Kluster Penularan Baru Muncul di Wuhan Pasca-pencabutan Karantina
Negara-negara perlu berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan penutupan wilayahnya sebab gelombang infeksi kedua bisa saja terjadi. Pelonggaran harus tetap dibarengi dengan penerapan jaga jarak sosial.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
BEIJING, SENIN — Setelah kebijakan karantina wilayah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, dicabut sebulan lalu, kasus baru Covid-19 muncul kembali, Senin (11/5/2020). Kemunculan kasus ini memicu kekhawatiran yang luas bahwa gelombang infeksi akan kembali meningkat.
Juru bicara Komisi Kesehatan Nasional China, Mi Feng, mengatakan, terdapat 17 kasus baru Covid-19 atau naik dari 14 kasus pada hari sebelumnya. Dari 17 kasus itu, tujuh di antaranya kasus impor dan lima kasus lokal Wuhan. Sementara lima kasus lain tersebar di tiga provinsi di China timur laut, termasuk Provinsi Jilin.
Dalam jumpa pers, Minggu (10/5/2020), Mi mengimbau warga untuk menghindari kerumunan dan segera pergi ke tenaga medis atau menjalani pemeriksaan di rumah sakit yang sudah ditunjuk jika mengalami gejala demam, batuk, atau kelelahan.
Kelima kasus baru di Wuhan tinggal di satu lingkungan yang sama. Salah satunya adalah istri dari seorang pasien berusia 89 tahun yang dilaporkan telah positif sehari sebelumnya.
Di samping itu, semua kasus baru itu sebelumnya sudah terklasifikasi sebagai kasus tanpa gejala, yaitu orang yang positif Covid-19 dan bisa menularkan kepada orang lain tetapi tidak memunculkan gejala klinis seperti demam.
Jumlah kasus positif tanpa gejala di China tidak diketahui dengan pasti. Data kasus yang dihitung dan dilaporkan Pemerintah China hanya mencakup pasien positif yang menunjukkan gejala dan sebagai bagian dari penelusuran kontak.
Meski muncul belasan kasus baru, puluhan ribu siswa kelas tiga sekolah menengah pertama di Beijing kembali bersekolah untuk bersiap menghadapi ujian akhir. Selain itu, menurut Komisi Kesehatan Nasional, tidak ada kasus meninggal baru setelah hampir sebulan terakhir. Saat ini masih ada 141 pasien yang masih dirawat di rumah sakit.
Tidak hanya di China, naiknya laju infeksi pasca-pelonggaran kebijakan pembatasan jarak sosial juga terjadi di Korea Selatan dan Jerman.
Korea Selatan melaporkan adanya 35 kasus baru dalam 24 jam terakhir atau hari kedua dengan kasus baru di atas 30 kasus dalam sebulan terakhir. Kekhawatiran terjadinya gelombang kedua infeksi meningkat menyusul puluhan kasus baru berasal dari sebuah klub malam yang kembali beroperasi di Seoul.
Otoritas Seoul telah memerintahkan klub malam itu ditutup sementara bersama dengan tempat hiburan malam lainnya. Otoritas Seoul juga memanfaatkan bukti transaksi kartu kredit, rekaman telepon seluler, dan kamera pengawas untuk melacak ribuan orang yang datang ke pusat hiburan di Seoul dalam beberapa minggu terakhir.
Wali Kota Seoul menyebutkan bahwa 85 kasus baru di seluruh Korea Selatan terkait dengan kluster itu. Petugas medis kini sedang melacak 5.500 orang lainnya.
Sehari setelah Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan bahwa Jerman bisa kembali normal secara bertahap, The Robert Koch Institute (RKI) melaporkan bahwa laju infeksi (R0) naik menjadi 1,1. Artinya, 10 orang yang positif Covid-19 bisa menularkan pada 11 orang lain.
RKI memberikan peringatan, agar pandemi bisa terkontrol, maka laju infeksi harus berada di bawah nol. Sebelum naik jadi 1,1, laju infeksi bertengger di angka 0,65. Sejak itu, kluster penularan baru muncul di rumah pemotongan hewan dan panti jompo.
Kini, mayoritas toko dan taman bermain telah dibuka kembali. Anak-anak pun secara bertahap sudah bersekolah kembali. Sementara restoran, tempat olahraga, dan rumah ibadah juga dibuka bertahap.
Sementara itu, Rusia melaporkan kasus baru Covid-19 sebanyak 11.656 kasus, Senin (11/5/2020). Ini merupakan rekor kasus harian tertinggi selama ini. Dengan kasus baru itu, total kasus Covid-19 di Rusia menjadi 221.344 kasus dan menempati urutan ketiga negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat dan Spanyol.
Lebih dari separuh kasus Covid-19 dan kasus meninggal di Rusia berada di Moskwa. Ibu kota Rusia ini melaporkan penambahan 6.169 kasus baru dalam 24 jam terakhir sehingga total kasus di Moskwa menjadi 115.909.
Adapun kasus meninggal akibat Covid-19 bertambah 94 sehingga total kasus meninggal menjadi 2.009 kasus. (AP/REUTERS/AFP)