Warga Teheran, Iran, mendapat ”ruang baru” untuk melepas kepenatan dan kebosanan akibat pandemi Covid-19. Ruang baru itu adalah teater kendara atau ”drive-in movie theater”.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
Apabila merasa bosan di rumah dan butuh hiburan karena karantina terkait pencegahan wabah korona, kini warga Iran bisa keluar rumah untuk menonton film layar lebar. Bukan menonton di bioskop seperti biasanya, tetapi dari dalam mobil atau teater kendara (drive-in movie theater). Bioskop luar ruang dengan kendara ini pernah hit di Iran sampai kemudian pada 1979 dibubarkan karena alasan Revolusi Islam.
Kelompok pendukung revolusi menganggap teater kendara itu malah memberikan kesempatan pasangan muda yang belum menikah untuk berdua-duaan saja. Kini, bioskop itu beroperasi kembali setiap malam dengan memanfaatkan lahan tempat parkir di bawah Menara Milad yang ikonik di ibu kota Teheran. Hanya saja, film yang diputar adalah film yang sudah sesuai dengan tema pilihan dari kelompok garis keras.
”Ini luar biasa. Saya baru pertama kali ini merasakan pengalaman seperti ini. Kami ke sini karena ingin tahu rasanya saja. Saya tidak peduli juga apa filmnya,” kata Behrouz Pournezam (36), yang menonton dengan istrinya.
Setelah membayar tiket secara daring di ”Mesin Sinema” dan parkir berjajar rapi, setiap mobil disemprot disinfektan. Untuk bisa mendengarkan audio filmnya, penonton dapat melakukannya melalui stasiun radio FM tertentu.
Bioskop kendara ini menjadi satu-satunya hiburan untuk publik setelah bioskop dan stadion ditutup karena wabah korona. Iran termasuk salah satu negara di dunia yang terdampak parah oleh wabah korona dengan sekitar 98.600 kasus positif Covid-19 dan 6.200 orang di antaranya meninggal.
Film yang sedang diputar berjudul Exodus itu disutradarai Ebrahim Hatamikia dan diproduksi oleh perusahaan yang berafiliasi dengan Garda Revolusioner Iran. Film itu berkisah tentang para petani kapas yang lahannya mati gara-gara air laut yang datang dari bendungan. Para petani lalu mengendarai traktor mereka sampai ke Teheran untuk memprotes pemerintah.
Kisah ini pernah betul-betul terjadi di Iran. Sejak zaman revolusi, terutama di bawah kepemimpinan garis keras mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad, Iran memang membangun bendungan di seluruh negeri. Kalangan pencinta lingkungan protes dan menyalahkan pemerintah karena pembangunan itu justru merusak saluran irigasi dan lahan pertanian.
Harian Teheran Times menyebutkan, dalam film ini diceritakan protes petani terhadap pemerintah lokal yang secara simbolis menyerupai pemerintahan Presiden Hassan Rouhani. Rouhani yang dinilai relatif moderat dalam Syiah Iran itu semakin menghadapi kritik tajam karena gagalnya perjanjian nuklir dengan negara-negara adidaya.
Film itu sebenarnya tidak disukai oleh sekutu Rouhani. Namun, warga Iran tak peduli. Atefeh Soheili, misalnya, tak peduli karena hanya mau menikmati waktu berada di luar rumah dan menonton bioskop lagi. ”Saya bisa duduk-duduk tenang di sini dengan tangan tetap bersih. Kalau mau makan sesuatu atau leha-leha saja, saya tidak perlu khawatir harus jaga jarak dengan orang lain,” ujarnya. (AP)