Matahari sepertinya mulai enggan menyapa pagi hari di kota London, Inggris. Hari-hari itu adalah akhir bulan November 2013. Temperatur menunjukkan angka 8 derajat celsius ketika fajar menyongsong para pekerja yang bergegas menuju tempat kerja. Mereka mempercepat langkah kaki untuk menghangatkan badan dan segera dapat masuk ke ruangan berpenghangat udara.
Daun-daun berserakan di jalanan menandakan musim gugur hampir berakhir. Langit selalu abu-abu dan hanya sesekali sang surya menampakkan dirinya. Di jalanan, warga kompak mengenakan jaket tebal berwarna gelap. Udara dingin yang lumayan menusuk tulang membuat warga memilih duduk di deretan kafe menyeruput latte panas agar tidak kaku di jalanan.
Meski udara kurang bersahabat, London tetap menyimpan daya tarik terhadap pelancong. Di pusat pertokoan tenar, semisal Regent Street dan Oxford Street, wisatawan menjejali gerai-gerai produk mewah. Sebentar lagi Natal datang dan mereka mengejar diskon besar-besaran. Di pelataran Istana Buckingham, pengunjung bersahabat dengan dingin berjam-jam untuk dapat menonton kirab pasukan penjaga istana yang dipimpin oleh prajurit yang menunggang berkuda besar. Antrean mengular di antara embusan angin yang seolah menggigit kulit tidak dihiraukan hanya untuk dapat menyaksikan kota London dari atas kincir London Eye.