WHO telah merekomendasikan negara, seperti Pakistan, menerapkan karantina wilayah “berselang” guna membendung lonjakan penularan saat pelonggaran mulai dilakukan.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
NEW DELHI, KAMIS — Di tengah penurunan kasus Covid-19 di banyak negara, sejumlah negara di Asia Selatan, Amerika Selatan, dan Afrika Selatan justru menunjukkan penambahan kasus yang signifikan. Menurut Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, secara geografis pandemi kini bergeser.
Pada 7 Juni 2020, WHO melaporkan ada lebih dari 136.000 kasus baru Covid-19 yang merupakan penambahan kasus terbanyak dalam sehari sejauh ini. Hampir 75 persen kasus itu berasal dari 10 negara di Amerika dan Asia Selatan.
”Pandemi sudah berlangsung selama enam bulan, ini bukan waktunya bagi negara mana pun mengendurkan kewaspadaannya,” ujar Tedros, Senin (8/6/2020).
Berdasarkan laporan WHO tanggal 9 Juni 2020, Brasil masih melaporkan 18.912 kasus baru, India 9.987 kasus baru, Peru 4.757 kasus baru, Chile 4.696 kasus baru, Pakistan 4.646 kasus baru, Meksiko 3.484 kasus baru, Bangladesh 2.735 kasus baru, dan Afrika Selatan 2.594 kasus baru.
Di luar negara-negara di kawasan Amerika Selatan, Asia Selatan, dan Afrika Selatan, negara-negara lain, seperti Rusia dan Iran, juga masih melaporkan kasus baru yang banyak, yaitu secara berurutan 8.595 kasus dan 2.043 kasus.
Dengan penambahan kasus yang tinggi, Pemerintah Kota Delhi di India sudah mulai kewalahan merawat pasien Covid-19, terlebih banyak pasien dari luar Delhi dirujuk ke rumah sakit di Delhi. Menteri Besar Delhi Arvind Kejriwal mengatakan, dalam waktu dekat, Delhi akan kekurangan tempat tidur di rumah sakit-rumah sakit.
Situasi tersebut kemungkinan akan semakin buruk menyusul permintaan bantuan tempat tidur untuk rumah sakit di Delhi ditolak pemerintah federal India.
Delhi dan Mumbai merupakan ”titik panas” pandemi di India. Hingga Senin (8/6/2020), negara Asia Selatan ini melaporkan 266.598 kasus Covid-19 dan 7.466 orang meninggal.
Pasien Covid-19 yang terus bertambah membuat rencana pembukaan kembali hotel di Delhi urung dilakukan. Untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi lonjakan kasus, kamar hotel bisa dijadikan ruang perawatan darurat untuk sementara.
Sementara pada saat yang sama, pemerintah federal India mulai membuka kembali mal, restoran, serta rumah ibadah dengan protokol kesehatan yang ketat. Setelah menerapkan karantina wilayah yang ketat mulai Maret 2020, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi mendapat tekanan untuk kembali membuka aktivitas ekonomi dan mengizinkan warga kembali bekerja.
Rekomendasi WHO
Adapun di Pakistan, WHO telah merekomendasikan negara itu menerapkan karantina wilayah ”berselang” guna membendung lonjakan penularan saat pelonggaran mulai dilakukan. ”Hari ini, Pakistan tidak memenuhi prasyarat untuk membuka karantina wilayah,” demikian pernyataan tertulis WHO yang dikonfirmasi para pejabat Pakistan, Selasa (9/6/2020), seperti dilaporkan Deutsche Welle, Rabu (10/6/2020).
Sementara itu, di Sao Paulo, Brasil, toko-toko mulai kembali beroperasi setelah dua bulan tutup. Transportasi publik, seperti bus dan kereta, juga sudah ramai oleh penumpang yang sebagian mengabaikan aturan jaga jarak. Meski demikian, toko-toko di dalam mal tetap tutup.
Wali Kota Sao Paulo Bruno Covas mengizinkan tempat usaha untuk buka antara pukul 11.00 dan 15.00. Pengunjung toko juga wajib mengenakan masker, dan jumlah konsumen yang masuk ke dalam toko juga dibatasi.
Banyak pakar kesehatan menentang pembukaan wilayah tersebut. Meski melambat, laju infeksi masih terjadi di Sao Paulo. Tingkat penggunaan ruang perawatan intensif (ICU) kini mencapai 70 persen.
Epidemiolog dari Yale University, Albert Ko, menyebutkan, ada beberapa persoalan dalam penanganan Covid-19 di Brasil. ”Banyak kota padat penduduk mengalami penambahan kasus yang eksponensial dan menjadi pusat penyebaran terhadap wilayah lain, kapasitas pemeriksaan yang rendah, tata kelola pemerintah federal yang buruk yang menolak mengambil tindakan tegas soal pembatasan jarak sosial,” kata Albert, seperti dikutip vox.com, 8 Juni 2020.