Deklarasi pembentukan pemerintahan sendiri oleh STC diumumkan selang beberapa jam setelah koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi secara sepihak menyatakan perpanjangan waktu gencatan senjata selama satu bulan ke depan.
Oleh
Mahdi Muhammad
·2 menit baca
SANA’A, MINGGU — Dewan Transisi Selatan (STC), yang selama ini berkoalisi dengan pemerintahan Presiden Abdurabbuh Mansour Hadi, Minggu (26/4/2020), mendeklarasikan pemerintahan sendiri di kota Aden dan beberapa provinsi di wilayah selatan negara itu. Mereka menuding pemerintahan Hadi gagal menjalankan tugas dan berkonspirasi menghambat aspirasi warga wilayah selatan.
Wakil Presiden STC Hani Ali Brik juga menuding pemerintahan Hadi, yang didukung Arab Saudi melakukan korupsi dan banyak kesalahan dalam pengaturan negara. Dalam pernyataannya, STC menyatakan bahwa komite pemerintahan yang dibentuk akan mulai bekerja sesuai penugasan oleh Dewan Kepresidenan. Tugas itu mulai berjalan sejak Sabtu (25/4/2020) tengah malam.
Dengan deklarasi STC di wilayah selatan, praktis kini Yaman terpecah menjadi tiga kubu. Sebelum STC menyempal, Yaman telah terbelah menjadi dua kelompok yang saling bermusuhan, yakni kubu Houthi dan kubu pemerintahan Hadi. Houthi menguasai ibu kota Sana’a, sedangkan Hadi beberapa kali memimpin dari pengasingan di Arab Saudi.
Terkait langkah terbaru STC, pemerintahan Hadi mengeluarkan kecaman keras. Mereka menyebut STC sebagai kelompok pemberontak yang harus bertanggung jawab jika pandemi Covid-19 merebak di wilayah Yaman selatan. Menteri Luar Negeri Yaman Mohammed Abdullah al-Hadrami dalam pernyataannya, Minggu, meminta pemerintah Arab Saudi mengambil sikap tegas dan menyatakan posisinya di dalam konflik Yaman.
Deklarasi pembentukan pemerintahan sendiri oleh STC diumumkan selang beberapa jam setelah koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi secara sepihak menyatakan perpanjangan waktu gencatan senjata selama satu bulan ke depan, menghentikan sementara konflik bersenjata dengan kelompok Houthi. Perpanjangan gencatan senjata itu diambil untuk memberikan waktu kepada tim kesehatan dan para pihak terkait menangani pandemi Covid-19 di Yaman.
Juru bicara pasukan koalisi Arab, Kolonel Turki al-Maliki, mengatakan bahwa Pemerintah Arab Saudi tidak menutup kemungkinan gencatan senjata permanen dengan Houthi selepas gencatan senjata sementara ini berakhir, Mei nanti. Pemerintah di beberapa provinsi tidak mengakui pemerintahan bentukan STC. Mereka menyatakan tetap berada di bawah pemerintahan Hadi.
Langkah pemisahan yang diambil oleh STC dipicu, antara lain, banjir di beberapa provinsi yang dikuasai pasukan koalisi ini, termasuk banjir parah yang melanda kota Aden. Bencana banjir itu menewaskan 21 orang dan puluhan keluarga kehilangan tempat tinggal.
Selain itu, STC menilai, pasca-penandatanganan kesepakatan pembagian kekuasaan yang berlangsung di Riyadh, November 2019, antara STC dan pemerintahan Hadi, tidak ada kemajuan yang berarti selama lima bulan terakhir. (AFP/MHD)