”Strain” Virus Korona di Beijing Identik dengan Virus di Eropa
Informasi tentang urutan genom virus korona di Pasar Xinfadi, Beijing, China, penting untuk memetakan sebaran Covid-19 dan menentukan tindakan pengendalian yang diperlukan.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
AFP/NOEL CELIS
Warga yang tinggal di dekat atau pernah mengunjungi Pasar Xinfadi mengantre untuk pengujian di pusat olahraga Guang’an di Beijing, China, Selasa (16/6/2020).
BEIJING, JUMAT — China telah membagi informasi urutan genom virus korona yang terdeteksi di Pasar Xinfadi, Beijing. Berdasarkan studi awal, strain virus korona tersebut identik dengan strain virus korona yang ada di Eropa.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) China menyatakan bahwa urutan genom itu telah dipublikasikan sejak Kamis (18/6/2020), termasuk telah disampaikan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Global Influenza Data Initiative (GISAID).
Informasi urutan genom virus sangat penting untuk mendiagnosis Covid-19 serta untuk memahami penyebaran dan pengendalian penyakit ini.
Berdasarkan data yang dipublikasikan di laman Pusat Data Mikrobiologi Nasional China, data genom yang dianalisis dari Pasar Xinfadi diambil dari tiga sampel, yakni dua sampel dari pasien dan satu sampel dari lingkungan pasar yang diambil pada 11 Juni 2020 atau hari pertama ketika kasus baru di pasar Xinfadi muncul.
STR/AFP
Para petugas medis membantu seorang pria yang menjadi pasien Covid-19 terakhir dari sebuah rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, China, saat pria itu akan meninggalkan rumah sakit.
Sampai Jumat (19/6/2020), Beijing telah melaporkan total 183 kasus baru dari kluster Pasar Xinfadi. ”Berdasarkan hasil studi genom dan epidemiologis awal, virusnya berasal dari Eropa, tetapi berbeda dengan virus yang saat ini bersirkulasi di Eropa,” kata pejabat dari CDC China Zhang Yong. ”Strain virus ini lebih tua dari yang bersirkulasi sekarang di Eropa.”
Pakar epidemiologi dari CDC China, Wu Zunyou, mengatakan bahwa meski strain virus korona di Pasar Xinfadi identik dengan strain virus korona di Eropa, tidak selalu berarti virus tersebut langsung menyebar dari Eropa. ”Pasti ada orang atau barang dari luar Beijing yang membawa virus ini ke pasar (Xinfadi),” katanya dalam acara televisi yang disiarkan pada hari Jumat. ”Tidak jelas siapa atau barang seperti apa yang membawa virus itu ke Beijing.”
Media pemerintah sempat memberitakan bahwa virus korona yang ada di Pasar Xinfadi ditemukan pada talenan yang dipakai untuk menangani ikan salmon. Ekspor salmon dari Eropa ke China pun menurun 30 persen, seperti yang dialami eksportir salmon di Norwegia. China kini menghentikan sementara impor salmon untuk mengantisipasi penyebaran virus korona.
NOEL CELIS/AFP
Pemandangan dari atas Pasar Xinfadi di Beijing, China, yang ditutup karena menjadi kluster penularan baru Covid-19, Minggu (14/6/2020).
Setelah ditemukannya hampir 200 kasus Covid-19 terkait Pasar Xinfadi, pasar tersebut kini ditutup. Pemasok dan pedagang eceran kemudian menguji produk daging dan boga laut mereka. Walau otoritas Beijing menjamin tidak akan ada kelangkaan pasokan bahan makanan, sejumlah warga tetap menimbun persediaan bahan makanan.
Sebanyak 10.000 warga telah diperiksa untuk mengetahui sebaran penyakitnya. Sejumlah kawasan permukiman dan sekolah pun ditutup untuk mencegah Covid-19 menyebar.
Menyusul kluster penularan Pasar Xinfadi, China mendapat tekanan untuk segera membagi data dan informasi genom lengkap strain virus korona yang menyebabkan penularan itu. WHO juga meminta China untuk segera memublikasikan data tersebut.
AFP/GREG BAKER
Warga berjalan menuju tempat tes Covid-19 di Beijing, China, Jumat (19/6/2020).
Akan tetapi, para pakar memperingatkan untuk tidak mengambil kesimpulan soal strain virus korona di kuster Xinfadi terlalu cepat. Profesor Ben Cowling dari School of Public Health University of Hong Kong mengatakan, ”Mungkin saja virus di Beijing ini berasal dari Wuhan, kemudian ke Eropa, dan sekarang kembali lagi ke China.”
Sementara Francois Balloux dari University College London menulis di Twitter bahwa berdasarkan data yang dibagi Pemerintah China, telah terjadi penularan lokal beberapa waktu sebelum wabah di Beijing teridentifikasi. (REUTERS)