Afghanistan Selidiki Insiden Enam Orang Tewas Saat Pembagian Bantuan
Enam korban tewas terdiri dari tiga polisi yang bertugas mengamankan pembagian paket bantuan, dua orang warga, dan satu jurnalis radio lokal.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
KABUL, MINGGU — Enam orang tewas dalam bentrokan saat pembagian bantuan makanan di kantor Gubernur Ghor Barat di kota Feroz Koh, Afghanistan, Sabtu (9/5/2020). Pemerintah akan mengirim tim untuk menyelidiki kejadian itu.
Juru bicara Pemprov Ghor Barat menyatakan, enam korban tewas terdiri dari tiga polisi yang bertugas mengamankan pembagian paket bantuan, dua orang warga, dan satu jurnalis radio lokal. Sang juru bicara, Aref Haber, menyalahkan warga.
”Para pemrotes menembaki polisi,” kata Haber sambil menambahkan, insiden itu juga menyebabkan belasan orang terluka, termasuk di antaranya sembilan polisi.
Wakil Ketua Dewan Provinsi Ghor Abdul Rahman Akhsan mengatakan, kejadian bermula ketika beberapa warga yang berada dalam barisan memprotes kebijakan pemerintah setempat tidak adil dalam pembagian bantuan.
Setelah itu, banyak warga berupaya untuk menerobos masuk ke halaman kantor gubernur dan berujung pada bentrokan antara warga dan polisi.
Menurut Habel, tembakan dimulai dari arah kerumunan warga. Masih menurut dia, pengunjuk rasa memukul petugas keamanan dan polisi yang berjaga saat mencoba menerobos masuk ke halaman kantor gubernur.
Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengonfirmasi jumlah korban tewas dalam insiden itu. Insiden itu dipicu beberapa pria yang membawa senjata ilegal bersama dengan gerombolan lainnya untuk menyerang gedung pemerintah.
Polisi, menurut Kemendagri Afghanistan, menembakkan senjatanya ke udara sebagai peringatan agar massa kembali tertib. Namun, upaya itu tidak berhasil.
Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh menyatakan di dalam laman media sosialnya bahwa insiden itu adalah ”serangan yang mengejutkan” dan pemerintah akan serius menyelidiki insiden tersebut.
Pandangan berbeda disampaikan Ketua Komisi Hak Asasi Manusia Afghanistan Shaharzad Akbar. Setelah mendapat laporan dari sumber yang berbeda, dia berkicau di Twitter.
Melalui akun Twitter-nya, Akbar mencuit, pihaknya menerima laporan yang mengkhawatirkan bahwa polisi Ghor Barat menembaki pengunjuk rasa. Kondisi itu tida bisa diterima dan berjanji akan menyelidiki insiden tersebut.
Pembagian bahan pangan menjadi sesuatu hal yang jamak ketika memasuki Ramadhan. Pada saat yang sama, Pemerintah Afghanistan juga tengah menjadi sorotan di tengah pandemi Covid-19 karena laporan Program Pangan Dunia (World Food Programe) pada 1 Mei lalu yang menyebutkan, lebih dari 10 juta warga Afghanistan terancam kekurangan bahan pangan. Sebanyak 7 juta di antaranya anak-anak.
Timoty Bishop, Direktur Save The Children Afghanistan, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang khusus menangani anak-anak, dikutip dari kantor berita BBC, mengatakan, dampak terbesar dari pandemi Covid-19 di negara itu bukanlah penyakit itu sendiri, tetapi kelaparan karena warga akhirnya tidak bisa mengakses sumber bahan pangan.
Dia mengatakan, anak-anak Afghanistan menghadapi bahaya yang sangat besar, yaitu kematian akibat kelaparan. ”Mereka sudah sangat menderita. Kita jangan sampai membiarkan mereka terenggut masa depannya karena penyakit ini,” kata Bishop. (AP/AFP)