Layanan Medis Gratis Dokter Hajj bagi Warga Miskin Yaman
Di tengah kecamuk perang, seorang dokter di Yaman berkeliling memberi layanan dan konsultasi kesehatan gratis. Aneka bencana dan konflik menahun membuat sistem layanan kesehatan di negeri itu hancur.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
”Kalau butuh konsultasi kesehatan, panggil saja saya”. Begitu tertulis pada stiker berukuran besar yang tertempel di kaca jendela belakang mobil Sami Yahya al-Hajj, dokter di Yaman. Stiker itu juga memasang figur kartun dokter berjenggot yang mengenakan kacamata bingkai kotak.
Hajj memberikan layanan pemeriksaan kesehatan dan obat-obatan bagi warga miskin di daerah perdesaan. Pada saat yang sama, ia juga menerima telepon dan membalas pesan dari para pasien yang disampaikan melalui media sosial. Konsultasi kesehatan itu gratis untuk semua. Bagi warga miskin yang tidak terjangkau teknologi komunikasi, Hajj yang mendatangi mereka.
”Banyak warga miskin yang tidak bisa mendapat saran medis dan tidak punya uang untuk mendapat layanan kesehatan,” kata Hajj.
Saat ini, menurut PBB, Yaman tengah dilanda krisis kemanusiaan yang paling parah di dunia. Peperangan antara pemerintah dan kelompok perlawanan Houthi menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa 4 juta warga mengungsi.
Banyak warga Yaman mengalami gizi buruk dan terserang penyakit. Di tengah kecamuk perang, sistem layanan kesehatan Yaman gagal memenuhi kebutuhan rakyat. Akibatnya, warga Yaman rentan terinfeksi penyakit Covid-19. Saat berada di ibu kota Sanaa, mobil Hajj kerap dihentikan warga untuk konsultasi di pinggir jalan. Hajj terlihat sering menulis resep untuk mereka.
“Dokter berada di garis depan pandemi ini. Kami harus menyebarkan informasi kesehatan sampai ke luar klinik dan rumah sakit,” kata Hajj yang memiliki 18.000 pengikut di akun media sosial Facebook.
Hajj mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan warga miskin karena mereka juga merupakan bagian dari masyarakat Yaman. Pemerintah Yaman mencatat ratusan kasus korona dan 112 orang di antaranya meninggal. Sulit melakukan tes cepat dan penanganan pandemi di Yaman karena banyaknya daerah yang terdampak perang.
”Ini dokter Yaman yang merawat orang miskin di jalanan tanpa biaya. Saya harap semua dokter di Yaman juga melakukan hal yang sama dalam situasi seperti sekarang ini,” kata salah satu komentar di facebook.
Bantuan kurang
PBB khawatir program bantuan untuk melawan Covid-19 dan bencana kelaparan bagi ratusan ribu anak-anak Yaman akan bisa dikurangi, bahkan dihentikan pada akhir bulan ini karena keterbasan anggaran. Untuk itu, PBB berharap negara-negara pendonor segera memberikan bantuan uang. Program-program bantuan untuk Juni hingga Desember membutuhkan anggaran minimal 2,41 miliar dollar AS.
Saat ini saja, 75 persen program PBB di Yaman untuk bantuan makanan, nutrisi, dan layanan kesehatan terpaksa dihentikan karena ketiadaan anggaran. Program Pangan Dunia sudah mengurangi jatah makanan hingga separuh. Bantuan medis PBB juga sudah dikurangi hanya untuk 189 rumah sakit dari total 369 rumah sakit yang ada.
Selama beberapa tahun terakhir ini, Yaman dilanda bencana beruntun dan wabah korona memperparah situasi. Sistem layanan kesehatannya pun tak bisa diandalkan karena rumah sakit kekurangan tenaga medis, listrik rumah sakit pun tak memadai, tenaga medis tak dilengkapi alat pertahanan diri yang berkualitas baik, dan peralatan lain, seperti ventilator, pun minim.
Arab Saudi dan Uni Emirat Arab terbelit dalam perang dengan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman sejak 2015. Konflik itu sudah menewaskan 100.000 orang dan mengakibatkan bencana kemanusiaan terparah. Juru bicara Kantor Bantuan Kemanusiaan PBB, Zoe Paxton, mengatakan, jika tidak ada bantuan dalam waktu deka, semua upaya penanganan wabah korona terpaksa dihentikan.
Arab Saudi mengatakan, tahun ini pihaknya akan memberikan bantuan untuk Yaman sebesar 300 juta dollar AS yang akan disalurkan melalui PBB. Komitmen Arab Saudi itu merupakan jumlah terbanyak yang pernah diberikan oleh negara mana pun.
Adapun UEA mengalokasikan 37 juta dollar AS untuk Yaman tahun ini. Menteri Negara untuk Kerja Sama Internasional UEA Reemal-Hashimy menyediakan bantuan untuk Yaman lebih dari 6 miliar dollar AS sejak awal konflik. Pada Mei lalu, UEA mengirimkan 87 ton persediaan medis untuk Yaman, termasuk 65 ventilator. (AFP/AP)