Sejumlah Provinsi di China Larang Bepergian ke Beijing, Wajib Karantina dan Tes
Kemunculan puluhan kasus baru Covid-19 di Beijing memicu kekhawatiran akan potensi gelombang infeksi kedua di China. Otoritas setempat pun bergerak cepat dengan menggelar tes massal dan mewajibkan warga diam di rumah.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN/PASCAL S BIN SAJU
·3 menit baca
BEIJING, SENIN — Beijing mengadakan pemeriksaan Covid-19 massal menyusul munculnya 57 kasus baru dalam 50 hari terakhir di pasar daging dan sayur di Xinfadi, Beijing selatan, Minggu (14/6/2020). Pejabat Kesehatan China, Senin pagi ini, kembali melaporkan 49 kasus baru, termasuk 33 kasus terkait pasar itu.
Dalam empat hari berturut-turut hingga Senin, Beijing terus melaporkan penemuan kasus baru. Khawatir terus terjadinya penyebaran yang luas dari kasus di Beijing tersebut, sejumlah provinsi pun memberlakukan larangan perjalanan ke kota Beijing bagi seluruh warganya.
Beijing sementara ini terisolasi dari beberapa kota lain di China sejak kemunculan kasus baru pertama dalam hampir 2 bulan, pekan lalu.
Media resmi China, Global Times, menambahkan, setelah ditemukannya kasus baru di pasar Xinfadi, otoritas Beijing mendorong setidaknya dua provinsi terdekat untuk melacak penduduk yang pernah atau memiliki koneksi dengan pasar tersebut.
Semua distrik di Beijing juga kota-kota dan distrik di Provinsi Tianjin dan Hebei mengharuskan penduduknya untuk mengikuti tes jika pernah bepergian ke pasar Xinfadi, Bejing, dan pasar makanan laut lainnya di Beijing serta Shenzhen.
Media milik pemerintah, People’s Daily, Senin pagi, melaporkan, Tongliao, kota di daerah otonom Mongolia Dalam, menempatkan semua orang yang datang dari Beijing sebagai orang berisiko tinggi dan menengah. Mereka diwajibkan berada dalam masa karantina selama 14 hari dan mengikuti semua jenis tes.
Para pejabat setempat mengatakan, mereka berencana melakukan pemeriksaan terhadap 46.000 warga yang tinggal di sekitar pasar Xinfadi. Semua pegawai pasar Xinfadi juga harus menjalani pemeriksaan. Sebanyak 24 titik layanan pemeriksaan telah disiapkan.
Sejauh ini, 10.881 warga sudah menjalani pemeriksaan di kawasan pasar Xinfadi. Hasilnya, ditemukan delapan kasus baru. Delapan kasus ini tidak termasuk dalam 57 kasus yang sebelumnya telah teridentifikasi. Jumlah itu masih harus ditambah lagi dengan 49 kasus baru yang dilaporkan Senin pagi ini.
”Saya pergi ke pasar Xinfadi untuk memastikan bahwa saya tidak tertular,” kata perempuan bermarga Guo (32) saat mengantre untuk diambil sampelnya. ”Kami diberitahu bahwa setelah tes... jika hasilnya positif, kami akan langsung dibawa ke rumah sakit.”
Menurut People\'s Daily, salah satu dari delapan kasus baru adalah seorang pria berusia 56 tahun yang bekerja sebagai pengemudi bus bandara dan pernah mengunjungi pasar Xinfadi awal Juni ini dan akhirnya sakit.
Los daging di pasar Xinfadi yang luas kini sudah ditutup. Ratusan polisi dan satuan pengamanan berjaga dan memasang barikade untuk menutup akses ke los tersebut. Sementara pasar sayuran yang berdekatan dengan pasar Xinfadi, Minggu (14/6/2020), masih terlihat buka.
Media milik pemerintah melaporkan bahwa virus korona baru penyebab Covid-19 itu teridentifikasi di talenan untuk memotong ikan salmon impor. Stok ikan di pasar Xinfadi pun kemudian dipindahkan. Restoran-restoran makanan laut pun untuk sementara tidak menghidangkan menu ikan salmon.
Kini usaha untuk menelusuri siapa saja warga yang pernah datang ke pasar Xinfadi dimulai. Banyak tempat kerja dan komunitas masyarakat di seluruh Beijing yang saling berkirim pesan kepada rekan dan keluarganya menanyakan apakah baru-baru ini mengunjungi pasar Xinfadi.
Sebelum kluster penularan lokal ini muncul, sebenarnya secara umum pandemi Covid-19 di China sudah terkendali. Kebijakan karantina wilayah yang ketat yang diberlakukan awal tahun 2020 turut berpengaruh positif.
Namun, setelah kebijakan pembatasan dilonggarkan secara bertahap dalam beberapa minggu terakhir kasus baru justru muncul. Komisi Kesehatan Nasional China menyebutkan, terkait 57 kasus baru yang dilaporkan, ada 36 di antaranya merupakan penularan lokal yang terkait pasar Xinfadi.
Kasus baru di pasar Xinfadi ini menyebar juga hingga ke Provinsi Laoning, yaitu sebanyak dua kasus. Sementara 19 kasus lainnya merupakan warga China yang baru kembali dari luar negeri.
Karena kasus ini, Provinsi Laoning, seperti halnya beberapa provinsi lain di China, memberlakukan larangan perjalanan terhadap warganya yang akan bepergian ke Beijing. Hal yang sama dilakukan kota-kota di Provinsi Hebei yang bertetangga dengan Beijing.
Media milik pemerintah melaporkan bahwa sejumlah otoritas lokal mengatakan bahwa warga dari Beijing yang masuk ke wilayah mereka harus menjalani karantina.
Sementara itu, di Beijing sendiri karantina wilayah di sejumlah wilayah kembali diberlakukan, termasuk di 11 kompleks permukiman yang berdekatan dengan pasar Xinfadi. (AFP/AP)