Peringati Ensiklik Laudato Si, Vatikan Serukan Perangi Perubahan Iklim
Takhta Suci Vatikan menekankan gerakan memerangi perubahan iklim tidak boleh berhenti dilakukan di seluruh dunia. Vatikan berharap negara seperti Amerika Serikat kembali mendukung gerakan melawan perubahan iklim.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
VATICAN CITY, KAMIS — Takhta Suci Vatikan, Kamis (18/6/2020), menegaskan bahwa gerakan untuk memerangi perubahan iklim di seluruh dunia tidak boleh berhenti. Dengan tetap mendorong dukungan setiap negara, Vatikan berharap dapat menyambut kembalinya Amerika Serikat ke Perjanjian Paris.
Menteri Luar Negeri Takhta Suci Monsinyur (Mgr) Paul Gallagher menyatakan, upaya memerangi perubahan iklim harus terus didorong sebagai sebuah gerakan sosial dan gerakan iman. Hal itu dinyatakan Gallagher dalam pernyataan pers yang menandai lima tahun ensiklik atau surat amanat Paus Fransiskus bertajuk ”Laudato Si” yang berisi kecaman keras atas tindakan-tindakan manusia yang merusak lingkungan hidup.
Gallagher menegaskan bahwa ”umat manusia tidak akan hancur” dengan keputusan satu pihak. Tahun lalu pemerintahan AS di era Presiden Donald Trump, secara resmi. memulai proses untuk keluar dari kesepakatan iklim. Dalam kesepakatan itu hampir 200 negara berjanji untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan membantu negara-negara miskin yang berjuang menghadapi aneka konsekuensi dari pemanasan global.
”Kami percaya bahwa keterlibatan AS di banyak bidang sangat penting bagi masa depan lingkungan dunia,” kata Gallagher.
Gallagher mengatakan, pandemi Covid-19 menunjukkan bagaimana masalah seperti perubahan iklim tidak mengenal batas-batas negara. Wabah Covid-19 yang menghancurkan banyak tempat di dunia dinilainya telah mengungkap banyak pekerjaan dan pekerjaan rumah yang belum selesai dikerjakan. Gallagher pun menekankan mutlaknya sifat keadilan sosial, termasuk bagi masyarakat adat. ”Gereja akan mendorong negara, pemerintah, serta gereja sendiri untuk menyelesaikan persoalan ini,” katanya.
Gallagher mengatakan, pandemi Covid-19 menunjukkan bagaimana masalah seperti perubahan iklim tidak mengenal batas-batas negara. Wabah Covid-19 yang menghancurkan di banyak tempat di dunia dinilainya telah mengungkap banyak pekerjaan dan pekerjaan rumah yang belum selesai dikerjakan.
Sikap Vatikan
Dalam ensiklik dan dalam banyak pidato publik, Paus Fransiskus berulang kali menekankan bahwa kaum miskin sangat menderita karena perubahan iklim dan lonjakan tingkat polusi. Sebuah dokumen setebal 227 halaman dikeluarkan Vatikan pada Kamis untuk menandai lima tahun sejak publikasi ensiklik Laudato Si itu.
Dalam dokumen itu, Paus mengatakan upaya-upaya untuk melindungi alam semakin mendesak karena pandemi global telah mengubah gaya hidup dan dengan mudah menjelaskan kerapuhan kehidupan.
Wabah Covid-19 melanda seluruh dunia ketika sejumlah departemen Vatikan sedang menyusun dokumen yang menyerukan umat beriman untuk melakukan tindakan lokal yang konkret atas lingkungan hidup. Dokumen itu sekaligus untuk menandai ulang tahun kelima ensiklik yang mengecam eksploitasi lingkungan dan sangat menekankan perlunya gerakan-gerakan untuk merawat bumi.
Dalam dokumen peringatan itu, Vatikan mengatakan pandemi itu juga mengungkapkan perlunya memikirkan kembali kebijakan politik yang bertujuan mengurangi program kesejahteraan. Dokumen itu mengatakan bahwa, dipicu oleh pandemi, ”darurat kesehatan, kesendirian, isolasi untuk memerangi penularan, telah membuat kita tiba-tiba berhadapan muka dengan kerapuhan kita sebagai makhluk yang terbatas.”
Pada dasarnya, dokumen ini meneliti bagaimana umat Katolik di seluruh dunia menanggapi ensiklik Paus Fransiskus. Vatikan mengutip contoh proyek konkret dan inisiatif akar rumput yang diambil dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu dilakukan oleh gereja-gereja lokal, badan amal atau paroki, guna mencegah kerusakan lingkungan atau menyelamatkan sumber daya alam. Di antaranya adalah proyek amal di Mongolia untuk mengurangi emisi karbon dioksida dan gerakan untuk membantu petani skala kecil di India dalam mengurangi penggunaan pupuk yang berlebihan.
Langkah-langkah Vatikan itu dilakukan lewat aneka dorongan dan peneguhan. Termasuk di antaranya adalah daur ulang air yang mengalir melalui air mancur di kompleks Vatikan. Takhta Suci juga memberlakukan aturan karyawan-karyawannya untuk membawa mug atau gelas mereka sendiri untuk digunakan di kantin Vatikan. Pejabat Vatikan juga menunjukkan bahwa panel surya telah dipasang di observatorium astronomi Takhta Suci di Arizona, AS, kemarin. (AP)