Patung Columbus, Penemu Benua Amerika Itu Pun Tumbang
Patung tokoh penemu Benua Amerika setinggi 3 meter itu ditumbangkan massa kelompok aktivis Penduduk Pribumi Amerika.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
Monumen patung penjelajah asal Italia, Christopher Columbus, di Saint Paul, ibu kota Negara Bagian Minnesota, Amerika Serikat, Kamis (11/6/2020), menjadi sasaran amuk massa unjuk rasa atas kematian George Floyd, warga kulit hitam Afrika-Amerika di Minneapolis, Minnesota.
Patung tokoh penemu Benua Amerika setinggi 3 meter itu ditumbangkan massa kelompok aktivis Penduduk Pribumi Amerika.
Sebelumnya, Selasa (9/6/2020), patung Columbus setinggi 2,4 meter di Richmond, Virginia, yang dibuat pada 1927, dibakar dan dicemplungkan ke danau. Besoknya, bagian kepala patung Columbus di Boston dipenggal dan dirusak. Dekat patung ada tulisan ”Columbus melambangkan genosida”.
Menurut situs untuk Capitol, monumen patung Columbus di Minnesota dibuat pematung Carlo Brioschi dan didedikasikan pada 1931 sebagai hadiah untuk kota dari masyarakat Italia-Amerika di Minnesota.
”Sudah saatnya Columbus digulingkan,” kata Mike Forcia, aktivis yang ikut mencopot patung yang terletak di depan gedung Capitol itu.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi mendorong Kongres untuk mencopot 11 patung yang ada di gedung Capitol yang merepresentasikan para pemimpin konfederasi dan tentara dari zaman perang sipil. Semua monumen yang mengingatkan akan rasisme didesak untuk dibongkar.
Kelompok pribumi Amerika sejak lama menolak mengakui Columbus karena ekspedisinya ke Amerika justru memicu penjajahan dan genosida nenek moyang mereka. Columbus selama ini tertulis di dalam buku sejarah sebagai penjelajah nan ulung yang menemukan ”dunia baru”.
Namun, bagi masyarakat pribumi Amerika, Columbus justru orang yang memulai penjajahan, perbudakan, dan genosida terhadap pribumi.
Puluhan kota di Amerika selama ini telah mengganti peringatan Hari Columbus pada bulan Oktober menjadi Hari Rakyat Pribumi. Peringatan Hari Columbus mulai resmi menjadi salah satu hari libur federal pada 1937.
Aktivis Chelsea Higgs-Wise mengingatkan perjuangan dan penderitaan rakyat pribumi dan warga Afrika-Amerika di AS. ”Di sini semuanya bermula. Ini orang luar pertama yang menjejakkan kakinya di tanah ini dan menyebabkan semua penderitaan,” ujarnya.
Guru Besar Sosiologi di Graduate Center the City University of New York Richard Alba, yang juga anggota komite peninjau monumen kontroversial di New York City, mengatakan, ke depan semua patung termasuk monumen Columbus harus diubah untuk mengedukasi masyarakat tentang sejarah yang sebenarnya.
Ekspedisi Columbus
Situs History menyebutkan, Columbus menjalani empat ekspedisi di Samudra Atlantik mulai dari Spanyol pada tahun 1492, 1493, 1498, dan 1502 untuk mencari rute pelayaran langsung dari Eropa ke Asia. Ia tak pernah berhasil dan malah menemukan Benua Amerika.
Ia tidak menemukan ”dunia baru” karena saat ia tiba sudah ada jutaan orang yang tinggal di wilayah itu. Ekspedisinya justru memulai eksplorasi dan penjajahan di Amerika Utara dan Selatan selama berabad-abad.
Pada akhir abad ke-15, hampir tidak mungkin mencapai Asia dari Eropa melalui jalur darat. Jalurnya terlalu panjang dan berat serta tidak mudah melewati kelompok-kelompok bersenjata waktu itu. Para penjelajah Portugis lalu memilih lewat laut dengan berlayar ke arah selatan melewati Afrika Barat dan Tanjung Harapan.
Namun, Columbus punya ide lain. Ia memilih berlayar ke arah Barat melewati Atlantik dan tidak memutari Benua Afrika yang luas. Idenya brilian, tetapi kalkulasinya parah. Portugis dan Inggris tidak mau mendengar idenya sampai kemudian tahun 1492 Spanyol yang mau mendengar.
Columbus ingin jadi orang kaya dan terkenal. Raja Spanyol pada waktu itu juga menginginkan hal yang sama. Bahkan, ini juga dianggap sebagai kesempatan untuk menyebarkan agama Katolik ke dunia. Columbus meminta jatah 10 persen dari kekayaan apa pun yang ia temukan. Ia juga meminta status bangsawan dan pengakuan hak milik atas tanah yang ia datangi.
Pada 3 Agustus 1492, Columbus dan krunya mulai berlayar dari Spanyol dengan tiga kapal layar, yakni Nina, Pinta, dan Santa Maria. Pada 12 Oktober, mereka menemukan daratan, bukan di Hindia Timur seperti yang diperkirakan Columbus, melainkan di salah satu pulau di Bahamia, San Salvador.
Selama berbulan-bulan, Columbus berlayar dari satu pulau ke pulau lain, yang sekarang kita kenal sebagai Karibia, untuk mencari emas, perak, mutiara, batu permata, rempah-rempah, dan barang apa pun yang berharga yang sudah ia janjikan kepada Spanyol. Namun, ia tak berhasil. Dia pun kembali ke Spanyol.
Pada September 1493, ia kembali ke Amerika dan memperbudak pribumi dan mengirimkan 500 budak ke Spanyol. Pada 1502, Columbus kembali berlayar dan kali ini mencapai Panama. Tak menemukan apa-apa, ia kembali ke Spanyol dan meninggal pada 1506.
Meski demikian, perjalanan Columbus membuka pintu eksplorasi dan eksploitasi Benua Amerika selama berabad-abad. Perjalanan Columbus memulai sejarah pemindahan dan pertukaran orang, binatang, makanan, bahkan penyakit. Gandum Eropa menjadi stok makanan Amerika.
Kopi Afrika dan gula tebu Asia menjadi barang yang bisa dibarter dengan Amerika Latin. Sementara makanan Amerika, seperti jagung, tomat, dan kentang, mulai diperkenalkan ke Eropa. Itu sisi positifnya. Sisi negatifnya, nama Columbus dikenang sebagai pembuka jalan perubahan besar-besaran yang menghancurkan hidup pribumi Amerika. (REUTERS/AFP/AP)