India-China Menyepakai Penyelesaian Damai di Perbatasan
Ketegangan terakhir terjadi di Garis Kontrol Aktual di dekat Pangong Tso atau Danau Pangong, yang terletak di perbatasan India dan wilayah otonomi Tibet, China.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
NEW DELHI, MINGGU – Pemerintah India dan China sepakat untuk menyelesaikan konflik perbatasan kedua negara dengan cara damai. Pemerintahan masing-masing akan mengutus para petinggi militernya untuk bertemu di pos terdepan di dekat perbatasan mereka di wilayah Himalaya.
“Kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan situasi ini secara damai di daerah perbatasan sesuai dengan berbagai perjanjian bilateral yang sudah ada,” demikian pernyataan Kementerian Luar Neger India, Minggu (7/6/2020).
Dalam pernyataan yang sama, Kementerian Luar Negeri India menyatakan keterlibatan militer dan diplomatik diperlukan untuk memastikan kondisi di daerah perbatasan kedua negara tetap tenang.
Dalam beberapa tahun terakhir, ketegangan kedua negara pemilik hulu ledak nuklir ini meningkat di perbatasan. Ketegangan terakhir terjadi di Garis Kontrol Aktual di dekat Pangong Tso atau Danau Pangong, yang terletak di perbatasan India dan Tibet, China.
Danau itu juga membagi sektor Ladakh timur yang diklaim India dan sektor Aksai Chin yang diklaim China di Jammu dan Kashmir — subyek perselisihan antara India, Pakistan, dan China sejak 1947. Kontak fisik kali itu menyebabkan 11 orang terluka, yaitu empat tentara India dan tujuh tentara China (Kompas, 18 Mei 2020).
Para pejabat India mengatakan, beberapa hari sebelum kejadian, tentara China melanggar batas garis demarkasi dan masuk ke dalam wilayah Ladakh dan terus ke barat ke dalam wilayah India.
Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping telah beberapa kali bertemu dalam dua tahun terakhir untuk mengurangi ketegangan di perbatasan. Namun, belum ada kesepatakan antara keduanya kecuali meningkatkan komunikasi antara kedua pihak, termasuk militer.
Menteri Pertahanan India Rajnath Sing, dua pekan lalu mengatakan, mereka berupaya untuk menjadi tetangga yang baik bagi China. “ India tidak ingin melukai harga diri negara mana pun. Tapi pada saat yang sama, India tidak bisa mentolerir jika suatu negara ingin melukai kami" kata Singh.
Manfaat bagi Pakistan
Michael Kugelman, analis senior dan deputi Direktur pada Program Asia Woodrow Wilson Center di dalam kolomnya di laman National Interest menyebutkan, konflik perbatasan India-China diamati serius oleh negara tetangga mereka, Pakistan. Pakistan memperoleh banyak manfaat dari konflik ini, sekaligus juga mendapat kerugian.
Kugelman mengatakan, isu perbatasan secara tidak langsung memperlihatkan tekanan militer China terhadap India. Dari sudut pandang Pakistan, menurut Kugelman, langkah China ini bisa dianggap sebagai upaya pelemahan militer India yang bila dihadapi oleh Pakistan secara langsung, tidak berimbang. India lebih superior di dalam kekuatan militer dibandingkan Pakistan.
Pakistan, menurut Kugelman, dapat mengambil manfaat dari banyaknya konflik perbatasan antara India dengan beberapa negara lainnya, seperti China dan Nepal, untuk mengirimkan “aset-aset militannya” ke daerah Jammu dan Kashmir untuk mengobarkan perlawanan bersenjata wilayah tersebut.
Bisa juga tidak perlu mengirimkan kelompok baru, tapi bisa mendorong kelompok-kelompok yang ada untuk “bergerak.”
“Kemungkinan skenario ini terungkap karena sekarang pemerintah New Delhi telah mengumumkan penempatan kembali sejumlah pasukan di wilayah Jammu dan Kashmir ke Ladakh,” tulis Kugelman.
Pakistan mencoba mencari jalan memutar untuk memulihkan hubungan dengan AS, salah satunya dengan memfasilitasi perundingan antara Kelompok Taliban dan negosiator AS. Namun, tidak semudah itu.
Bahkan India dan AS menjalin hubungan yang lebih erat setelah Presiden Donald Trump berkunjung ke India, februari lalu, yang merupakan kunjungan balasan PM Narendra Modi ke Texas sebelumnya.
Menurut Kugelman, Pakistan, selain mendapat keuntungan dengan “berlindung” dibalik tameng China, juga memiliki potensi mendapat kesulitan akibat konflik ini. Salah satunya terkait pembangunan jalan dengan rute Darbuk-Shayok-Daulat-Bg-Oldi sepanjang 1598 mil, yang menghubungkan Leh, Ibu Kota Ladakh dengan Celah Karakoram.
Jalur jalan ini akan semakin menguatkan posisi India di LAC, termasuk wilayah Aksai Chin, bagian Ladakh yang dikendalikan China tapi diklaim juga oleh India. “Karena ini adalah berita buruk bagi China, ini juga berita buruk bagi Pakistan,” tulis Kugelman. (AFP/AP)