Pesawat Ulang-alik SpaceX Bawa 2 Astronot AS ke Orbit
Kompetisi luar angkasa ini dimungkinkan setelah ada model pengembangan baru antara pemerintah dan swasta. Perusahaan penerbangan boleh merancang, membangun, dan mengoperasikan pesawat ulang-aliknya sendiri.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
Pesawat ulang-alik SpaceX Falcon 9 akhirnya meluncur ke orbit dengan membawa dua astronot pensiunan Angkatan Laut dan Angkatan Udara Amerika Serikat, Doug Hurley (53) dan Bob Behnken (49). Perjalanan itu akan memakan waktu sekitar 19 jam.
Pesawat tersebut meluncur dari titik luncur landasan Pusat Luar Angkasa Kennedy di Cape Canaveral, Florida, AS, Sabtu (30/5/2020) waktu setempat.
Wahana luar angksa itu merupakan buatan perusahaan roket swasta Amerika Serikat (AS) milik pengusaha miliuner kelahiran Afrika Selatan, Elon Musk. Peluncuran tersebut menandai penerbangan luar angkasa astronot Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) yang pertama dari dalam wilayah AS dalam sembilan tahun.
Kedua astronot itu dibawa dalam kapsul rancangan baru, Crew Dragon (Kru Naga), menuju stasiun luar angkasa internasional. Pesawat akan menjelajah sejauh 450 kilometer menuju orbit dengan memakan waktu sekitar 19 jam.
Beberapa saat sebelum meluncur, Hurley mengatakan, ”SpaceX, kami siap meluncur. Nyalakan lilinnya.” Ia menirukan kalimat yang pernah diucapkan Alan Shepherd, warga AS pertama yang ke luar angkasa, tahun 1961.
Pesawat itu diluncurkan dari landasan yang sama yang digunakan pesawat ulang-alik terakhir NASA yang dikemudikan Hurley pada 2011. Sejak itu astronot AS harus menumpang pesawat ulang-alik Soyuz milik Rusia untuk ke orbit. Itu pun peluncurannya dilakukan tidak di wilayah AS, tetapi di Kazakhstan. ”Kekuatan dan teknologinya luar biasa,” kata Presiden AS Donald Trump.
Sebelumnya, roket itu hendak diluncurkan Rabu lalu. Namun, batal karena kondisi cuaca buruk.
Direktur NASA Jim Bridenstine mengatakan, meluncurkan kembali astronot-astronot AS dengan roket buatan AS sendiri dan dari dalam wilayah AS merupakan prioritas tertinggi NASA.
”Saya lega sekali akhirnya terwujud, tetapi kita masih harus tunggu Bob dan Doug kembali selamat,” ujarnya.
Tonggak sejarah
Bagi Musk, peluncuran itu kembali menjadi tonggak sejarah dari penggunaan kembali roket yang selama ini dilakukan perusahaan miliknya agar biaya operasional penerbangan ke luar angkasa bisa lebih murah dan lebih sering dilakukan.
Peluncuran ini juga menandai untuk pertama kalinya perusahaan swasta, bukan NASA, yang memiliki, mengembangkan, dan mengoperasikan pesawat ulang-alik berpenumpang manusia ke orbit. Terakhir kali NASA meluncurkan astronot ke luar angkasa dengan roket baru itu sekitar 40 tahun lalu.
Musk, pengusaha bidang teknologi tinggi yang meraup kesuksesan di Silicon Valley, itu juga merupakan direktur eksekutif perusahaan pembuat mobil listrik dan baterai Tesla Inc.
Sementara Hurley dan Behnken merupakan karyawan NASA yang dikontrak untuk meluncur ke orbit bersama SpaceX. Keduanya akan berada di stasiun luar angkasa selama empat bulan untuk membantu para pekerja di laboratorium orbit.
Selain SpaceX, perusahaan penerbangan Boeing Co juga tengah mengembangkan pesawat ulang-alik. Kemungkinan besar Boeing Co akan meluncurkan roket CST-100 Starliner dengan membawa astronot pada awal tahun depan.
Untuk mendorong program luar angkasa AS, NASA memberikan uang pengembangan roket sebesar 8 miliar dollar AS kepada SpaceX dan Boeing Co. NASA berharap penerbangan pesawat ulang-alik ke Mars dapat segera terwujud secepatnya tahun 2030.
Masa depan
Penerbangan ke luar angkasa ini bukan pertama kali dilakukan SpaceX. Sejak 2012, SpaceX menjadi perusahaan swasta pertama yang menerbangkan kapsul kargo ke stasiun luar angkasa untuk mengirimkan kebutuhan stasiun itu dan hal itu rutin dilakukan sampai sekarang.
SpaceX lalu diberi bantuan 3 miliar dollar AS untuk merancang, membangun, menguji, sekaligus mengoperasikan kapsul Dragon untuk enam perjalanan pulang pergi ke luar angkasa.
Uji pertama berhasil dilakukan pada Maret 2019 dengan membawa patung manekin bersensor yang diberi nama Ripley. Perjalanan uji coba SpaceX tidak mulus.
Ada segudang masalah, mulai dari keterlambatan, ledakan, hingga pengembangan parasut. Meski demikian mereka tetap berhasil mengalahkan Boeing Co dalam kompetisi luar angkasa ini.
Kompetisi luar angkasa ini dimungkinkan setelah ada model pengembangan baru antara pemerintah dan swasta. Perusahaan penerbangan boleh merancang, membangun, dan mengoperasikan pesawat ulang-aliknya sendiri.
NASA kini menjadi seperti konsumen atau pihak yang membayar proyek pengembangan pesawat saja.
Bagi SpaceX, peluncuran kapsul Crew Dragon itu hanya uji terbang. Pada rencana penerbangan selanjutnya, Agustus mendatang, SpaceX sudah menyiapkan peluncuran lagi. Kali ini mereka akan membawa empat kru, 3 warga AS dan 1 warga Jepang.
”Kita lihat dulu nanti. Ini saja sudah membuat saya sangat gugup,” kata Presiden SpaceX Gwynne Shotwell. (REUTERS/AFP/AP)