Negara-negara Patungan Dana untuk Buat Vaksin Korona, Terkumpul Rp 122 Triliun
Vaksin dinilai menjadi satu-satunya harapan untuk menghentikan penyebaran Covid-19 yang efektif. Namun, pengembangan vaksin memerlukan kerja sama internasional yang erat dan komitmen pendanaan yang kuat.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
BRUSSELS, SELASA — Angin harapan berembus ketika para pemimpin dunia berkomitmen untuk mendukung pendanaan pengembangan vaksin Covid-19. Komitmen akan dana sebesar 7,4 miliar euro (sekitar 8,1 miliar dollar AS atau Rp 122 triliun) berhasil terkumpul dalam penggalangan dana khusus, Senin (4/5/2020).
”Dalam waktu hanya beberapa jam kita telah mengumpulkan 7,4 miliar euro untuk vaksin, diagnosis, dan terapi,” kata Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang memimpin video konferensi selama tiga jam itu. ”Semua uang ini akan membantu untuk memulai kerja sama global yang belum pernah ada sebelumnya.”
Selain sejumlah pemimpin negara Eropa, pemimpin negara dan pemerintahan dari Australia, Kanada, Israel, Jepang, Jordania, Afrika Selatan, dan Turki, serta Duta Besar China untuk Uni Eropa juga hadir dalam pertemuan virtual itu. Filantrofis Bill dan Melinda Gates juga turut serta.
Pertemuan itu menargetkan bisa mengumpulkan dana sekitar 4 miliar euro (4,37 miliar dollar AS) untuk penelitian vaksin, 2 miliar euro untuk terapi, dan 1,5 miliar euro (1,64 miliar dollar AS) untuk diagnosis.
Namun, agak sulit mengalkulasi komitmen yang disampaikan. Selain karena diajukan dalam berbagai mata uang, sejumlah negara juga mengumumkan dana riset vaksin nasional mereka sendiri digabung dengan komitmen terhadap organisasi internasional. Ada juga negara yang mengajukan kombinasi pinjaman dan pendanaan. Komitmen pendanaan riset vaksin sejak akhir Januari 2020 juga dihitung.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan, meski dana yang terkumpul masih kurang sedikit lagi dari target awal, dana ini menjadi ”uang pangkal” yang diperlukan untuk memerangi Covid-19. ”Untuk menjangkau semua orang, di mana pun, kita membutuhkan lima kali lipat dari jumlah itu,” katanya.
Walaupun tidak dihadiri Amerika Serikat dan Rusia yang notabene memiliki kasus Covid-19 banyak, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji upaya tersebut sebagai ”kekuatan” solidaritas global.
Negara-negara tersebut menyerukan kerja sama dalam pengembangan vaksin, bukan persaingan yang bisa memicu perselisihan soal siapa yang mendapat akses terhadap vaksin itu. ”Ini adalah bentuk solidaritas global yang kuat dan menginspirasi,” ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Saat ini, dunia sangat berharap akan adanya vaksin yang bisa mencegah infeksi Covid-19 yang telah menewaskan sekitar 250.000 orang dan menjangkiti 3,5 juta orang sejak muncul pertama kali di China akhir tahun lalu. Vaksin dinilai menjadi satu-satunya harapan untuk mencegah jatuhnya korban jiwa.
Presiden Perancis Emmanuel Macron memberikan peringatan bahwa ”lomba melawan waktu sedang berjalan”. Perancis mendonasikan 500 juta euro.
Beberapa negara dengan komitmen yang besar dalam forum itu adalah Jepang (800 juta dollar AS), Jerman (525 juta euro). Italia dan Spanyol masing-masing berkomitmen 100 juta euro. Swiss, Belanda, Israel masing-masing secara berurutan berkomitmen 378 juta euro, 192 juta euro, dan 60 dollar AS.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menuturkan, ”Perlombaan mengembangkan vaksin untuk mengalahkan virus ini bukanlah persaingan antarnegara, melainkan upaya keras paling mendesak dari kehidupan kita.”
Melinda Gates, Co-Chair Bill and Melinda Gates Foundation, menyatakan bahwa mengalahkan virus korona penyebab Covid-19 ”tidak hanya memerlukan vaksin. Butuh lebih dari sekadar mendistribusikannya hanya kepada warga di negara-negara kaya. Pandemi ini tidak akan berakhir hingga semua orang bisa mendapatkan vaksin.”
Saat ini, ada sekitar 100 kelompok peneliti yang berupaya mengembangkan vaksin. Beberapa di antaranya sudah memasuki tahap uji klinis. Akan tetapi, sejauh ini belum bisa diprediksi calon vaksin mana yang nantinya bisa dipakai