Trump Tak Tertarik Renegosiasi Kesepakatan Dagang AS-China
Pernyataan terbaru Presiden AS Donald Trump itu berkebalikan dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya. Beberapa kali Trump memberi sinyal akan meninggalkan kesepakatan AS-China di bidang perdagangan itu.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
WASHINGTON DC, SENIN — Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Senin (11/5/2020) waktu Washington DC, mengaku tidak tertarik dan menentang wacana negosiasi ulang kesepakatan perdagangan Fase 1 antara AS-China.
Sikap Trump itu muncul untuk menanggapi pemberitaan sebuah surat kabar Pemerintah China yang melaporkan bahwa beberapa penasihat pemerintah di Beijing mendesak perundingan baru. Mereka juga kemungkinan membatalkan kesepakatan yang telah dicapai dengan Washington.
Trump mengatakan, dirinya justru ingin melihat apakah Beijing akan memenuhi kesepakatan untuk meningkatkan pembelian barang-barang AS secara masif.
Pernyataan Trump terbaru di Gedung Putih itu berkebalikan dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya. Beberapa kali Trump memberi sinyal akan meninggalkan kesepakatan AS-China di bidang perdagangan itu.
”Tidak, tidak sama sekali. Bahkan tidak sedikit pun,” kata Trump ketika ditanya apakah dia akan merespons gagasan renegosiasi kesepakatan Fase 1.
”Saya tidak tertarik. Kami telah menandatangani kesepakatan. Saya telah mendengar itu juga, mereka ingin membuka kembali pembicaraan perdagangan, untuk membuatnya lebih baik bagi mereka.”
Media Global Times di Beijing pada Senin melaporkan sikap para penasihat Pemerintah China yang familiar dengan perundingan China-AS. Mereka diberitakan menyarankan untuk dihidupkannya kembali kemungkinan pembatalan pakta perdagangan dan dilakukannya negosiasi baru sehingga hasilnya lebih menguntungkan China.
Media tersebut diterbitkan People’s Daily, surat kabar resmi Partai Komunis China yang berkuasa. Meskipun bukan juru bicara partai resmi, pandangan Global Times diyakini mencerminkan pandangan para pemimpin partai.
Beberapa jam setelah laporan itu diterbitkan, importir China membeli setidaknya empat kargo, atau sekitar 240.000 ton, kedelai AS. Pembelian itu dilakukan untuk pengiriman yang dimulai pada Juli mendatang. Tambahan pembelian dimungkinkan, kata beberapa pedagang yang terkait hal itu.
Pembelian tersebut merupakan aktivitas bisnis terbaru dalam rangkaian aktivitas baru-baru ini oleh China. Para pejabat AS juga telah mulai menerapkan bagian lain dari kesepakatan perdagangan mengenai perlindungan kekayaan intelektual AS.
Sejauh ini belum ada tanggapan dari Kantor Perwakilan Dagang AS atas artikel Global Times maupun aktivitas jual beli produk AS teraktual.
Di bawah kesepakatan Fase 1 yang ditandatangani pada Januari lalu, Beijing berjanji untuk membeli setidaknya 200 miliar dollar AS barang dan jasa AS tambahan selama dua tahun.
Merujuk pada kesepakatan itu di sisi lain Washington setuju untuk menurunkan tarif secara bertahap atas barang-barang asal China. Trump, yang menyalahkan penanganan awal China atas wabah Covid-19 di kota Wuhan atas ribuan kematian AS dan jutaan kehilangan pekerjaan, pekan lalu mengaku terpecah konsentrasinya atas kesepakatan dagang itu.
Komentar itu datang hanya beberapa jam setelah pejabat perdagangan utama dari kedua negara berjanji untuk terus maju dengan mengimplementasikan perjanjian tersebut.
Ketegangan AS dan China yang meningkat atas wabah Covid-19 telah membuat kesepakatan perdagangan dan lanjutan pembicaraan mengenai kesepakatan Fase 2 diragukan. Pemerintahan Trump menegaskan ada bukti virus korona tipe baru penyebab Covid-19 muncul dari laboratorium Wuhan.
China tentu saja menolak tuduhan itu. Alih-alih mereda, awal pekan ini ketegangan baru mengemuka. Muncul laporan bahwa Pemerintah AS berencana mengeluarkan peringatan bahwa peretas komputer yang diduga terhubung dengan Pemerintah China berusaha mencuri informasi dari para peneliti AS.
Pejabat intelijen dan penegak hukum AS tidak segera menanggapi permintaan komentar atas hal itu.
Global Times mengatakan, serangan jahat oleh AS telah memicu ”tsunami kemarahan” di antara kalangan perdagangan China. Hal itu terjadi terutama setelah China membuat kompromi dalam pakta Fase 1.
”Sebenarnya demi kepentingan China semata untuk mengakhiri kesepakatan Fase 1 saat ini,” seorang penasihat perdagangan kepada Pemerintah China sebagaimana dimuat kepada Global Times.
Sumber itu juga mengutip melemahnya ekonomi AS dan pemilihan presiden AS pada November mendatang. ”AS sekarang tidak mampu memulai kembali perang dagang dengan China jika semuanya kembali ke titik awal.”
Clete Willems, mantan penasihat perdagangan Gedung Putih yang mengambil peran aktif dalam negosiasi AS-China, mengatakan, China telah menindaklanjuti sebagian besar ketentuan struktural dalam kesepakatan Fase 1. Hal itu termasuk aturan baru untuk melindungi kekayaan intelektual.
”Saya tidak berpikir kita berada pada titik di mana kita harus menyerah pada kesepakatan. Hasilnya relatif sejauh ini,” kata Willems. (AFP/REUTERS)