Sejak pandemi Covid-19 merebak, masker untuk penutup hidung dan mulut telah menjadi bagian dari hidup sehari-hari warga. Tidak hanya sebagai aksesori kesehatan, masker juga menjadikan penampilan terlihat lebih keren.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
Sebelum pandemi Covid-19 datang, masker medis hanya wajib digunakan tenaga medis atau mereka yang sedang sakit. Sementara masker nonmedis atau kain umumnya dipakai hanya untuk melindungi diri dari polusi, seperti debu atau asap.
Kini, ke mana pun mata memandang hampir semua orang mengenakan masker medis ataupun nonmedis. Amerika Serikat yang semula menolak keras memakai masker, kini mewajibkan pemakaian masker.
Bahkan, desain masker yang kini beraneka warna dan motif atau gambar menjadi semacam media menyampaikan sikap seperti halnya kaus. Menurut survei ABC/Ipsos, 10 April lalu, di AS kini 55 persen orang dewasa sudah memakai masker di tempat publik. Ini setelah pemakaian masker diwajibkan di AS, terutama di tempat publik, untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Sejumlah toko produksi kaus di Glastonbury, Connecticut, kini sibuk melayani pesanan masker kain dengan aneka desain. Desain gambar api menyala pesanan pemadam kebakaran sampai desain gambar kucing untuk kelompok pencinta kucing.
Bahkan, NBA dan Asosiasi Basket Nasional Perempuan AS secara resmi menjual masker kain berlogo basket 30 tim basket laki-laki dan 12 tim basket perempuan dengan harga 15 dollar AS. Sebagian dari pemasukan masker itu akan didistribusikan untuk membantu warga yang membutuhkan bantuan makanan di AS dan Kanada.
Dunia mode
Jika pengaruh masker meluas, bisa-bisa masker masuk ke industri mode di New York, pusat mode dunia, dan warnanya pun dipastikan akan hitam, warna yang sesuai dengan selera para penentu dalam industri mode di New York. Namun, ada sebagian kalangan yang memprediksikan masker yang akan laris manis justru yang berwarna terang dengan gambar-gambar lucu dan menarik.
”Masker akan menjadi aksesori kesehatan yang tidak hanya penting tetapi juga menambah penampilan tambah keren,” kata Editor Eksekutif Mode dan Kecantikan di majalah Bazaar, Harper, Avril Graham.
Bahkan, lanjut Graham, bisa jadi nanti akan ada masker dengan penggunaan yang berbeda. Seperti masker glamor yang khusus dipakai di acara-acara penting yang menjadi bagian dari aksesori busana resmi.
Suvenir
Sebelum masuk industri mode New York, BBC, 21 April lalu, menyebutkan, semakin banyak grup band yang tidak hanya menjual kaus dan jaket sebagai suvenir, tetapi juga masker. Grup band, seperti Megadeth dan Korn, yang pertama kali mulai memasang masker dalam daftar pembelian suvenir daring mereka.
Sebagian dari hasil penjualan masker itu diberikan kepada para pekerja di industri musik yang kehilangan pekerjaan gara-gara pandemi Covid-19. Rencana selanjutnya, bantuan akan diberikan ke para fans. Masker Megadeth dengan foto Vic Rattlehead diberikan secara cuma-cuma kepada siapa pun yang memesan lewat daring. Masker medis dengan logo Korn juga laris manis terjual.
Sejak Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) merekomendasikan pemakaian masker untuk mencegah penyebaran virus, perusahaan pembuat masker diperkirakan akan bisa memproduksi 4-6 miliar masker untuk kebutuhan sampai 12 bulan ke depan.
Pendiri dan pemilik perusahaan musik Sandbag, Christiaan Munro, yang membuat suvenir untuk grup band The Chemical Brothers, Radiohead, Bastille, dan Blink-182, mengatakan, awalnya masker dianggap negatif dan mengerikan. Kini, memakai masker di tempat umum sudah dianggap wajar.
”Masker sekarang jadi penting dan bukan hanya untuk pencitraan. Yang jelas akan jadi aksesori pakaian. Apalagi jika dibuat unik,” ujarnya.
Presiden Kt8, pembuat suvenir di Toronto, Kanada, Tony Holiday, kepada majalah Billboard, mengaku sudah memproduksi banyak masker. Kini masker sama larisnya dengan bandana. Hasil penjualan masker mereka diberikan kepada rumah sakit dan badan amal. Banyak juga perusahaan pembuat suvenir yang mendonasikan masker dan penutup kepala yang dibuat dari kain kaus.
Sejumlah merk ternama di dunia mode juga kini membuat alat perlindungan diri khusus untuk tenaga medis. Para perancang busana juga beramai-ramai membuat masker untuk dijual bebas.
Kebiasaan di Asia
Sebenarnya penggunaan masker bukan hal baru di sebagian negara di Asia seperti China dan Jepang terutama setelah wabah SARS. Meski demikian, kata Munro, banyak masker yang sudah dijual di toko-toko kecil di pusat kota Los Angeles, AS, jauh sebelum pandemi Covid-19.
Itulah kenapa artis pop seperti Ariana Grande dan Little Mix sudah menjual masker di toko-toko suvenir mereka sebelum korona. Penyanyi dan penulis lagu AS, Billie Ellish, sudah memakai masker buatan Gucci ke malam penghargaan Grammy Awards. Ia bahkan sudah menjual masker produksinya di toko-toko pakaian Urban Outfitters. (REUTERS)