Lagi, AS Klaim Virus Korona Baru Berasal dari Laboratorium China
Amerika Serikat kembali melancarkan serangan kata-kata dan klaim bahwa virus korona baru penyebab Covid-19 berasal dari laboratorium di China.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo, Minggu (3/5/2020), mengklaim memiliki ”bukti signifikan” bahwa virus korona baru penyebab Covid-19 berasal dari laboratorium di China. Meski begitu, ia juga tidak membantah intelijen AS yang menyimpulkan bahwa virus itu bukan rekayasa manusia.
”Ada banyak bukti signifikan bahwa ini berasal dari laboratorium di Wuhan,” kata Pompeo kepada dalam siaran This Week stasiun televisi ABC.
Pompeo kemudian secara singkat membantah pernyataan yang dikeluarkan oleh lembaga intelijen AS pekan ini yang menyampaikan bahwa virus korona baru ini bukan merupakan buatan manusia atau hasil modifikasi genetik. Kesimpulan intelijen itu melemahkan teori konspirasi yang digaungkan oleh aktivis anti-China dan pendukung Presiden Donald Trump yang menyatakan bahwa virus korona baru dikembangkan di laboratorium senjata biologi Pemerintah China.
Namun, kemudian Pompeo mengatakan, ”Saya sudah melihat laporan komunitas intelijen. Saya tak mempunyai alasan untuk percaya mereka keliru.”
Ketika dimintai klarifikasi atas pernyataan Pompeo, Kementerian Luar Negeri AS tidak merespons. Sebuah dokumen intelijen dari Departemen Intelijen Keamanan Dalam Negeri AS memperlihatkan para pejabat AS yakin bahwa China menutupi kemampuan penyebaran virus korona baru, termasuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), untuk menimbun alat-alat medis yang diperlukan untuk mengatasi penyakit yang diakibatkannya.
Sambil menganggap remeh keganasan penyakit Covid-19, China meningkatkan impor alat-alat medisnya dan mengurangi ekspornya. China dinilai menutupi hal itu dengan mengatakan bahwa ”ada pembatasan ekspor dan mengaburkan atau menunda laporan data perdagangannya”.
Menurut dokumen yang diklasifikasi ”khusus penggunaan resmi” sebanyak empat halaman tertanggal 1 Mei itu, para pemimpin China ”dengan sengaja menutupi tingkat keganasan” pandemi dari dunia sejak awal Januari. Pengungkapan ini muncul ketika Pompeo meminta China bertanggung jawab atas menyebarnya pandemi Covid-19.
Munculnya laporan itu juga bertepatan dengan kritik atas pemerintahan Trump yang dinilai lambat dan tidak memadai dalam merespons pandemi. Lawan politik Trump menuduh Trump menyerang China sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian publik dari kritik terhadapnya di dalam negeri.
”Saya pikir seluruh dunia bisa melihat sekarang. Ingat, China mempunyai sejarah menginfeksi dunia dan mengoperasikan laboratorium yang substandar,” kata Pompeo.
Menurut Pompeo, upaya awal China meremehkan virus korona baru sama dengan ”upaya disinformasi komunis klasik. Ini menciptakan risiko yang sangat besar.” Ia menambahkan, ”Presiden Trump sangat jelas: kita akan meminta pertanggungjawaban.”
Laporan dari Kantor Direktorat Intelijen Nasional AS pada Kamis (30/4/2020) menyatakan, mereka setuju dengan ”konsensus ilmiah yang luas” bahwa penyakit ini bukanlah buatan manusia.
Para pejabat AS yang mengetahui laporan dan analisis intelijen selama berminggu-minggu menyatakan bahwa mereka tidak percaya ilmuwan China mengembangkan virus korona dalam laboratorium senjata biologis pemerintahnya.
Mereka justru percaya bahwa virus korona baru ini muncul melalui kontak manusia dengan satwa liar di pasar ikan dan daging segar di pusat kota Wuhan atau bocor dari laboratorium pemerintah di Wuhan yang melakukan penelitian kemungkinan bahaya biologis.
Kamis lalu, Pompeo mengatakan, tidak diketahui apakah virus korona baru muncul dari Institut Virologi Wuhan, pasar ikan Wuhan, atau dari tempat lain. Di hari yang sama Trump mengatakan bahwa dirinya percaya virus itu berasal dari laboratorium virologi China tanpa menjelaskan buktinya. (REUTERS/AFP/AP)