Israel aktif di dalam konflik Suriah untuk mencegah gejolak di Dataran Tinggi Golan dan mencegah musuh, dalam hal ini Iran dan kelompok Hezbollah, menguasai Suriah.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
DAMASKUS, SELASA — Di tengah upaya memerangi pandemi global Covid-19, Israel mengintensifkan serangannya ke wilayah Suriah dalam dua pekan ini. Serangan terbaru menyasar pusat penelitian dan pangkalan militer Suriah di Aleppo, Senin (4/5/2020), tetapi upaya itu digagalkan pertahanan udara Suriah.
Militer Suriah, dalam pernyataannya menyebutkan, pesawat-pesawat tempur Israel awalnya berencana menghancurkan pusat penelitian dan pangkalan militer mereka di Aleppo. Namun, serangan itu merusak barak militer di Al Safirah, sebuah kawasan perdesaan di Aleppo timur.
Kantor berita SANA, mengutip keterangan sumber militer, menyebutkan, selain pusat penelitian dan pangkalan militer di Aleppo, Israel memang menargetkan beberapa gudang senjata militer di Al Safirah sebagai target mereka.
Belum ada penjelasan tentang kemungkinan adanya korban tewas ataupun kerusakan material. Militer Suriah hingga sekaran tengah menilai kerusakan yang disebabkan oleh serangan itu.
Militer Israel sendiri tidak berkomentar terhadap serangan tersebut.
Sebelum serangan di awal pekan ini, militer Israel juga dilaporkan juga melakukan serangan terhadap gudang amunisi yang terletak di sebelah timur kota Homs, Jumat pekan lalu.
Keterangan yang diperoleh dari Syrian Observatory of Human Rights, lembaga yang berbasis di London, Inggris, serangan Israel itu ditujukan terhadap depot militer atau gudang amunisi yang dikelola oleh kelompok Hezbollah Lebanon, yang didukung oleh Pemerintah Iran.
Militer Israel juga disebut telah menyerang pangkalan militer Iran di Provinsi Quneitra, Suriah selatan, dengan menggunakan helikopter tempur mereka. Namun, tidak ada informasi lebih lanjut mengenai korban jiwa atau kerusakan akibat serangan itu.
Israel mengakui militernya telah melakukan banyak serangan ke dalam wilayah Suriah sejak beberapa tahun terakhir. Hal demikian dikonfirmasi pernyataan Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennet kepada media Israel pekan lalu.
Kehadiran Iran di wilayah Suriah dinilai sebagai ancaman strategis bagi Israel. Beberapa sumber intelijen menyatakan, peningkatan serangan Israel terhadap Suriah dan keberadaan milisi pro-Iran di negara itu tidak terlepas dari persetujuan yang sudah dilayangkan oleh Washington.
Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennett mengatakan kepada media Israel pekan lalu bahwa Israel akan meningkatkan kampanyenya melawan Iran di Suriah.
Mengancam keberadaan Israel
Pemerintah dan militer Israel menilai, kehadiran Iran di Suriah menjadi ancaman bagi keberadaan negaranya. Apalagi dengan kemampuan pembuatan senjata kimia yang dikembangkan di beberapa pusat penelitian di Suriah, Iran dan kelompok Hezbollah menjadi ancaman sangat serius bagi Israel.
Larry Hanauer, peneliti pada RAND Corporation, menyebutkan, Israel tidak bisa bersikap pasif lagi dengan kondisi di Suriah mengingat keberadaan Iran dan Rusia yang semakin jelas di wilayah itu.
Menurut Hanauer, setidaknya ada sejumlah tujuan pemerintah dan militer Israel bersikap aktif di dalam konflik Suriah. Tujuan itu adalah menghentikan suplai senjata kepada milisi Hezbollah, mencegah Pemerintah Suriah untuk melancarkan ancaman atau bahkan serangan ke wilayahnya atau Iran secara langsung, menghilangkan klaim Pemerintah Suriah atas Dataran Tinggi Golan, dan mencegah keberadaan milisi Sunni di perbatasan kedua negara.
Pemerintah dan militer Israel menggunakan banyak jalur untuk mengakomodasi kepentingannya, menahan ancaman dari Iran dan Suriah ke wilayah mereka.
Selain aksi militer langsung dalam beberapa pekan terakhir, Pemerintah Israel, dikutip dari Haaretz.com, bekerja sama dengan lebih dari 10 kelompok pemberontak di wilayah Suriah untuk menghadapi pemerintahan Bashar Al Assad.
Kerja sama ini selain dalam bentuk uang juga dalam bentuk bantuan persenjataan hingga bantuan obat serta kebutuhan medis bagi kelompok pemberontak.
Kebijakan tersebut sejalan dengan masukan yang disampaikan beberapa peneliti dari peneliti Institut Nasional untuk Studi Keamanan pada Universitas Tel Aviv.
Keaktifan Israel di dalam konflik Suriah menjadi sangat penting untuk menjaga jangan sampai terjadi gejolak di Dataran Tinggi Golan dan mencegah musuh, dalam hal ini Iran dan kelompok Hezbollah, benar-benar menguasai Suriah. (AFP/REUTERS)