Khawatir Terjangkit Covid-19, Malaysia Pulangkan Pengungsi Rohingya
Pemerintah Malaysia akan berbicara dengan Bangladesh dan mengusulkan agar para pengungsi ditempatkan di Pulau Bhashan, Bangladesh.
Oleh
Luki Aulia
·2 menit baca
KUALA LUMPUR, RABU — Pemerintah Malaysia akan mengembalikan ratusan warga etnis Rohingya yang baru saja mendarat di Malaysia, pekan ini, dengan perahu. Alasannya, Malaysia khawatir para pengungsi yang berbulan-bulan terombang-ambing di laut itu memicu penyakit Covid-19 gelombang kedua.
Selama ini Malaysia telah menjadi tujuan yang utama kedatangan pengungsi Rohingya yang mayoritas berasal dari Myanmar. Ribuan warga nekat mempertaruhkan nyawa berada di lautan untuk berlayar mencari kehidupan yang lebih baik setelah lari dari Myanmar.
Setelah terusir akibat konflik di Rakhine, daerah tinggal mereka selama ini di Myanmar, etnis minoritas Rohingya melarikan diri ke Bangladesh. Sedikitnya 1 juta warga Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungsian yang reyot di Bangladesh setelah menjadi korban kekerasan militer Myanmar pada 2017.
Sebelumnya, Malaysia biasanya mau menerima para pengungsi. Namun, setelah ada pandemi korona, otoritas maritim negara itu semakin memperketat penjagaan di wilayah perbatasan atau pintu-pintu masuk di darat ataupun laut untuk mencegah pengungsi Rohingya masuk karena khawatir membawa virus.
Pada Senin lalu, penjaga pantai Malaysia mengizinkan 269 pengungsi Rohingya mendarat karena perahu yang mereka gunakan rusak dan tidak bisa melaut lagi.
Para pengungsi itu dilaporkan berangkat dari Bangladesh pada awal April dan sudah ditolak beberapa negara di Asia Tenggara. Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yaakob menegaskan, Malaysia tidak bisa mengizinkan para pengungsi tinggal di Malaysia.
”Kami tidak akan menerima pengungsi Rohingya lagi. Kalau datang lagi, kami akan kirim pulang lagi,” ujarnya.
Menurut Ismail, pihaknya akan berbicara dengan Bangladesh dan mengusulkan agar para pengungsi ditempatkan di Pulau Bhashan, Bangladesh. Namun, pulau itu rawan badai. Ratusan pengungsi Rohingya sebelumnya ditempatkan di sana.
Namun, seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Bangladesh menegaskan, para pengungsi Rohingya itu tanggung jawab Myanmar, bukan Bangladesh. ”Kenapa tidak minta Myanmar saja yang menerima mereka kembali. Bangladesh tidak ada urusan dengan ini,” ujarnya.
Proyek Arakan yang melacak perahu-perahu Rohingya menyebutkan, pengungsi yang akan dipulangkan Malaysia itu termasuk kelompok pengungsi yang meninggalkan Bangladesh, 7 April lalu. Mereka kemudian dua kali pindah perahu pada Mei lalu dengan tujuan ke beberapa negara.
Pada April lalu, Malaysia mencegat dan menyuruh perahu dengan 200 pengungsi Rohingya putar balik. Tindakan itu diprotes kelompok-kelompok HAM yang menuntut pemerintah tidak bersikap keras kepada pengungsi. (AFP)