Rencana baru Pemerintah AS adalah mencari dan mengembangkan vaksin Covid-19 dalam waktu kurang dari delapan bulan. Pada akhir 2020, mereka menargetkan bisa menyediakan hingga 300 juta dosis vaksin Covid-19.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
WASHINGTON, KAMIS — Pemerintah Amerika Serikat berencana mempercepat pengembangan vaksin untuk menahan laju penyebarluasan virus korona jenis baru atau SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Pemerintah berkeinginan untuk memiliki 300 juta dosis vaksin Covid-19 pada akhir tahun 2020.
Pemerintah AS bergabung bersama beberapa perusahaan farmasi privat dan melibatkan peran militer akan coba mempercepat waktu pengembangan vaksin Covid-19 menjadi hanya delapan bulan saja. Rencana yang kemudian diberi nama ”Operation Warp Speed”, mengutip kecepatan pesawat penjelajah dalam film Star Trek, diputuskan dalam rapat tertutup di Gedung Putih, Rabu (29/4/2020).
Kabar pertama kali tentang rencana percepatan ini disampaikan kantor berita Bloomberg, Kamis (30/4/2020), yang mengutip dua narasumber yang paham mengenai rencana tersebut. Namun, keduanya meminta agar nama mereka tidak disebutkan.
Sebelumnya, pada awal April kemarin, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Pemerintah AS bekerja sama dengan 15 perusahaan farmasi serta regulator di Eropa mengumumkan rencana kerja sama mereka untuk pengembangan vaksin Covid-19. Sejumlah pakar dan ahli yang dilibatkan mengatakan, pengembangan vaksin akan membutuhkan waktu setidaknya 12-18 bulan.
Rencana percepatan ini juga pernah disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump pada Maret lalu. Dia memerintahkan Sekretaris Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Alex Sazar untuk mempercepat pengembangan vaksin.
Rencana percepatan itu muncul setelah Trump memecat Direktur Biomedic Advanced Research and Development Authority (BARDA) Rick Bright yang menentang penggunaan obat malaria klorokuin dan hidroklorokuin, dua obat yang digembar-gemborkan efektif mengatasi penyakit ini. Bahkan, penelitian lanjutan menemukan adanya efek samping yang mengakibatkan kematian.
Di bawah kepemimpinan Bright, BARDA baru-baru ini mengumumkan dukungan pendanaan hampir 1 miliar dollar AS untuk pengembangan vaksin Covid-19 oleh dua perusahaan, yaitu Moderna dan Johnson & Johnson, dari total anggaran 5 miliar dollar AS untuk pengembangan vaksin.
Uji coba vaksin di Jerman
Perusahaan farmasi AS, Pfizer, dan perusahaan farmasi Jerman, BioNTech, mengumumkan kerja sama lanjutan mereka dalam pengembangan vaksin Covid-19. Sebagai tahap awal, perusahaan farmasi yang berbasis di kota Mainz ini telah melakukan pengujian calon vaksin yang melibatkan 12 warga Jerman dengan cara menyuntikkan calon vaksin yang diberi nama BNT162 dalam dosis tertentu. Sejauh ini belum ada laporan mengenai hasil tes tersebut.
Di dalam laporannya, dikutip dari kantor berita CNN, BioNTech menyatakan, mereka akan melakukan uji klinis terhadap 200 sukarelawan, yang memiliki rentang usia 18-55 tahun, dengan menyuntikkan calon vaksin dalam dosis tertentu ke tubuh mereka untuk menguji efektivitasnya. Badan Federal Pemerintah Jerman, Institut Vaksin dan Obat Biomedic, mengatakan, mereka telah menyetujui proses uji klinis calon vaksin ini pada 22 April 2020.
Setelah Jerman, Pfizer dan BioNTech berencana melakukan ujicoba calon vaksin itu di AS. Mereka tengah menanti lampu hijau dari Pemerintah AS untuk melakukan uji klinis di negara tersebut. (REUTERS)