Harris, Rice, dan Warren Disebut sebagai Bakal Calon Pendamping Biden
Telah muncul beberapa nama yang bakal menjadi calon wakil presiden bagi capres dari Partai Demokrat, Joe Biden. Mereka, antara lain, tiga perempuan, yakni Kamala Harris, Elizabeth Warren, dan Susan RIce.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
WASHINGTON DC, SABTU — Pencarian calon wakil presiden yang akan menemani kandidat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden, semakin mengerucut. Biden, yang sejak awal menginginkan cawapres perempuan, terus melakukan pembicaraan dan penjajakan dengan beberapa bakal calon unggulan, yang di antaranya adalah perempuan kulit hitam.
Beberapa petinggi partai yang mengetahui dari dekat proses pencarian ini, Jumat (12/6/2020) waktu Washington DC, mengatakan, Biden telah mengerucutkan pilihannya pada enam nama. Berdasarkan nama-nama yang beredar di masyarakat AS, diketahui ada tiga nama perempuan.
Ketiga perempuan itu adalah Senator Elizabeth Warren dari Massachusetts, Senator Kamala Harris dari California, dan Susan Rice. Nama terakhir ini adalah Penasihat Keamanan Nasional AS ke-24 periode 2013-2017, era Presiden Barack Obama.
Beberapa orang dari lingkaran dekat Biden memilih tidak menyebutkan nama-nama bakal cawapres yang akan menjadi pendamping Biden. Mereka menyatakan proses masih berlangsung dan siapa pun bisa masuk dan keluar dari daftar tersebut. Kandidat tambahan yang tengah diseleksi juga diminta untuk menyerahkan dokumen untuk diteliti secara lebih detail.
Juru bicara Biden, Andrew Bates, membantah bahwa Biden telah mengerucutkan nama kandidat cawapres yang akan mendampinginya. ”Mereka yang berbicara (tentang ini) tidak tahu dan mereka yang tahu tidak berbicara,” kata Bates.
Biden, mantan wapres periode kedua kepemimpinan Obama, mengatakan, dirinya mempertimbangkan cawapres dari kulit berwarna. Berbicara kepada stasiun televisi CBS, Selasa (9/6/2020), Biden mengakui, penting baginya untuk memilih pasangan cawapres dari kulit berwarna yang benar-benar paham posisinya dan filosofinya dalam menjalankan pemerintahan.
Bahkan, Biden menyebut bahwa bakal cawapresnya pun diharapkan bisa bekerja sebagai seorang presiden. ”Saya ingin seseorang yang kuat. Seseorang yang siap menjadi presiden sejak hari pertama,” ujarnya.
Para pendukung Demokrat berharap Biden memilih perempuan kulit berwarna sebagai bakal cawapresnya. Selain karena peran warga kulit berwarna yang besar dalam pertarungannya pada pemilihan pendahuluan Partai Demokrat, ketidaksetaraan dan diskriminasi rasial yang semakin parah terjadi di AS setelah kematian George Floyd (warga kulit hitam Minneapolis, Minnesota) menjadi agenda yang harus mendapat tempat di dalam pemerintahan mendatang.
Terry McAuliffe, mantan Gubernur Virginia dan mantan Ketua Komite Nasional Demokrat, mengatakan, untuk saat ini Biden mungkin mencari sosok yang ”nyambung”, enak diajak berdiskusi, serta punya pengetahuan yang luas. ”Untuk saat ini adalah masalah personal chemistry,” ujar McAuliffe.
Dia mengatakan, akan sangat menarik bagi perkembangan demokrasi Amerika secara luas untuk memiliki wakil presiden perempuan dan dari kalangan kulit berwarna.
Faktor penentu
James E Clayburn, salah satu teman dekat Biden, dikutip dari The New York Times, mengatakan, calon presiden berusia 77 tahun itu harus berhati-hati untuk menentukan siapa yang akan mendampinginya selama satu periode ke depan. Biden, lanjutnya, harus memprioritaskan kenyamanan dalam bekerja sama dengan calon pendampingnya dibanding hal-hal lain.
Di daftar yang beredar, dua nama, yaitu Senator Kamala Harris dan Susan Rice, cukup disegani. Penasihat dan lingkaran terdekat Biden juga tengah mengamati anggota dewan dari Florida, Rep Val Valings, Wali Kota Atlanta Keisha Lance Bottoms, serta Gubernur New Mexico Michelle Lujan Grisham.
Para bakal cawapres diseleksi oleh komite pemeriksaan yang melakukan wawancara secara langsung pada kandidat-kandidat yang dianggap layak. Mereka juga diminta menyerahkan catatan keuangan, tulisan yang pernah mereka buat di masa lalu, serta dokumentasi lain untuk diperiksa secara menyeluruh.
Susan Rice, mantan penasihat keamanan Obama, dijagokan oleh para mantan pejabat era pemerintahan Obama untuk mendampingi Biden. Namun, Rice selama ini diketahui menjadi sasaran bagi para anggota Partai Republik dengan tuduhan memata-matai penasihat keamanan Donald Trump, Michael Flynn. Namun, hal itu tidak terbukti.
Senator Kamala Harris dan Senator Elizabeth Warren dianggap menjadi pesaing utama bagi Rice untuk menduduki jabatan sebagai orang nomor dua di ”Negeri Paman Sam”.
Warren, sejak mengundurkan diri dalam pencalonannya sebagai kandidat capres Demokrat, telah menjalin hubungan yang lebih komunikatif dengan Biden dalam beberapa bulan terakhir. Mereka banyak berbicara tentang kebijakan yang lebih progresif yang mungkin bisa diterapkan apabila Biden memenangi pemilihan November nanti.
Jika Warren yang dipilih, keduanya dinilai telah berusia lanjut. Biden berusia 77 tahun dan Warren berusia 70 tahun. Keduanya berkulit putih.
Harris digadang-gadang menjadi kandidat terkuat di antara kandidat lainnya. Stasiun televisi CNN menempatkannya sebagai kandidat teratas pendamping Biden pada daftar yang dikeluarkan Jumat (12/6/2020).
Biden, dikutip dari The New York Times, pernah menyatakan kekagumannya pada Harris. Setelah Harris mundur dari primary Partai Demokrat, Biden secara terang-terangan menyatakan Harris adalah kandidat yang layak menjadi presiden.
”Dia bisa menjadi presiden pada suatu hari nanti karena sosoknya. Dia bisa menjadi wakil presiden,” kata Biden. (AFP)