Selepas Pelonggaran Pasca-Idul Fitri, Kasus Covid-19 Melonjak di Arab Saudi
Lonjakan kasus Covid-19 di Arab Saudi itu terjadi tiga pekan sebelum jemaah haji seharusnya dijadwalkan masuk negara tersebut. Dalam sebulan, tambahan kasus baru di sana dua kali lipat dari total Covid-19 di Indonesia.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
RIYADH, SENIN — Kasus penularan virus korona baru atau Covid-19 di Arab Saudi melonjak drastis selepas Idul Fitri dan menjelang Idul Adha. Dalam sebulan terakhir, tercatat 73.258 kasus baru di sana. Bersama tujuh negara yang bersebelahan dengannya, Arab Saudi mencatat total 319.889 kasus infeksi Covid-19 atau 10 kali lipat dari kasus di Indonesia.
Data John Hopkins University menunjukkan, Arab Saudi mencatat 28.656 kasus infeksi pada 4 Mei 2020. Sementara pada 4 Juni 2020, kerajaan itu mencatat total 101.914 kasus atau bertambah 73.258 kasus dalam sebulan. Angka ini merupakan yang tertinggi di kawasan Teluk. Angka kematian akibat Covid-19 hingga kini tercatat total 712 kasus.
Sebanyak 29.354 kasus baru terdata selepas Idul Fitri atau setelah jam malam dan pembatasan sosial dilonggarkan. Adapun pada Kamis hingga Minggu (7/6/2020), Riyadh mencatat total 10.732 kasus baru. Dengan penduduk 33,7 juta orang, Arab Saudi mencatatkan hampir 3.000 infeksi per 1 juta penduduk.
Lonjakan infeksi terjadi sekitar 1,5 bulan menjelang rangkaian ibadah haji tahun ini, yang dimulai pada 22 Juli 2020. Biasanya, hingga 2 juta orang dari sejumlah negara mulai memasuki Arab Saudi sebulan sebelum rangkaian ibadah haji dimulai. Dengan demikian, dalam situasi normal, jemaah haji seharusnya mulai memasuki Arab Saudi tiga pekan lagi.
Namun, sampai sekarang Riyadh belum membuat keputusan baru soal haji. Sejak 31 Maret 2020, Riyadh meminta semua negara dan jemaah menunda persiapan keberangkatan haji 2020. Sebelumnya, Arab Saudi juga telah menghentikan layanan visa umrah dan menutup Masjidil Haram di Mekkah. Sampai sekarang, Masjidil Haram dan layanan visa haji dan umrah belum kembali dibuka.
Indonesia dan Singapura telah memutuskan tidak memberangkatkan jemaah haji tahun ini. Adapun Bangladesh bersiap membatalkan karena merasa tidak akan mempunyai cukup waktu mempersiapkan keberangkatan ratusan ribu jamaah haji. Pakistan dan India, yang bersama Indonesia masuk tiga besar pengirim jemaah haji setiap tahun, masih menunggu keputusan Arab Saudi.
Gabungan jumlah kasus infeksi Covid-19 di India dan Pakistan kini mencapai 356.428 infeksi. Sepanjang abad ke-19, penyelenggaraan haji beberapa kali ditunda karena jemaah dari Asia Selatan membawa wabah.
Jam malam
Lonjakan infeksi baru membuat Riyadh kembali memberlakukan jam malam. Penduduk Jeddah dilarang keluar rumah mulai pukul 15.00 hingga pukul 06.00. Media Arab Saudi, yakni Arab News, Asharq al-Awsat, dan Saudi Press Agency, menyebutkan, semua warga Jeddah kembali dilarang masuk kantor dan shalat di masjid. Larangan itu diumumkan beberapa hari setelah Arab Saudi kembali membuka masjid untuk umum.
Riyadh juga mengoperasikan rumah sakit darurat di Jeddah dan menambah 31 klinik darurat di sejumlah kota lain. Rumah sakit darurat di Jeddah akan dikhususkan untuk pasien dengan gejala ringan. Berkat kebijakan kesehatan yang ditempuh Arab Saudi, sebanyak 72.814 pasien Covid-19 di kerajaan itu telah sembuh. Dengan demikian, kini tidak sampai 30.000 pasien Covid-19 dirawat di beberapa klinik dan rumah sakit di Arab Saudi.
Negara yang berbagi perbatasan darat dan laut dengan Arab Saudi, yakni Yaman, Oman, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Kuwait, Irak, Jordania, dan Mesir, juga mencatat kasus yang tinggi. Total hampir 187.000 kasus infeksi tercatat di tetangga-tetangga Arab Saudi Itu. Qatar paling banyak dengan 68.790 kasus.
Di Timur Tengah dan Afrika Utara, Iran tetap mencatat infeksi paling tinggi, yakni 171.789 kasus. Di seluruh dunia, kini 7 juta kasus infeksi dan 406.107 kematian akibat Covid-19. Amerika Serikat tetap berada di urutan paling atas dengan 2 juta infeksi dan 112.469 kematian akibat Covid-19. (AFP/REUTERS)