Pergerakan positif bursa di Wall Street pada awal pekan ikut mendorong posisi beli para pelaku pasar. Indeks S&P 500 berada di jalur menuju posisi bulan terbaiknya sejak 1987.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
HONG KONG, SELASA — Mayoritas pasar saham di kawasan Asia ditutup menanjak bersama dengan bursa-bursa saham Eropa yang dibuka menguat pada perdagangan Selasa (28/4/2020). Rencana pembukaan wilayah secara bertahap di sejumlah negara disambut positif para pelaku pasar. Asumsinya, puncak pandemi Covid-19 sudah terlewati seiring dengan data yang menunjukkan penurunan tingkat infeksi penyakit itu di sejumlah negara dan wilayah.
Indeks saham Hang Seng di Hong Kong ditutup naik 295,82 poin atau 1,22 persen ke level 24.575,96. Indeks KOSPI Korea Selatan dan Indeks STI Strait Times Singapura secara berturut-turut naik 0,59 persen dan 0,53 persen ke level 1.934,09 dan 2.562,95. Kenaikan juga terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. IHSG naik 0,36 persen ke level 4.529,55. Namun, indeks saham Nikkei225 di Jepang dan Indeks Komposit Shanghai turun masing-masing 0,06 persen dan 0,19 persen.
Kenaikan rata-rata di atas 1 persen terjadi pada indeks-indeks saham utama di Benua Eropa. Rencana pembukaan wilayah secara bertahap di beberapa negara Eropa menjadi harapan yang ditunggu-tunggu warga. Indeks Euro STOXX 50 menanjak hampir 2 persen. Indeks DAX di Jerman dan Indeks CAC 40 di Perancis menguat 1,43 persen dan 1,32 persen di awal perdagangan.
Dilaporkan pula, Dow Jones Industrial Average naik 1,51 persen, S&P 500 naik 1,47 persen, dan Nasdaq Composite bertambah 1,11 persen pada awal pekan ini.
Pergerakan positif bursa di Wall Street, AS, pada awal pekan ikut mendorong posisi beli para pelaku pasar. Indeks S&P 500, menurut Bloomberg, berada di jalur menuju posisi terbaiknya sejak 1987. Hal itu terjadi setelah triliunan dollar AS dalam stimulus membantu ekuitas AS kembali naik. Modal kembali masuk, menggantikan keluarnya arus modal yang sebelumnya terjadi. Kondisi itu dipicu kekhawatiran atas ekonomi global akibat pandemi Covid-19.
Belum meyakinkan
Di tengah kenaikan bursa-bursa saham, beberapa analis mengingatkan kondisi saat ini belum terlalu meyakinkan, khususnya untuk jangka pendek dan menengah. Berita terkait proses pengembangan vaksin Covid-19 tetap dinantikan warga dunia.
”Penting sifatnya untuk tidak terlalu nyaman dengan laju pasar ekuitas dalam beberapa pekan terakhir,” kata George Toubia, direktur investasi utama pada lembaga Westpac Private Wealth. ”Semata karena pasar telah menanjak dalam beberapa minggu terakhir, saatnya kini untuk bersikap lebih selektif.”
Dari Italia ke Selandia Baru, pemerintah mengumumkan pelonggaran pembatasan, sementara Inggris mengatakan masih terlalu dini untuk mengambil sikap santai. Di AS, wilayah New York belum akan melonggarkan pembatasan. Italia juga melaporkan angka infeksi baru berada di tingkat terendah dalam tujuh pekan dan bersiap untuk mulai membuka kembali wilayahnya.
Spanyol mengumumkan rencana untuk mengendurkan kebijakan penutupan wilayah. AS dikabarkan mengimplementasikan strategi memperluas tes Covid-19. Sementara itu, kasus baru di Jerman turun di bawah 1.000 untuk pertama kali dalam lebih dari lima pekan.
Lembaga ekonomi Jerman, Ifo, Selasa, memperkirakan ekonomi Jerman akan berkontraksi sebesar 6,6 persen pada tahun 2020. Proyeksi angka secara tahunan itu muncul dengan catatan pandemi Covid-19 menjadi penahan laju ekonomi Jerman. Menurut Ifo, negara dengan perekonomian terbesar di Eropa itu bakal menyusut 1,9 persen dalam tiga bulan pertama tahun 2020 dan mengharapkan kontraksi lagi hingga 12,2 persen pada triwulan II tahun 2020. Jerman diproyeksikan kembali akan tumbuh ke level sebelum krisis Covid-19 pada akhir tahun 2021.
Sejumlah data akan dinantikan para investor dan pelaku pasar pada pekan ini. Salah satunya keputusan kebijakan bank sentral AS (The Fed) dan Bank Sentral Eropa. Capaian kinerja-kinerja perusahaan global pada triwulan I-2020 juga ditunggu. Beberapa perusahaan yang akan mengumumkan kinerja mereka adalah Amazon.com Inc, Facebook Inc, Apple Inc, Microsoft Corp, dan Samsung Electronics Co.