Warga dan pemilih terdaftar kecewa dengan cara Trump menangani Covid-19. Beberapa kali ia salah menyampaikan informasi soal pandemi itu. Salah satunya soal disinfektan untuk membunuh virus.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
AFP/MANDEL NGAN
Foto yang diambil pada 21 April 2020 ini memperlihatkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tengah berbicara saat pengarahan harian tentang virus korona baru, yang menyebabkan Covid-19, di Gedung Putih di Washington, DC.
WASHINGTON, KAMIS — Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuding China berusaha membuat ia kalah dalam pemilu 2020. Caranya dengan menahan informasi soal Covid-19.
Trump mengatakan, China marah kepada dirinya yang mencoba merundingkan perjanjian dagang baru antara Beijing dan Washington. Karena itu, China berusaha menyingkirkan dirinya. ”China akan melakukan apa pun agar saya kalah,” ujarnya, Rabu (29/4/2020) sore waktu Washington atau Kamis pagi WIB.
Kemenangan Joe Biden, bakal calon presiden AS yang akan diusung Demokrat, dinyatakan akan mengurangi tekanan AS kepada China. Tudingan Trump dilancarkan kala sebagian pihak menyebut dia tidak cakap menangani dampak Covid-19.
Hingga Kamis, 1,06 juta infeksi dan 61.669 kematian akibat Covid-19 tercatat di AS. Trump dan sejumlah pejabatnya pernah mendorong negara lain menyebut SARS-CoV-2 sebagai virus Wuhan. Upaya itu kandas dan ditolak negara lain, termasuk para sekutu AS di Eropa.
Warga dan pemilih terdaftar kecewa dengan cara Trump menangani Covid-19. Beberapa kali ia salah menyampaikan informasi soal pandemi itu. Salah satunya soal disinfektan untuk membunuh virus. Akibat pidatonya, banyak warga AS keracunan karena menyuntikan cairan disinfektan ke tubuh.
Sementara upaya Trump menekan pengangguran mendadak tersapu oleh krisis yang dipicu Covid-19. Sudah lebih dari 26 juta warga AS mengajukan tunjangan pengangguran dalam dua bulan terakhir.
Selain menuding China, Trump juga menyatakan tidak percaya pada jajak pendapat yang menunjukkan ia kalah dari Biden. Walakin, sejumlah sumber menyatakan Trump memarahi ketua tim pemenangannya, Brad Parscale, selepas serangkaian jajak pendapat menunjukkan ia kalah dari Biden.
Dalam jajak pendapat oleh Reuters dan Ipsos, 44 persen pemilih mendukung Biden dan hanya 40 persen menyokong Trump. Biden juga unggul di Michigan, Wisconsin, dan Pennsylvania yang kerap menjadi daerah penentu kemenangan pada beberapa pemilihan presiden. Trump menang di tiga negara bagian itu pada 2016.
AFP/SAUL LOEB
Foto yang diambil pada 12 Maret 2020 ini memperlihatkan saat mantan Wakil Presiden AS dan calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, berbicara tentang Covid-19 selama acara pers di Wilmington, Delaware.
”Saya tidak percaya jajak pendapat. Saya percaya warga negara ini pintar dan saya tidak yakin mereka akan memilih orang yang tidak cakap. Saya tidak menyebut ia tidak cakap sekarang saja, tetapi sejak 30 tahun lalu. Semua yang dilakukannya jelek, kebijakan luar negerinya buruk,” tuturnya.
Kabinet Biden
Dari kubu Biden dilaporkan, mantan Wapres AS itu mempertimbangkan merekrut beberapa tokoh Republikan, partai penyokong Trump, menjadi anggota kabinet atau penyokong kabinetnya. Ia juga mempertimbangkan mengumumkan sebagian anggota kabinet sebelum pemilu pada November 2020.
Biden menyampaikan itu kepada para pendonor. ”Mungkin tidak semua kabinet, sebagian saja,” ujarnya.
Pengumuman itu akan memberi gambaran kepada pemilih tentang pemerintahan Biden apabila menang pemilu. ”Saya tidak membatasi apakah seseorang Republikan selama mereka punya kualifikasi terbaik,” ujarnya.
SCOTT OLSON/GETTY IMAGES/AFP
Senator Demokrat dari California, Kamala Harris, saat memperkenalkan mantan calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden (tidak tampak dalam gambar), dalam kampanye di Renaissance High School, Detroit, Michigan, pada 9 Maret 2020.
Kini, Biden sedang menyusun tim peralihan dan tim seleksi bakal calon wapres. Ia telah menyatakan akan menggandeng perempuan sebagai bakal calon wapres dalam pemilu 2020. Kamala Harris, Stacey Abrams, dan sejumlah perempuan politisi AS disebut sedang dipertimbangkan menjadi bakal calon wapres yang akan mendampingi Biden.
Bakal calon wapres yang dipilih Biden diharapkan diumumkan pada Juli 2020 atau sebelum konvensi nasional Demokrat. Meski menjadi satu-satunya dari 313 politisi yang pernah memperebutkan nomisasi capres AS dari Demokrat, pencalonan Biden tetap harus disahkan lewat konvensi. Pandemi membuat konvensi dimundurkan dari Juli menjadi Agustus 2020. (AP/REUTERS)