Inggris-AS Memulai Negosiasi Dagang di Luar Uni Eropa
Inggris secara resmi meninggalkan Uni Eropa (UE) pada Januari lalu dan sedang merundingkan persyaratan perdagangan negara itu. Negosiasi tersebut terutama digelar dengan UE dan mitra-mitra utama Inggris, seperti AS.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
LONDON, SELASA — Pemerintah Inggris dan Amerika Serikat, Selasa (5/5/2020), memulai pembicaraan perdagangan melalui konferensi virtual. London melalui juru bicara Perdana Menteri Boris Johnson menyatakan, kedua negara berusaha untuk mencapai kesepakatan perjanjian perdagangan bebas yang ambisius.
Inggris secara resmi meninggalkan Uni Eropa (UE) pada Januari lalu dan kini sedang merundingkan persyaratan perdagangan masa depan negara itu, terutama dengan Brussels, serta ekonomi-ekonomi utama lainnya.
Menurut laporan media The Sun, Jumat pekan lalu, Pemerintah Inggris telah mengeluarkan perintah untuk memulai negosiasi formal negosiasi-negosiasi perdagangan itu meskipun ada pandemi Covid-19.
”Kedua pihak telah menyatakan keinginan mereka untuk membuat kemajuan secepat mungkin, jadi kami menantikan pembicaraan dua minggu yang konstruktif,” kata juru bicara Inggris, tentang negosiasi dagang Inggris-AS.
Namun, ia tidak menyebutkan waktu pelaksanaan negosiasi kedua belah pihak secara virtual. ”Kami ingin mencapai kesepakatan perdagangan bebas yang ambisius dengan mitra dagang tunggal terbesar.”
Putaran pertama perundingan akan diadakan antara Menteri Perdagangan Internasional Inggris Liz Truss dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer. Sejak awal hingga selesai negosiasi, menurut rencana, proses negosiasi itu akan digelar secara virtual jarak jauh.
”Kedua negara berkomitmen untuk memulai negosiasi perdagangan sesegera mungkin guna mencapai kesepakatan perdagangan bebas yang komprehensif di masa-masa yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar juru bicara Departemen Perdagangan Internasional Inggris.
Menurut laporan The Telegraph bulan lalu, negosiasi perdagangan bebas Inggris-AS berlangsung sejak keluarnya Inggris dari UE awal tahun ini. Namun, negosiasi perdagangan bebas itu terhenti karena wabah virus.
Media The Sun, dengan mengutip sumber yang dekat dengan proses negosiasi, melaporkan bahwa lampu hijau diberikan akhir pekan lalu untuk memulai pembicaraan pada pekan ini.
Kesepakatan AS-China
Hingga berita ini ditulis, belum ada kabar ataupun pernyataan dari Washington terkait negosiasi dagang AS-Inggris itu. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan pada Senin tentang harapan kesepakatan dagang AS-China.
Ia meminta China untuk menegakkan kesepakatan perdagangan yang dicapai dengan Washington tahun ini. Mnuchin pun memperingatkan ”konsekuensi” jika negara itu tidak melakukannya.
Komentar Mnuchin tersebut muncul di tengah penurunan tajam perdagangan global yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Dua negara adidaya itu juga belakangan terlibat dalam perselisihan atas dugaan terjadinya kesalahan prosedur penelitian sehingga virus korona tipe baru penyebab Covid-19 tersebar secara global. Kasus Covid-19 pertama kali pecah di Wuhan, China, akhir 2019.
China dan AS pada Januari 2020 menandatangani perjanjian untuk mengakhiri perang dagang selama hampir dua tahun. Dalam kesepakatan itu, tercantum juga komitmen oleh Beijing untuk membeli tambahan barang-barang asal AS senilai 200 miliar dollar AS selama dua tahun ke depan.
”Saya mengharapkan mereka untuk memenuhi kewajiban mereka,” ucap Mnuchin di Fox Business Network. ”Saya punya banyak alasan untuk berharap bahwa mereka menghormati perjanjian ini dan jika tidak, akan ada konsekuensi yang sangat signifikan dalam hubungan (AS-China) dan ekonomi global mengenai bagaimana orang akan melakukan bisnis dengan mereka.”
Perjanjian perdagangan yang ditandatangani AS-China pada awal tahun ini mencakup beberapa hal, yakni kesepakata senilai 77,7 miliar dollar AS dalam bentuk pembelian tambahan dari sektor manufaktur. Selain itu juga 52,4 miliar dollar AS dari sektor energi dan 32 miliar dollar AS pada produk pertanian.
Washington saat ini mengalami defisit perdagangan dengan China. Kesepakatan-kesepakatan perdagangan itu dimaksudkan untuk menyelaraskan kembali neraca perdagangan di antara kedua negara.
Hubungan antara Washington dan Beijing telah memburuk dalam beberapa pekan terakhir. Selain menyalahkan China terkait pandemi Covid-19, Presiden AS Donald Trump juga mengancam penerapan tarif kepada China.
Ekonomi AS telah terpukul dengan laporan terjadinya pemutusan hubungan kerja atas puluhan juta orang karena pandemi tersebut. Pelemahan ekonomi itu pun dikhawatirkan mengganggu persiapan sekaligus peluang Trump memenangi pemilihan presiden AS pada November tahun ini. (AFP/REUTERS)