Jumlah Korban Tewas Melonjak dalam Konflik di Perbatasan India-China
Sumber di militer India mengungkap, insiden terjadi kala pasukan India mendatangi tentara China di dekat garis kendali yang membentang sepanjang 3.488 kilometer di antara China-India. Mereka beradu mulut dan berkelahi.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
Kompas
Pasukan Penjaga Perbatasan India (BSF) berjaga di dekat jalan raya menuju Leh yang berbatasan dengan India, di Gagangir, Rabu (17/6/2020).
NEW DELHI, RABU — Jumlah korban tewas dalam sengketa perbatasan India-China pada Senin (15/6/2020) malam melonjak. Para korban tewas karena luka pukulan dalam perkelahian atau kedinginan. Sebagian korban ditemukan tewas di sungai yang berhulu pada Himalaya.
Angkatan Darat India awalnya mengumumkan seorang kolonel dan dua tentaranya tewas dalam perkelahian pada Senin malam di perbatasan Ladakh, India, atau daerah yang diberi nama Aksai oleh China. Pada Selasa (16/6/2020) malam, India meralat jumlah korban tewas menjadi total 20 orang. Sebab, sebanyak 17 orang yang kritis dalam insiden itu akhirnya meninggal. India juga mengakui sejumlah prajuritnya ditangkap China.
Setelah para komandan lapangan bertemu, para tahanan itu dilepaskan. Para komandan China-India juga dinyatakan masih terus berkomunikasi untuk meredakan ketegangan di lapangan.
Sementara Perdana Menteri India Narendra Modi menggelar rapat darurat pada Selasa malam. Kepala staf seluruh angkatan bersenjata India, Menteri Pertahanan Rajnath Singh, Menteri Dalam Negeri Amit Shah, dan Menteri Luar Negeri S Jaishankar hadir dalam pertemuan itu.
Kompas
Para anggota lembaga swadaya masyarakat, Madadgaar Parivar, berunjuk rasa di Ahmedabad, India, Selasa (16/6/2020), terkait insiden tewasnya tiga tentara India oleh pasukan China.
Sebelum rapat di kediaman Modi, Singh terlebih dulu mendapat penjelasan dari Jenderal MM Naravane, Kepala Staf Angkatan Darat India. KSAU Marsekal RKS Bhadauria dan KSAL Laksamana Karambir Singh dan Jaishankar juga hadir dalam taklimat yang dipimpin Menhan Singh itu.
Sampai Rabu (17/6/2020) pagi, tidak ada penjelasan resmi, baik dari Beijing maupun New Delhi, tentang jumlah korban tewas dan luka di pihak China. Intelijen India dikabarkan tengah memeriksa kabar tentang 43 tentara China tewas dan terluka dalam insiden itu.
Sejumlah media India, seperti India Today dan Indian Express, mengutip sumber militer yang menyebutkan tidak ada baku tembak selama kejadian. Tentara India-China baku pukul sembari menggunakan ketapel, tongkat, dan kawat berduri sebagai senjata. Dalam perkelahian itu, sejumlah prajurit India jatuh ke sungai yang airnya sangat dingin hasil dari es yang mencair di lereng Himalaya. Karena itu, sebagian korban meninggal akibat kedinginan.
Insiden di garis kendali
Sumber di militer India juga mengungkap, insiden itu terjadi kala Kolonel Santosh Babu bergerak bersama sejumlah bawahannya. Pasukan itu mendatangi tentara China di dekat garis kendali yang membentang sepanjang 3.488 kilometer di antara China dan India.
Garis kendali adalah perbatasan faktual kedua negara di bekas wilayah Kashmir yang sudah puluhan tahun diperebutkan China-India-Pakistan. China menamakan wilayah yang didudukinya sebagai Aksai Chin. Sementara India menyebutnya Jammu-Kashmir untuk wilayah yang bersebelahan dengan Pakistan dan Ladakh untuk yang berseberangan dengan China.
Kompas
Konvoi tentara India bergerak di sepanjang jalan raya nasional Srinagar-Leh di Gagangeer, Distrik Ganderbal, Kashmir timur, 15 Juni 2020.
Beijing juga menyebut sebagian Aruchal Pradesh, provinsi India di lereng Himalaya, bagian dari Tibet yang dikuasai China. India menyangkal klaim itu. Sampai sekarang, tiga negara itu tidak kunjung menyepakati secara resmi garis perbatasan mereka di wilayah yang terletak di lereng Himalaya itu.
Pada awal Mei 2020, pasukan perbatasan India-China kembali bersitegang. Untuk meredakan keadaan, Letnan Jenderal Harinder Singh dan Mayor Jenderal Liu Lin berunding pada 6 Juni 2020. Menurut New Delhi, pertemuan itu menghasilkan kesepakatan pembuatan zona penyangga dengan cara memundurkan pasukan masing-masing dari garis kendali.
Sedianya, teknis penarikan pasukan tersebut akan dibahas lewat pertemuan lanjutan para jenderal India-China, Selasa kemarin. Sementara Jenderal MM Naravane, Kepala Staf Angkatan Darat India, menyebut bahwa pasukan China-India mulai mundur sejak Sabtu.
Namun, Babu memutuskan mendatangi pasukan China pada Senin malam karena menganggap China belum menjauhi garis kendali. Kala Babu dan pasukan tiba di tempat pasukan China, mereka beradu mulut. Setelah itu, mereka terlibat perkelahian yang mengakibatkan sejumlah tentara tewas di kedua belah pihak.
Kompas
Pasukan Penjaga Perbatasan India (BSF) berjaga-jaga di dekat jalan raya menuju Leh, yang berbatasan dengan India, di Gagangir, Rabu (17/6/2020).
Juru bicara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China Komando Wilayah Barat, Kolonel Zhang Shuili, menyebut India melanggar janji karena tentaranya melanggar garis kendali. Sebagaimana diberitakan kantor berita Xinhua dan Global Times, Zhang menyebut pasukan India memprovokasi pasukan China sehingga terjadi insiden yang menimbulkan korban jiwa.
Selepas insiden itu, Beijing-New Delhi baku menguatkan pasukan perbatasan masing-masing. New Delhi membatalkan pengiriman pekerja yang akan membangun jalan di dekat garis kendali. India dilaporkan menambah pasukan di Sikkim utara, Himachal Pradesh, Uttarakhand, dan Arunachal Pradesh yang berdekatan dengan China. Kepolisian Himachal Pradesh mengeluarkan imbauan waspada kepada penduduk di Lahaul-Spiti dan distrik Kinnaur yang dekat dengan perbatasan India-China.
Sementara China telah menggelar beberapa kali latihan artileri berat dengan menyiagakan meriam dan tank di dekat perbatasan China-India. Tank berat, kendaraan lapis baja, dan meriam itu disiagakan bersama ribuan tentara dalam latihan-latihan di perbatasan itu.
China-India terlibat perang pada 1962 di perbatasan yang terletak di lereng Himalaya. Mereka juga baku tembak lagi pada 1967 dan 1975. Pada 1987 dan 2017, mereka bersitegang walau akhirnya keadaan bisa diredakan. Dalam baku tembak 1967, sebanyak 88 tentara India dan 300 tentara China tewas. Insiden itu terjadi di Nathu La. (AFP/REUTERS)