Kerusuhan di Penjara Venezuela, Korban Tewas Jadi 47 orang
Penjara menjadi salah satu tempat yang mendapat perhatian dalam penanganan Covid-19. Intervensi untuk mencegah penyebaran Covid-19 di penjara pun ternyata bisa memicu kerusuhan berdarah.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·2 menit baca
CARACAS, MINGGU — Jumlah korban tewas dalam kerusuhan di penjara di Venezuela barat bertambah menjadi sedikitnya 47 orang dari sebelumnya 17 orang dengan korban luka 75 orang. Semuanya yang tewas adalah narapidana.
”Saat ini, kami telah bisa mengonfirmasi 47 korban jiwa dan 75 korban luka,” kata Maria Beatriz Martinez, anggota parlemen oposisi dari Negara Bagian Portuguesa di penjara Los Llanos, Sabtu (2/5/2020) waktu setempat atau Minggu WIB.
Penjara Los Llanos berada sekitar 450 kilometer dari Caracas, ibu kota Venezuela. Kelompok hak asasi manusia Pengamat Penjara Venezuela (OVP) menyebutkan, peristiwa itu sebagai ”pembantaian”. Identitas korban tewas diidentifikasi di kamar mayat.
”Terima kasih kepada kerabat yang mengenali jenazah melalui foto yang kami tunjukkan kepada mereka di komputer,” kata Carolina Giron dari OVP. Aktivis OVP mendesak digelarnya penyelidikan atas peristiwa ini dan mepmertanyakan penjelasan yang diberikan pemerintah.
Menurut laporan angkatan bersenjata Venezuela, insiden di penjara Los Llanos, kota Guanare, terjadi pada Jumat (1/5/2020) atau Sabtu WIB ketika para napi mulai merusak pagar keamanan di sekitar perimeter dalam percobaan melarikan diri massal. Dalam peristiwa itu, kepala penjara terluka.
Walau demikian, Martinez membantah laporan tersebut. Dia mengatakan, kerusuhan dipicu oleh sekelompok tahanan karena mereka tidak memiliki akses pada makanan. Pasukan garda nasional terluka karena ledakan granat.
”Sulit memercayai bahwa pada pukul 13.00 para napi akan melarikan diri melalui pintu depan,” kata Giron. Penjara Los Llanos dibangun untuk menampung 750 napi, tetapi sekarang dihuni oleh 2.500 napi.
Keluarga atau teman yang menjenguk para napi biasanya membawa makanan dan obat-obatan. Namun, seiring dengan pandemi Covid-19, kebiasaan itu dikurangi.
Giron dan kelompok HAM lain, Window Toward Freedom, menyatakan bahwa kerusuhan di penjara itu terjadi setelah penjenguk dilarang membawa makanan sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19 di penjara.
Larangan itu memicu kerusuhan di sejumlah negara termasuk Italia. Di Argentina, kerusuhan di penjara pada bulan lalu menuntut sejumlah napi dibebaskan karena takut tertular Covid-19.
Komisioner HAM PBB (UNOHCHR) menulis di Twitter bahwa mereka ”sangat prihatin” atas insiden di penjara Los Llanos. Penjara di negara Amerika Latin ini terkenal karena tingkat kekerasan dan kondisinya yang buruk.
”Kami mendesak otoritas untuk menggelar investigasi, menangani kelebihan kapasitas, dan menjamin hak-hak dasar,” sebut UNOHCHR.
OVP menambahkan, sebanyak 97 kematian terjadi di penjara-penjara di Venezuela selama 2019 yang 70 persen di antaranya disebabkan oleh penyakit tuberkulosis dan kurangnya obat-obatan bagi yang sakit.
Lebih dari 330 kasus Covid-19 dilaporkan dari Venezuela, termasuk 10 kasus meninggal. Namun, pemerintah menyatakan kasus itu tidak ada yang berasal dari penjara. (REUTERS/AFP)