Peran Mossad di Balik Keputusan Jerman Menetapkan Hezbollah Organisasi Teroris
Dinas intelijen Jerman semula meminta bukti kuat kepada Mossad tentang aktivitas Hezbollah di Jerman. Mossad kemudian menyampaikan bukti kuat itu dan mampu meyakinkan dinas intelijen Jerman.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
·3 menit baca
KAIRO, KOMPAS — Dinas intelijen luar negeri Israel, Mossad, seperti dilansir kantor berita Turki, Anadolu, dan televisi Israel, Saluran 12, Minggu (3/5/2020), adalah pihak yang memasok informasi intelijen kepada otoritas pemerintahan di Berlin tentang aktivitas Hezbollah di Jerman. Berdasarkan informasi dari Mossad itu, Pemerinah Jerman pada hari Kamis (30/4/2020) menetapkan Hezbollah sebagai organisasi teroris.
Mossad memasok informasi kepada intelijen Jerman tentang adanya figur-figur inti di tubuh Hezbollah, organisasi bermarkas di Lebanon, yang melakukan aktivitas di Jerman. Informasi yang dipasok Mossad itu, antara lain, menyebutkan adanya pengusaha Lebanon yang memiliki aktivitas bisnis dan melakukan pencucian uang dengan cara mentransfer uang jutaan euro ke rekening bank milik Hezbollah.
Diduga kuat, demikian informasi dari Mossad kepada Berlin, uang tersebut digunakan untuk membiayai operasi aktivitas loyalis Hezbollah di seantero Jerman.
Mossad juga memasok informasi kepada Berlin tentang adanya gudang-gudang di salah satu kota di Jerman selatan yang dibuat sebagai tempat persembunyian ratusan kilogram bahan yang bisa dibuat menjadi bahan peledak.
Aktivitas Hezbollah itu terbongkar setelah Mossad bekerja sama dengan aparat di Jerman menggelar penyelidikan dan riset selama beberapa bulan hingga membuahkan penemuan tentang gerakan Hezbollah tersebut. Dinas intelijen Jerman semula meminta bukti kuat kepada Mossad tentang aktivitas Hezbollah di Jerman. Mossad kemudian menyampaikan bukti kuat itu dan mampu meyakinkan dinas intelijen Jerman.
Aparat keamanan Jerman lalu menggelar penggerebekan terhadap tempat-tempat organisasi agama dan beberapa masjid di kota Berlin, Bremen, Dortmund, dan Muenster, serta menangkap sejumlah orang yang dicurigai sebagai simpatisan Hezbollah. Menurut dinas intelijen Jerman, ada sekitar 1.050 pengikut Hezbollah di Jerman.
Sebelum Jerman menetapkan Hezbollah sebagai organisasi teroris, seperti dilansir televisi Israel, Saluran 24, Minggu, pejabat Amerika Serikat telah mengunjungi Brussels, Belgia, untuk meminta agar Uni Eropa menetapkan Hezbollah sebagai organisasi teroris. AS juga meminta Perancis dan negara Eropa lain menetapkan Hezbollah sebagai organisasi teroris, seperti yang dilakukan Jerman.
Seperti diketahui, Hezbollah adalah kekuatan politik dan militer di Lebanon yang dikenal loyalis Iran. Hezbollah, yang dibentuk dan dilatih oleh Garda Revolusi Iran pada tahun 1980-an, terlibat beberapa kali perang langsung dengan Israel, di antaranya perang Hezbollah-Israel tahun 1996 dan 2006.
Hezbollah kini menjadi kekuatan militer yang disegani Israel, karena ditengarai memiliki ratusan rudal balistik yang bisa menjangkau seluruh wilayah Israel.
Israel juga sering menggempur sasaran Iran dan Hezbollah di Suriah dalam beberapa tahun terakhir ini. Pasca-meletus revolusi Suriah tahun 2011, Iran dan Hezbollah turut berperang di Suriah untuk mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad di Damaskus.
Milisi loyalis Iran dan Hezbollah mulai masuk Suriah awal tahun 2013 untuk membantu rezim Presiden Assad.
Menurut utusan khusus AS untuk Suriah, James Jeffrey, dalam wawancara dengan harian Asharq Al Awsat, beberapa waktu lalu, seandainya Iran dan Hezbollah tidak segera membantu rezim Presiden Assad pada awal tahun 2011, niscaya rezim Damaskus itu sudah tumbang. Selain mendapat bantuan Iran dan milisi pendukungnya, termasuk Hezbollah, rezim Assad dalam perang di Suriah juga ditopang oleh kekuatan militer Rusia.