Jordania Klaim sebagai Negara Arab Pertama yang Berhasil Taklukkan Covid-19
Keberhasilan Jordania mengalahkan wabah Covid-19 tak terlepas dari tindakannya yang dikenal paling keras dalam menerapkan protokol kesehatan untuk membendung penyebaran wabah tersebut.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
·3 menit baca
Jordania, dengan penduduk sekitar 10 juta jiwa, menjadi negara Arab pertama yang mengklaim berhasil menaklukkan wabah Covid-19. Negara itu berbatasan di sebelah barat dengan Israel dan Palestina, sebelah utara dengan Suriah, sebelah timur dengan Irak, dan sebelah selatan dengan Arab Saudi.
Menteri Kesehatan Jordania Saad Jaber, seperti dikutip kantor berita Jordania, Petra, Jumat (1/5/2020), mengklaim bahwa dalam dua hari berturut-turut pada hari Rabu dan Kamis lalu tidak ada laporan tentang korban baru positif Covid-19 di Jordania. Ia lalu mendeklarasikan, Jordania telah mulai berhasil mengontrol dan mengalahkan wabah Covid-19 yang menyebar secara masif di seluruh dunia saat ini.
Kementerian Kesehatan Jordania mengumumkan, hingga Kamis (30/4/2020), jumlah korban positif Covid-19 di negaranya mencapai 453 orang, sebanyak sebanyak orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah korban tersebut merupakan terkecil di dunia Arab.
Jaber mengungkapkan, kini hanya tersisa 66 orang positif Covid-19 yang masih dirawat intensif di rumah sakit. Pemerintah Jordania dengan percaya diri telah berhasil menguasai penyebaran wabah Covid-19 itu. Pada hari Minggu (26/4/2020), Amman mengumumkan mencabut pembatasan sosial secara bertahap.
Pemerintah Jordania mulai Senin (27/4/2020) mengizinkan kendaraan pribadi warga kembali berlalu-lalang di jalanan ibu kota Amman. Mulai hari Rabu lalu, otoritas setempat juga mengizinkan pula sebanyak 50 persen kendaraan umum, seperti bus, beroperasi di jalanan kota Amman dan kota-kota lainnya.
Kemacetan lalu lintas diberitakan mewarnai lagi jalanan kota Amman pada hari Kamis, menyusul membeludaknya kendaraan pribadi warga di jalanan ibu kota Jordania itu. Sekitar sebulan lalu atau sejak akhir Maret, semua kendaraan dilarang lalu-lalang di kota Amman, kecuali pada jam-jam tertentu dalam upaya memutus rantai penularan wabah Covid-19 di negara itu.
Pemerintah Jordania juga mulai mengizinkan toko-toko dan pasar buka kembali dan memberi kebebasan kepada warga berbelanja tanpa ada lagi pembatasan jam, serta mengizinkan pula beroperasinya pabrik-pabrik.
Meski demikian, Jordania masih menerapkan penutupan wilayah secara total pada setiap hari Jumat dan Sabtu. Hari Jumat dan Sabtu adalah hari libur resmi akhir pekan di Jordania. Pemerintah Jordania mengumumkan pula masih meliburkan sekolah dan perguruan tinggi, serta kantor-kantor pemerintah hingga akhir Mei ini.
Tindakan keras
Keberhasilan Jordania mengalahkan wabah Covid-19 itu tak terlepas dari tindakannya yang dikenal paling keras dalam menerapkan protokol kesehatan untuk membendung penyebaran wabah tersebut. Jordania sejak 21 Maret lalu mengumumkan negara dalam keadaan darurat dan memberlakukan larangan keluar rumah di seantero negeri.
Pemerintah Jordania mengerahkan aparat militernya di jalanan kota Amman dan kota-kota lain untuk menegakkan keadaan darurat itu. Jordania juga menutup semua perbatasan darat dengan negara tetangga dan menghentikan penerbangan dari dan ke Jordania. Siapa pun yang melanggar aturan terkait protokol kesehatan akan dikenai sanksi tahanan minimal satu tahun.
Setelah mengklaim berhasil mengalahkan wabah Covid-19, Jordania kini mulai menawarkan bantuan untuk berbagi pengalaman melawan Covid-19 kepada Kuwait, Tunisia, Arab Saudi, dan Italia. Jordania juga menawarkan ekspor alat kesehatan produk negara itu kepada Kuwait, Arab Saudi, dan Tunisia.
Raja Jordania Abdullah II menyerukan diluncurkannya inisiatif internasional untuk membangun dunia baru dengan model solidaritas baru pasca-merebaknya wabah Covid-19 saat ini.