Setelah negara-negara melonggarkan kebijakan karantina dan pembatasan sosial, kesibukan pertama warga adalah pergi ke salon rambut.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
Helmut Wichter (87), warga Jerman, sudah tak sabar mau memotong rambutnya yang gondrong berantakan. Namun, ia harus menahan diri selama berminggu-minggu karena semua salon tutup gara-gara imbauan pencegahan penyebaran pandemi korona.
Setelah Pemerintah Jerman melonggarkan kebijakan karantina dan pembatasan sosial, Senin lalu, Wichter bergegas ke salon.
“Saya sudah seperti Robinson Crusoe,” kata Wichter yang sedang mengantre. Rupanya banyak warga Berlin yang seide dengan Wichter dan berbondong-bondong ke salon.
Ada juga yang tidak tahan menunggu salon buka kembali saat karantina dan diam-diam membeli segala kebutuhan perawatan rambut di pasar gelap. Bahkan ada dua penata rambut yang diam-diam terima pelanggan di ruang bawah tanahnya.
Selain Jerman, salon-salon juga sudah boleh buka lagi di Islandia, Slovenia, dan Yunani.
Saking banyaknya pelanggan, penata rambut, Ramazan Uzun (27) yang bekerja di salon Cut 36 di Distrik Kreuzberg, Berlin, sampai kewalahan. Bahkan salonnya sudah penuh minggu ini.
“Sebenarnya saya takut ketularan karena saya masih tinggal dengan orang tua. Tapi saya harus cari uang,” ujarnya.
Meski aturan karantina sudah dilonggarkan, aturan untuk memakai masker tetap berlaku.
Baik penata rambut maupun pelanggan harus memakai masker dan masing-masing pelanggan satu sama lain harus berjarak 1,5 meter. Itu pun di dalam salon hanya boleh ada dua orang bergantian.
Bebas terbatas
Aturan yang sama juga berlaku di salon di China. Setiap pelanggan harus menjaga jarak 1,5 meter dan itu pun harus membuat janji terlebih dahulu. Kalau sudah tiba harinya, barulah salon yang akan menghubungi pelanggan dan menanyakan kondisi kesehatan pelanggan.
”Kami berusaha cuci rambut lebih cepat dan hanya potong rambut saja supaya pelanggan tidak menunggu lama. Begitu tamu datang, tangan dan sol sepatu diberi disinfektan,” kata pemilik salon JF Pro, Fu Jun.
Antrian pelanggan panjang karena untuk sementara pemerintah Beijing, China, hanya memperbolehkan 130 salon yang buka. Padahal di Beijing saja terdapat lebih dari 20.000 salon.
Fu bercerita sebelum wabah korona, salonnya rata-rata menerima 200 pelanggan setiap harinya. “Tetapi sekarang paling banyak 100 orang sehari,” ujarnya.
Salah satu pelanggan salon JF Pro, Ge Songyue, sebenarnya juga masih merasa was-was tetapi ia meneguhkan niat untuk potong rambut karena sudah tak tahan lagi. “Saya pikir kita harus saling percaya saja dan biarkan hidup kembali normal. Kalau kita perlu potong rambut ya potong saja,” ujarnya.
Salon keliling
Bagi yang masih belum berani keluar rumah, salon di kota Pristina, Kristina, menawarkan jasa salon keliling dari rumah ke rumah. Saat memberikan layanan, semua penata rambut harus mengenakan masker, sarung tangan, dan membawa botol penyemprot disinfektan kemana-mana.
“Banyak orang butuh kami. Salon boleh saja ditutup tetapi kan tidak bisa melarang rambut untuk tumbuh,” kata penata rambut Driton Kameri (33) di Kosovo.
Agar sama-sama aman, sebelum memotong rambut, Kameri menyemprot pelanggannya dengan cairan disinfektan mulai dari kepala sampai kaki. Biaya potong rambut standar sebesar 5,50 dollar AS.
Khusus untuk pensiunan dan warga miskin, gratis. Bagi Kameri, layanan dari rumah ke rumah itu juga bisa membantu orang tetap tenang dan santai di situasi sulit seperti sekarang.
”Saya melakukan ini supaya orang juga tetap tenang dan santai di situasi yang serba tertekan,” kata Kameri.
Penata rambut Xiong Juan (39) di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, juga sibuk menerima pesanan salon di rumah. Dengan sepeda listriknya, ia berpindah dari satu rumah ke rumah lain.
Sejak Wuhan memberlakukan karantina, Januari lalu, tak ada yang berani keluar rumah. Xiong juga maunya begitu tetapi tak bisa karena harus menghidupi keluarganya. Hasilnya lumayan.
”Dalam satu hari, saya bisa kerja dari jam 8 pagi sampai 6 sore karena memotong rambut sekitar 70 orang. Capek juga sih tapi kasihan, banyak orang butuh jasa saya,” kata Xiong yang memasang tarif 4,23 dollar AS untuk potong rambut standar. (REUTERS/AFP/AP)