaan juga melarang pertemuan sosial skala besar yang melibatkan lebih dari 50 orang.
Otoritas Kerajaan Arab Saudi mulai menerapkan langkah-langkah yang tegas dalam rangka pengendalian penyakit Covid-19 sejak Maret, termasuk memberlakukan kebijakan jam malam penuh (24 jam) di sebagian besar kota. Warga dilarang keluar rumah jika tidak ada kepentingan yang sangat mendesak.
Awal Maret, Riyadh juga telah menunda penyelenggaraan umrah sepanjang tahun karena kekhawatiran akan pandemi virus korona baru menyebar ke kota-kota suci Islam. Langkah-langkah itu belum pernah terjadi sebelumnya. Hal itu meningkatkan ketidakpastian akan penyelenggaraan haji tahunan.
Pada akhir Maret, Riyadh juga meminta para calon jemaah haji di seluruh dunia tidak terburu-buru bergabung dengan kelompok bimbingan haji di negara masing-masing pada musim haji tahun ini. Riyadh masih menunggu keputusan pelaksanaan ibadah haji dari para pihak terkait.
Pada Mei, otoritas kerajaan juga mengumumkan rencana tiga langkah atau fase terkait pelonggaran karantina. Kebijakan itu kini berpuncak pada diakhirinya jam malam penuh secara nasional, Minggu (21/6/2020) pagi.
Kasus infeksi Covid-19 masih meningkat dalam beberapa minggu terakhir ini setelah relaksasi pergerakan dan pembatasan perjalanan pada 28 Mei. Otoritas kesehatan mencatat ada 154.223 kasus infeksi Covid-19 dengan total 1.230 kasus kematian, tertinggi di enam negara Dewan Kerja Sama Negara Arab Teluk.
Untuk di kawasan Timur Tengah, jumlah positif Covid-19 di Arab Saudi merupakan yang terbesar ketiga di Timur Tengah setelah Iran dan Turki. Penambahan jumlah positif Covid-19 per hari di Arab Saudi cukup tinggi.
Pada awal Juni ini, Arab Saudi berencana membatasi jumlah jemaah haji pada ibadah haji tahun ini untuk mencegah penyebaran kasus Covid-19 lebih luas. Sebab, sekitar 2,5 juta jemaah biasanya mengalir setiap tahun mengunjungi Mekah dan Madinah untuk haji selama seminggu.
Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dan keluarga besar Al-Saud yang berkuasa di Arab Saudi disinyalir masih menunggu perkembangan Covid-19 di negara itu.
Kondisi itu yang membuat Raja terkesan terus mengulur-ulur waktu untuk mengambil keputusan final tentang ibadah haji, akhir Juli 2020. (REUTERS/AFP)