Keputusan apa pun terkait Covid-19 yang diambil negara harus berdasarkan data yang sahih. Keputusan yang tidak diambil berdasarkan data justru berisiko membuka peluang gelombang infeksi baru.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·2 menit baca
MADRID, SELASA — Negara yang menetapkan waktu melonggarkan kebijakan penutupan wilayahnya terus bertambah seiring dengan laju infeksi dan laju kematian yang menurun. Namun, keputusan melonggarkan penutupan wilayah harus didasarkan pada data, bukan tanggal tertentu.
Pada Selasa (28/4/2020), Spanyol dan Perancis, dua dari empat negara di Eropa yang paling terdampak Covid-19, mulai menetapkan tanggal untuk melonggarkan penutupan wilayahnya awal Mei nanti.
Akan tetapi, mantan Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat Tom Frieden di Twitter menulis, ”Kita perlu menghidupkan kembali masyarakat tanpa memulai kembali penyebaran #Covid-19, dan kita bisa mengambil keputusan itu dengan berbasis data.”
”Membuka kembali masyarakat bukan soal tanggal, melainkan soal data. Untuk membuka penutupan wilayah kita perlu 1) laju infeksi yang menurun, 2) melindungi petugas medis, 3) mengurung virusnya—tes, melacak kontak, dan karantina.”
Kemarin, Kementerian Kesehatan Spanyol menyampaikan, dalam 24 jam terakhir jumlah kasus meninggal karena Covid-19 bertambah 301 sehingga menjadi total 23.822 kasus. Penambahan kasus meninggal itu menurun sedikit dibandingkan dengan sehari sebelumnya sebanyak 331 kasus.
Sampai sekarang Spanyol melaporkan ada sekitar 230.000 kasus Covid-19 atau terbanyak kedua di dunia setelah AS. Hampir separuh dari kasus itu telah sembuh. Selasa (28/4/2020) merupakan hari kelima berturut-turut kasus kematian di Spanyol berada di bawah 400 kasus.
Para pejabat setempat yakin pandemi Covid-19 sudah mencapai puncaknya pada 2 April lalu ketika kasus meninggal dalam sehari mencapai 950 kasus. ”Jumlah kasus meninggal berubah dengan cepat dan ini bagus,” kata Koordinator Kedaruratan Kementerian Kesehatan Spanyol Fernando Simon dalam jumpa pers.
Sejak 14 Maret 2020, hampir 47 juta warga Spanyol menjalani kebijakan penutupan wilayah yang ketat untuk menekan laju penyebaran Covid-19. Hanya orang dewasa yang mendapat izin boleh meninggalkan rumah untuk membeli makanan atau obat. Minggu lalu, kebijakan penutupan itu diperpanjang hingga 9 Mei.
Namun, pada Minggu (26/4/2020), anak-anak di bawah 14 tahun untuk pertama kalinya diperbolehkan keluar rumah untuk jalan, lari, atau bersepeda dengan ditemani oleh orangtua.
Negara Eropa lainnya, Perancis, juga mengumumkan rencana melonggarkan kebijakan penutupan wilayahnya yang sudah berlangsung enam minggu pada 11 Mei mendatang.
Perdana Menteri Perancis Edouard Philippe menyampaikan rencana pemerintah itu di hadapan parlemen. Kemungkinan besar nantinya kafe tetap ditutup, tetapi sekolah mulai dibuka.
Awal April ini, Presiden Perancis Emmanuel Macron menyatakan penutupan wilayah akan dicabut mulai 11 Mei. Namun, ia tidak menjelaskan detail rencana itu. (REUTERS/AFP)