Masalah ekonomi telah membuat Herbert Hoover, Jimmy Carter, dan George HW Bush gagal terpilih ulang. Persoalan ekonomi tidak hanya memberatkan Trump, tetapi juga para politisi Republikan yang mengincar Senat dan DPR.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
REUTERS / TOM BRENNER
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan ibu negara Melania Trump berjalan di belakang air mancur selama upacara peringatan 75 tahun Hari Kemenangan di Eropa dalam peringatan berakhirnya Perang Dunia II di Washington, AS, Jumat (8/5/2020).
WASHINGTON, SABTU — Pandemi Covid-19 yang dipicu virus korona menghilangkan salah satu senjata andalan Donald Trump untuk terpilih lagi sebagai Presiden Amerika Serikat. Pembatasan gerak untuk mengendalikan laju infeksi Covid-19 membuat perekonomian melambat dan puluhan juta orang kehilangan pekerjaan.
Kementerian Tenaga Kerja AS mengumumkan, jumlah pengangguran melonjak 14,7 persen dalam dua bulan terakhir. Dalam pengumuman pada Jumat (8/5/2020) sore waktu Washington atau Sabtu dini hari WIB, Kementerian Tenaga Kerja AS mengungkap 20,5 juta orang jadi pengangguran dan berusaha mencari pekerjaan baru selama April. Jumlah itu tidak termasuk 6,4 juta orang yang kehilangan pekerjaan dan tidak mengirimkan lamaran baru.
Terakhir ada lonjakan setinggi itu terjadi di AS selepas Perang Dunia II. Kala itu, pengangguran di AS mencapai 25 persen. Kini, pengangguran di AS mencapai 23,6 persen. ”Dalam dua bulan, tingkat pengangguran berubah dari terendah dalam 50 tahun terakhir menjadi tertinggi dalam 90 tahun terakhir,” kata ekonomi PNC Financial, Gus Faucher.
Seluruh lapangan pekerjaan baru yang dihasilkan dalam 11 tahun terakhir hilang hanya dalam dua bulan. Dalam tujuh pekan terakhir, total 33,5 juta orang AS mengajukan tunjangan pengangguran. ”Terakhir ini terjadi, butuh waktu lima tahun (untuk menambah pengangguran sebanyak sekarang). Kini, terjadi dalam dua bulan,” kata ekonom pada Cornell University, Erica Groshen.
Menyulitkan
Fakta itu menyulitkan Trump yang sedang berupaya terpilih kembali lewat pemilu November 2020. Dalam berbagai kesempatan, Trump selalu menjadikan keberhasilan menambah lowongan kerja sebagai bahan kampanyenya. ”Sejak lama ada nasihat, masalahnya ekonomi. Jika (ekonomi) bagus, presiden terpilih lagi. Jika tidak, dia kalah,” kata anggota tim pemenangan Partai Demokrat AS, Adrienne Elrod.
Republik, yang akan kembali menyokong Trump di pemilu 2020, menyebut kini tugas Trump dan partainya adalah meyakinkan pemilih bahwa tsunami pengangguran dipicu pandemi. Trump harus bisa meyakinkan bahwa tsunami itu tidak disebabkan oleh pengelolaan pemerintahannya atas krisis kesehatan ini. Ia juga harus meyakinkan bahwa semua bisa dipulihkan.
”Gedung Putih bisa meyakinkan bahwa masalah ini bukan karena kebijakan ekonomi, melainkan pandemi yang tidak terduga. Walakin, mereka (Trump dan tim pemenangannya) harus menunjukkan rencana jelas, memulihkan kepercayaan warga, dan menjanjikan kerja sama dengan Demokrat dan Republikan,” kata salah seorang anggota badan pemenangan Republikan, Kevin Madden.
AS telah menyepakati stimulus total 3 triliun dollar AS untuk mengatasi dampak Covid-19. Dana itu termasuk untuk tambahan tunjangan pengangguran 600 dollar AS per pekan dan bantuan langsung tunai 1.200 dollar AS per orang. Dana itu belum termasuk 1 triliun dollar AS yang disiapkan bank sentral AS.
AFP/OLIVIER DOULIERY
Dalam ilustrasi foto ini, logo Covid-19 Unemployment Assistance Updates ditampilkan pada aplikasi telepon pintar untuk tunjangan pengangguran, Jumat (8/5/2020), di Arlington, Virginia. Ketika toko dan pabrik ditutup secara nasional karena pandemi, hampir semua pekerjaan yang diciptakan dalam satu dekade terakhir ”hilang” dalam satu bulan.
Masalah ekonomi telah membuat Herbert Hoover, Jimmy Carter, dan George HW Bush gagal terpilih ulang. Persoalan ekonomi tidak hanya akan memberatkan Trump, tetapi juga para politisi Republikan yang mengincar kursi Senat dan DPR. Ancaman terutama dirasakan para politisi dari daerah pemilihan tempat Republik dan Demokrat bersaing ketat seperti di Maine, Carolina Utara, Arizona, dan Colorado.
Sulit pulih
Keyakinan Trump bahwa keadaan akan cepat pulih disanggah oleh dua kepala cabang bank sentral AS, Federal Reserve. ”Beberapa bulan lalu, saya optimistis, saya berharap kita akan bisa pulih dalam bentuk V, tutup semua, kalahkan virus, dan pulih cepat,” kata Kepala Cabang Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari.
AFP/MARK RALSTON
Seorang warga berjalan melewati toko-toko dan restoran kosong yang tutup karena dampak Covid-19 di Beverly Hills, California, AS, Jumat (8/5/2020).
Sayangnya, butuh vaksin dan obat untuk mengalahkan Covid-19. Sementara vaksin baru tersedia paling cepat pada akhir 2021. Di sisi lain, hingga 55 persen warga AS memilih diam di rumah selama vaksin belum ditemukan. ”Sayang sekali, kita akan pulih lambat dan lama,” ujarnya.
Kepala Cabang Federal Reserve San Francisco Mary Daly mengatakan, upaya stimulus pemerintah dan Federal Reserve mungkin akan membantu. ”Saya berharap kita bisa kembali dengan selamat, dengarkan pejabat kesehatan, kita buka pelan dan bertahap. Jika bisa melakukan itu dengan benar dan aman, saya berharap ada pertumbuhan positif pada 2021,” ujarnya. (AP/REUTERS)