Hasil Awal Uji Klinis Calon Vaksin Covid-19, CoronaVac, Menjanjikan
Dunia kini menanti vaksin Covid-19 yang bakal mengubah arah pandemi. Puluhan calon vaksin kini dikembangkan dan diuji. Beberapa negara kaya pun mengamankan kebutuhan vaksinnya dengan berinvestasi pada perusahaan swasta.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
Kompas
Foto tertanggal 29 April 2020 ini memperlihatkan seorang peneliti menggunakan mikroskop untuk melihat sel ginjal kera dalam pengembangan calon vaksin Covid-19 di laboratorium kultur sel di fasilitas Sinovac Biotech di Beijing, China.
BEIJING, SELASA — Uji klinis fase 2 Calon vaksin Covid-19 buatan perusahaan Sinovac Biotech yang berbasis di Beijing, akhir pekan lalu, memperlihatkan hasil awal yang menggembirakan. CoronaVac, nama calon vaksin itu, berhasil memicu respons kekebalan tubuh pada pasien dan aman.
Seperti dilaporkan Statnews, Minggu (13/6/2020), Sinovac melibatkan 743 partisipan berusia 18-29 tahun dalam uji klinis pengembangan vaksin Covid-19 yang dilakukan dengan uji acak tersamar ganda (randomized, double-blinded, placebo-controlled) fase 1 dan 2. Partisipan fase 1 sebanyak 143 orang dan partisipan fase 2 sebanyak 600 orang.
Dalam siaran persnya, Sinovac mengumumkan bahwa data uji klinis fase 2 mengindikasikan bahwa calon vaksin mereka memicu respons antibodi pada 90 persen partisipan dua minggu setelah dosis kedua diberikan. Tidak ada kejadian akibat efek samping yang parah dari uji klinis itu.
”Uji klinis fase 1/2 kami memperlihatkan CoronaVac aman dan memicu respons imun,” ujar CEO Sinovac Weidong Yin dalam pernyataan tertulisnya.
AFP/NICOLAS ASFOURI
Seorang peneliti menunjukkan calon vaksin untuk Covid-19 yang diuji di Laboratorium Kontrol Kualitas di fasilitas Biotek Sinovac di Beijing, 29 April 2020.
Perusahaan itu berencana memublikasikan hasil awal uji klinis itu di jurnal ilmiah dalam waktu dekat. Meski begitu, hasil uji pada hewan coba sudah dipublikasi di jurnal Science pada April 2020.
Selain itu, perusahaan itu juga akan menyampaikan protokol uji klini fase 3 kepada Badan Nasional Pengawas Produk Medis (NMPA) China dalam waktu dekat dan mulai mengajukan uji klinis fase 3 di luar China. Seperti diketahui sebelumnya, Sinovac bekerja sama dengan Instituto Butantan di Brasil untuk melakukan uji klinis fase 3.
Calon vaksin
Saat ini, ada 10 calon vaksin Covid-19 di seluruh dunia yang telah memasuki tahap uji klinis. Lima di antaranya berasal dari lembaga penelitian di China. Di luar itu, masih ada puluhan calon vaksin lain yang dikembangkan sejumlah institusi, mulai dari lembaga penelitian, perusahaan swasta, hingga pemerintah.
Kompas
Para peneliti mengerjakan sel ginjal kera dalam pengembangan calon vaksin Covid-19 di laboratorium kultur sel di fasilitas Sinovac Biotech di Beijing, China,29 April 2020.
Salah satu perusahaan bioteknologi yang juga mengembangkan calon vaksin Covid-19 adalah CureVac di Jerman. Perusahaan yang berbasis di Tuebingen, Jerman, itu akan mendapat suntikan dana dari Pemerintah Jerman setelah Berlin mengungkap akan membeli 23 persen saham perusahaan itu senilai 337 juta dollar AS.
”Kami tidak tahu perusahaan mana yang pertama kali berhasil membuat vaksin Covid-19,” kata Menteri Perekonomian Jerman Peter Altmaier, Senin (15/6/2020). ”Tapi, kami tahu CureVac adalah salah satu perusahaan yang termaju.”
Koran Die Welt melaporkan, langkah Berlin tersebut bertujuan agar CureVac tidak dikuasai oleh asing seiring rencana perusahaan itu yang akan melantai di bursa Nasdaq di New York awal Juli 2020.
”Adalah kepentingan negara untuk mengamankan pasokan vaksin bagi warga Jerman,” tulis Die Welt mengutip dokumen dari Kementerian Keuangan yang disampaikan ke parlemen Jerman.
Pada Maret 2020, koran yang lain melaporkan upaya Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendekati CureVac untuk membeli hasil penelitian vaksin perusahaan itu secara eksklusif.
Meski para pejabat AS dan pihak perusahaan menyebut tuduhan itu tidak berdasar, laporan tersebut telah memicu kemarahan di Berlin, dan Altmaier menyebut bahwa ”Jerman tidak untuk dijual”.
REUTERS/ANDREAS GEBERT/FILE FOTO
Seorang karyawan perusahaan biofarmasi Jerman CureVac menunjukkan alur kerja penelitian pada vaksin untuk penyakit coronavirus (Covid-19) di sebuah laboratorium di Tuebingen, Jerman, 12 Maret 2020.
Bulan lalu, Pemerintah Jerman memberlakukan aturan baru yang mencegah terjadinya pengambilalihan perusahaan kesehatan. Langkah ini menjadi sinyalemen bahwa perlombaan global untuk mengamankan calon vaksin Covid-19 kian memanas.
Dengan aturan baru itu, perusahaan kesehatan harus memberi tahu Berlin jika ada pihak di luar Uni Eropa yang akan membeli lebih dari 10 persen sahamnya. Ini berbeda dengan aturan sebelumnya yang hanya menetapkan batas 25 persen saham.
Sampai saat ini miliarder Dietmar Hopp, salah satu pendiri perusahaan perangkat lunak di Eropa, SAP, merupakan pemilik mayoritas saham CureVac dengan kepemilikan lebih dari 80 persen saham. (AFP)