Operasional pabrik yang mengolah bahan kimia berbahaya memerlukan standar keamanan dan keselamatan yang tinggi. Sebab, jika terjadi kecelakaan kerja, bisa berdampak hingga ke lingkungan sekitar pabrik.
Oleh
Adhitya Ramadhan
·3 menit baca
CHENNAI, JUMAT — Gas beracun kembali bocor dari pabrik LG Chem di selatan Andhra Pradesh, India, Jumat (8/5/2020) pagi. Evakuasi yang lebih luas pun harus dilakukan untuk mencegah bertambahnya korban. Sehari sebelumnya, kebocoran gas beracun di pabrik itu menewaskan 11 orang.
”Situasinya genting,” kata Surendra Anand, petugas pemadam kebakaran di Distrik Visakhapatnam. Warga yang berada di radius 5 kilometer dari pabrik harus dievakuasi.
Akan tetapi, Komisioner Greater Visakhapatnam Muncipal Corporation, Srijana Gummalla, meremehkan bahaya uap yang keluar dari pabrik dengan mengatakan gas yang keluar sudah berfluktuasi sepanjang hari dan sebagian besar sudah hilang.
”Evakuasi yang dilakukan merupakan bagian dari upaya pencegahan dan keselamatan,” kata Srijana.
Menurut seorang warga, Sheikh Salim, yang tinggal sekitar 2,5 kilometer dari pabrik, sepanjang malam polisi mulai mendesak warga untuk keluar rumah dan pergi menuju bus yang sudah menunggu.
Video dan foto dari lokasi kejadian memperlihatkan puluhan warga, termasuk perempuan dan anak-anak, tergeletak tidak sadarkan diri di jalan dengan tangan terbuka dan buih putih keluar dari mulut mereka. Pemandangan ini membangkitkan kembali ingatan pahit bencana industri tahun 1984 yang menyebabkan setidaknya 4.000 orang meninggal dan 500.000 orang terluka ketika zat metil isosianat bocor dari pabrik pestisida Union Carbide India di Bhopal.
Beberapa jam sebelumnya, juru bicara LG Chem di Seoul, Korea Selatan, dan otoritas federal di New Delhi mengatakan, kebocoran itu sudah teratasi setelah ratusan orang keracunan oleh gas beracun itu pada Kamis (7/5/2020). Direktur Jenderal Pasukan Tanggap Bencana Nasional SN Pradhan mengatakan, warga di radius 3 kilometer dari pabrik pun sudah dievakuasi sejak Kamis.
Sebanyak 300-400 warga di sekitar pabrik telah dilarikan ke rumah sakit karena kebocoran gas di pabrik LG Chem itu. Ada yang dibawa menggunakan sepeda motor, ada juga diangkut menggunakan truk. Mereka yang tidak bisa menemukan kendaraan pergi berjalan kaki. Banyak dari mereka membawa anak kecil.
Polisi yang di antaranya memakai masker bergegas dari rumah ke rumah mengevakuasi sekitar 3.000 orang. Banyak warga yang berbaring di jalan sambil berjuang untuk bernapas.
”Tak seorang pun bisa bernapas. Saya tidak bisa melihat apa pun untuk beberapa saat,” kata Vijay Raju, salah seorang warga, melalui sambungan telepon. ”Untuk sesaat, saya pikir saya akan mati.”
Dalam pernyataannya, LG Chem mengatakan gas yang bocor dari pabrik itu apabila terhirup bisa menyebabkan mual dan pusing. Itu sebabnya LG Chem ingin memastikan semua warga yang terdampak mendapat pengobatan secepatnya. LG Chem pun sedang menyelidiki penyebab kebocoran gas ini.
Pabrik tersebut dioperasikan oleh LG Polymers yang merupakan salah satu unit dari produsen petrokimia terbesar LG Chem Ltd. LG Chem mengambil alih Hindustan Polymers dan mengganti namanya menjadi LG Polymers India Private Limited (LGPI) tahun 1997.
Saat kebocoran terjadi, pabrik sedang dalam proses beroperasi kembali setelah berminggu-minggu ditutup karena kebijakan penutupan wilayah yang diberlakukan Pemerintah India untuk menekan penyebaran Covid-19. Kebocoran gas diketahui pertama kali oleh pekerja pemeliharaan yang mendapat giliran masuk malam.
Mantan Ketua Dewan Pengawas Polusi Pusat B Sengupta memperkirakan pabrik itu belum menerapkan protokol keselamatan standar ketika dibuka kembali setelah lama ditutup.
Pabrik tersebut memproduksi produk-produk polistirena (polystyrene) yang dipakai dalam membuat bilah kipas angin listrik, gelas, alat makan, dan wadah kosmetika. Gas dari stirena (styrene), bahan baku utama di pabrik itu, bocor saat beberapa jam setelah pabrik beroperasi.
Kepala Menteri Andhra Pradesh Jagan Mohan Reddy, Kamis (7/5/2020), mengatakan, kebocoran gas terjadi akibat bahan baku utama yang disimpan lama di gudang.
Tahun lalu LG Polymers membukukan pendapatan 223 miliar won atau sekitar 181,9 juta dollar AS dengan laba bersih 6,3 miliar won. Setelah kebocoran gas ini, saham LG Chem turun 1,94 persen pada perdagangan hari Kamis. (REUTERS)