Presiden Perancis Emmanuel Macron marah kala tersiar kabar Sanofi memprioritaskan vaksinnya untuk Amerika Serikat. Belakangan, Perancis malah ikut memesan duluan calon vaksin Covid-19.
Oleh
kris mada
·2 menit baca
BRUSSELS, JUMAT — Setelah Amerika Serikat, kini giliran Uni Eropa memborong calon vaksin Covid-19. Padahal, sejumlah negara Eropa marah kala AS melakukan hal itu, beberapa waktu lalu.
Setelah pengumuman itu, sejumlah sumber UE menyebut Komisi Eropa tengah berunding dengan Johnson&Johnson, perusahaan AS, untuk pembelian vaksin Covid-19. UE dan Johnson&Johnson sama-sama menolak berkomentar soal perundingan rahasia itu.
Sejak pandemi Covid-19, UE dan AS menjadi pusat wabah. Dari 8,5 juta infeksi Covid-19 hingga Jumat (19/6/2020), hampir 3,5 juta ada di UE dan AS. Padahal, populasi total di 27 negara UE dan di AS tidak sampai 800 juta orang. India-China yang total populasinya lebih dari 2,5 miliar jiwa mencatat tidak sampai 400.000 infeksi. Adapun sistem layanan kesehatan UE dan AS kerap diklaim paling baik dibandingkan dengan semua negara dan kawasan lain.
Kucuran dana
Johnson&Johnson adalah sebagian dari perusahaan AS yang mulai mengembangkan vaksin Covid-19 sejak pertengahan Januari 2020. Otoritas Pengembangan dan Penelitian Lanjutan Biomedis (Barda) AS mengucurkan 1 miliar dollar AS untuk mendanai penelitian vaksin Covid-19 oleh Johnson&Johnson. Pada Maret 2020, perusahaan itu mengumumkan telah menemukan sejumlah calon vaksin yang akan mulai diujikan ke manusia pada semester II-2020.
Selain ke Johnson&Johnson, Barda juga, antara lain, mengucurkan 1,2 miliar dollar AS ke AstraZeneca yang tengah mengembangkan vaksin Covid-19 bersama Universitas Oxford. Pekan lalu, Belanda, Italia, Jerman, dan Perancis mengumumkan pemesanan 300 juta dosis vaksin yang dikembangkan perusahaan Inggris-Swedia itu.
Presiden Perancis Emmanuel Macron marah kala tersiar kabar Sanofi, perusahaan farmasi yang berpusat di Perancis, memprioritaskan vaksinnya untuk AS. Sanofi juga mendapat kucuran dana dari Barda untuk pengembangan vaksin Covid-19. Politisi di Berlin juga marah kala AS berusaha membeli perusahaan farmasi Jerman yang terlibat dalam pengembangan vaksin.
Belakangan, kedua negara itu akhirnya ikut membuat pesanan di muka untuk vaksin yang belum siap. Meski tidak merujuk pada transaksi empat anggotanya dengan AstraZeneca, UE menyebut keputusan mengamankan pasokan vaksin adalah cara mencegah sesama anggota UE saling menyakiti.
Pengumuman UE soal pembelian vaksin itu disampaikan hampir tiga pekan selepas Brussels ikut memprakarsai penggalangan dana pengembangan vaksin yang bisa diakses semua negara. Penggalangan itu mengumpulkan lebih dari 10 miliar dollar AS. UE tidak menjelaskan apakah 3,02 miliar dollar AS yang dipakai untuk mengamankan vaksin bagi penduduk di wilayahnya termasuk dalam komitmen Mei lalu.
Dalam pernyataan kemarin, UE hanya menyatakan tetap berkomitmen pada prinsip universal untuk penyediaan akses terjangkau terhadap vaksin. Brussels menyatakan tetap berkomitmen untuk penyediaan vaksin bagi negara yang rawan. (AFP/REUTERS)