China-Taiwan Memanas, Pesawat AS Juga Melintasi Taiwan
Ketegangan di Taiwan dan sekitarnya kembali meningkat setelah jet-jet tempur China dan pesawat militer AS memasuki wilayah Taiwan. Bulan depan, ada latihan militer di Taiwan.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
TAIPEI, SELASA — Beberapa pesawat tempur jenis Sukhoi Su-30 milik Tentara Pembebasan Rakyat atau PLA China dan pesawat angkut militer Clipper C-40 milik Amerika Serikat terbang di wilayah udara Taiwan, Selasa (9/6/2020) pagi. Hal itu dikonfirmasi Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan.
Tidak dijelaskan waktu pasti kapan pesawat-pesawat milik kedua negara itu melintas di atas Taiwan dan juga tak disebutkan apakah pesawat China atau AS yang lebih dulu melintas. Tak ada pula penjelasan apakah melintasnya pesawat-pesawat militer dalam waktu yang sama atau berdekatan itu saling berhubungan atau tidak.
Meski demikian, insiden itu menimbulkan ketegangan baru di kawasan Selat Taiwan, terutama menjelang digelarnya latihan militer tahunan terbesar Taiwan pada bulan depan.
Dalam pernyataan singkat yang dikeluarkan, Selasa siang, Kemhan Nasional Taiwan (MND) menyebutkan bahwa sejumlah pesawat Su-30 China memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan, khususnya di barat daya Taiwan. Angkatan Udara Taiwan merespons hal itu dengan mengeluarkan peringatan radio dan memantau pergerakan mereka sampai mereka terbang keluar dari wilayah udara Taiwan.
”MND sepenuhnya menyadari situasi di perairan dan wilayah udara di sekitar Taiwan, dan mengambil langkah-langkah aktif untuk melindungi wilayah kami,” kata MND, yang dikutip Focus Taiwan.
MND juga mengonfirmasi melintasnya pesawat angkut C-40 AS. Kabar melintasnya pesawat versi militer dari Boeing 737-700C itu juga diinformasikan melalui media sosial oleh beberapa akun pelacak radar udara, seperti Golf9 dan AirNav RadarBox. Jet militer AS sangat jarang terbang di atas wilayah udara Taiwan dan lebih sering terbang di perairan internasional di sekitar wilayah itu.
”Pesawat AS memasuki wilayah udara kami setelah meminta izin sebelumnya sesuai dengan prosedur yang tepat. Pesawat itu tidak mendarat di bandara kami,” kata MND dalam pernyataan terpisah.
Juru bicara MND, Shih Shun-wen, menyatakan, pihaknya memegang kendali penuh atas wilayah udara di Taiwan dan situasi telah normal.
Melintasnya pesawat-pesawat China dan AS itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan AS. Ketegangan terbaru muncul setelah Washington akan mencabut status khusus Hong Kong sebagai pembalasan atas rencana pemberlakuan Undang-Undang Keamanan Nasional di Hong Kong.
Konfrontasi AS-China juga meningkat di sejumlah front lain, seperti perang dagang, isu pandemi Covid-19, dinamika di Laut China Selatan, serta pembatasan baru pada jurnalis dan mahasiswa pascasarjana China di AS.
Melintasnya pesawat-pesawat China dan AS di atas wilayah Taiwan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan AS.
Otoritas MND menyatakan, militer Taiwan akan menggelar latihan militer tahunan terbesar pada bulan depan. Latihan bernama ”Han Kuang” itu akan mencakup simulasi melalui komputer dan latihan cara bertahan menghadapi pasukan atau serangan asing yang mendarat di wilayah Taiwan.
Ancaman China
China juga meningkatkan aktivitas penerbangan jet tempur serta kapal-kapal perangnya di dekat Taiwan atau melalui Selat Taiwan sejak Presiden Taiwan Tsai Ing-wen terpilih tahun 2016. Tsai menolak untuk mengakui bahwa Taiwan adalah bagian dari ”satu China”.
Beijing mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, China berjanji suatu hari akan merebut Taiwan, termasuk secara paksa jika perlu.
Pengamat militer di China, yang dikutip media China, Global Times, menyebutkan bahwa pergerakan jet-jet tempur PLA pada Selasa memberikan peringatan bagi Taipei bahwa Beijing siap menghadapi perang.
Menurut Wei Dongxu, pengamat militer di Beijing, pengerahan jet-jet Su-30 di tengah operasi militer AS menunjukkan kesiagaan tempur PLA yang tinggi.
Februari lalu, jet militer China juga secara singkat melintasi garis tengah Selat Taiwan. Sebelumnya, Desember tahun lalu, Beijing juga mengirim kapal induk barunya, Shandong, melalui Selat Taiwan. Maret tahun lalu, dua jet tempur J-11 China juga memasuki wilayah udara Taiwan untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun.
Pertengahan Mei lalu, Tsai menyatakan, Taiwan menginginkan dialog dengan China, tetapi tidak dapat menerima proposal untuk ”satu negara, dua sistem”. Ia menyerukan agar kedua pihak menemukan cara hidup berdampingan. Dalam pidatonya setelah dilantik untuk masa jabatan kedua dan terakhirnya, 20 Mei 2020, Tsai mengatakan hubungan antara Taiwan dan China telah mencapai titik balik bersejarah.
”Kedua belah pihak memiliki kewajiban untuk menemukan cara untuk hidup berdampingan dalam jangka panjang dan mencegah intensifikasi antagonisme dan perbedaan,” katanya seperti dikutip media Channel News Asia.