Baru Dua Hari Pasca-Gencatan Senjata, Taliban Serang Tentara Afghanistan
Kelompok Taliban kembali melancarkan serangan pada petugas keamanan Afghanistan. Gencatan senjata yang tidak diumumkan antara kedua pihak hanya berumur pendek.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
KABUL, JUMAT – Hanya berselang dua hari setelah gencatan bersenjata berakhir, kelompok Taliban kembali menyerang pasukan keamanan Afghanistan, Jumat (29/5/2020). Sebanyak 14 anggota militer penjaga perbatasan di Distrik Dande Patan, Provinsi Paktia, tewas akibat serangan ini. Korban luka mendapat perawatan di rumah sakit terdekat.
Kelompok Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, Jumat, melalui akun media sosialnya mengakui serangan tersebut dilakukan oleh kelompoknya. “Tadi malam para mujahidin melakukan serangan terhadap pos-pos musuh yang baru didirikan,” kata Zabiullah.
Dia menyatakan, serangan itu dilakukan karena pasukan pemerintah Afghanistan terus mencoba merangsek dan mendekat ke wilayah yang dikuasai mereka dengan sebuah serangan udara pada Rabu lalu. Perluasan wilayah dianggap oleh Taliban sebagai hal yang tidak bisa diterima. Zabihullah juga menyatakan, dua anggota mereka tewas dalam serangan tersebut.
Namun, angka yang disampaikan pejabat resmi di distrik tersebut mengungkapkan jumlah korban yang berbeda. Menurut Gubernur Distrik Dande Patan Eid Mohammad Ahmadzai, jumlah korban tewas di dalam serangan tersebut mencapai 35 orang, terdiri dari 20 orang anggota kelompok Taliban dan 15 anggota pasukan keamanan Afghanistan.
Beberapa pejabat keamanan Afghanistan menuding Taliban juga melakukan setidaknya tiga serangan lain, yaitu di wilayah Zabul, Farah dan Parwan, di tengah pemberlakuan gencatan senjata oleh Taliban selama perayaan Idul Fitri, yaitu dari tanggal 24 Mei hingga 26 Mei. Namun, Taliban tidak berkomentar mengenai serangan-serangan itu.
Dalam catatan lembaga pemantau hak asasi manusia Afghanistan, Komisi Independen HAM Afghanistan, selama tiga hari pemberlakuan gencatan senjata itu, kekerasan bersenjata menurun hingga 80 persen. Sebelum gencatan senjata, jumlah korban kekerasan senjata mencapai 30 orang per hari.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Afghanistan Javid Faisal mengatakan, pemerintah dan para pemimpin politik Taliban terus berkomunikasi untuk mengurangi dan meminimalisasi kekerasan bersenjata di seluruh wilayah. Dia juga menyatakan, meski tidak diumumkan secara resmi, gencatan senjata antara kedua pihak terus berlanjut.
"Detente yang telah dimulai sejak Idul Fitri tetap berlanjut meski ada laporan sejumlah insiden di berbagai wilayah, yang bertentangan dengan keputusan gencatan senjata itu,” kata Faisal. Dia menambahkan, keberlanjutan gencatan senjata memutuhkan koordinasi secara terus menerus antara kedua pihak. Upaya itu akan terus diintensifkan.
Meski di lapangan serangan terus berlanjut, para pengambil kebijakan politik kedua pihak terus mengupayakan keberlanjutan pembebasan tahanan. Sebuah tim, yang terdiri dari lima orang anggota Taliban, diutus kantor politik mereka di Qatar untuk melanjutkan upaya pembebasan lebih dari 3.000 anggota kelompok itu yang masih ditahan oleh pemerintah Afghanistan.
Hingga saat ini, pemerintah Afghanistan telah membebaskan setidaknya 1.000 orang anggota Taliban dari berbagai tahanan di Afghanistan. Sebaliknya, Taliban membebaskan sekitar 80 orang polisi dan tentara Afghanistan yang mereka tawan. (AFP/AP/REUTERS)