Petaka Latihan Perang Iran, Militer Selidiki Kematian 19 Personelnya
Rudal milik militer Iran menyasar target yang salah ketika menjalani latihan di perairan Jask dan Chabahar, di Teluk Oman tak jauh dari Selat Hormuz. Iran terus memperlihatkan kemampuan militernya.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
TEHERAN, SENIN — Sebanyak 19 personel militer Iran tewas dalam latihan perang Angkatan Laut Iran di Teluk Oman. Latihan itu digelar satu bulan setelah ketegangan Iran dengan Amerika Serikat di Selat Hormuz yang strategis.
Militer Iran dalam situs berita internalnya, Senin (11/5/2020), menyatakan, latihan perang yang mereka gelar di Teluk Oman membawa petaka. Dalam latihan Minggu (10/5/2020) petang waktu setempat, 19 orang tewas dan belasan lainnya terluka. Jumlah korban tewas mungkin bertambah.
Insiden itu terjadi setelah sebuah rudal yang ditembakkan dalam latihan menghantam satu kapal pendukung. Lokasi kejadian tidak jauh dari Pelabuhan Jask di Teluk Oman, sekitar 1.270 kilometer tenggara Teheran, ibu kota Iran.
”Pada Minggu sore, ketika sejumlah kapal Angkatan Laut (AL) Iran tengah berlatih di perairan Jask dan Chabahar, kapal pendukung Konarak mengalami kecelakaan,” kata militer Iran.
AL Iran menarik kapal rusak itu ke pangkalan AL terdekat. Sebuah foto yang dirilis militer Iran memperlihatkan bagian badan kapal yang terbakar dan beberapa kerusakan lain.
Kantor berita resmi Iran, IRNA, menyatakan, Teheran telah menurunkan sejumlah ahli untuk menyelidiki insiden itu. Kantor berita Turki, Anadolu, melaporkan, korban tewas kemungkinan akan bertambah karena pada saat latihan, menurut sumber di Pasukan Garda Revolusi Iran, terdapat 40 orang di atas kapal Konarak.
Menurut siaran stasiun televisi milik pemerintah, saat kejadian, Konarak, kapal pendukung kelas Hendijan, terlalu dekat dengan sasaran tembakan rudal yang dilepaskan dari kapal perang jenis fregat, Jamaran. Konarak pada saat yang bersamaan tengah berupaya menempatkan target serangan untuk kapal lain. Menurut media pemerintah, insiden itu tidak disengaja.
Konarak adalah kapal pembantu buatan Belanda yang sudah dioperasikan AL Iran sejak 1988. Menurut media Iran, AL telah memodifikasi sehingga kapal sepanjang 47 meter ini memiliki kapasitas daya angkut rudal hingga 40 ton. Modifikasi juga membuat kapal itu mampu meluncurkan rudal antikapal.
Ketegangan kawasan
Media Iran jarang melaporkan insiden yang terjadi selama latihan militer. Pemberitaan ini dinilai menjadi penting dan menandakan beratnya insiden di Teluk Oman. Apalagi insiden ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat antara Iran dan Amerika Serikat.
Sejak dua tahun lalu, Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir antara Iran dan enam negara besar. Washington juga memberlakukan sanksi yang membuat perekonomian Iran semakin tertekan.
Meski mendapatkan sanksi dari AS, Iran tetap secara teratur mengadakan latihan di wilayah Teluk Oman, termasuk latihan bersama dengan AL China dan Rusia, akhir Desember 2019. Lokasi insiden kali ini dekat dengan lokasi latihan bersama itu di dekat Selat Hormuz yang strategis dan pintu masuk ke Teluk Persia, jalur lintasan 20 persen minyak dunia.
Latihan yang dilakukan AL Iran ini hanya berselang satu bulan dari insiden di lokasi yang sama ketika kapal Korps Garda Revolusi Iran melakukan manuver yang berbahaya terhadap kapal-kapal perang AS yang melintasi Teluk Persia. Teheran dan Washington saling mengecam insiden ini.
Analis keamanan dan pertahanan The Washington Institute, Farzin Nadimi, mengatakan, beberapa insiden terakhir di antara angkatan laut kedua negara harus dibaca sebagai kesiapan militer Iran untuk menguji kemampuan militer negara adidaya itu di wilayah Teluk Persia.
Penempatan beberapa roket artileri oleh Korps Garda Revolusi Iran di sepanjang pantai Iran yang menghadap Selat Hormuz, menurut Nadimi, menunjukkan bahwa pasukan elite Pemerintah Iran ini bisa menutup jalur pelintasan minyak itu sewaktu-waktu.
Dengan kondisi seperti ini, menurut Nadimi, tampaknya militer AS harus menyiagakan diri di kawasan selama beberapa bulan ke depan. Armada ke-5 Angkatan Laut AS yang bertugas menjaga kawasan perairan ini tidak memberikan tanggapan ketika dimintai konfirmasinya. (AFP/AP/REUTERS)